Jumat, 10 Maret 2023

Kisah Segelas Susu



Pada akhir bulan Ramadhan beberapa tahun yang lalu, ada seorang anak lelaki miskin yang hidup dengan menjual jasa semir sepatu dari pintu ke pintu, setelah cukup lama berkeliling menjajakan jasanya yang belum juga laku sama sekali, ia pun mulai kelelahan dan baru menyadari bahwa di kantongnya hanya tersisa uang beberapa rupiah saja, dan kala itu dia lapar sekali dan sangat kehausan.

Anak kecil tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak kecil itu kehilangan keberanian ketika seorang wanita muda cantik membukakan pintu rumah. Bocah kecil itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air putih.

Wanita muda tersebut memperhatikannya dengan penuh selidik, dan setelah melihat betapa pucatnya wajah anak kecil itu, ia pun berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah sangat lapar dan haus, oleh karena itu ia segera masuk dan kembali dengan membawakan segelas besar susu segar dari dalam lemari es-nya. 

Untuk beberapa saat anak kecil itu tertegun dan heran, namun kemudian ia segera meminum segelas susu tersebut dengan pelan-pelan, seraya ditatap dengan penuh iba hati oleh wanita muda tersebut, dan tak lama kemudian anak kecil itu bertanya dengan polos, 

“Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini?”

Wanita itu menjawab dengan tersenyum, seraya berkata, 

“Kamu tidak perlu membayar apapun Dik, semenjak kami masih kecil, ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk segala bentuk kebaikan,” kata wanita itu dengan suara yang bijak dan terdengar ikhlas. 

Dengan menitikan air mata, bocah lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata dalam hati,

“Dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku berterima kasih banyak kepada Anda. Semoga Tuhan membalas ketulusan dan kebaikan Anda.”

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Tidak terasa, 20 tahun kemudian, wanita muda tersebut, menjadi tua dan mulai sering sakit-sakitan. Hingga suatu ketika ia mengalami sakit yang serius dan keadaannya sangat kritis. Para dokter di seluruh kota-kota besar di Jawa Barat sudah tidak ada yang sanggup menangani penyakitnya.

Oleh keluarganya, ia akhirnya dikirim untuk berobat ke kota Jakarta, yaitu di sebuah rumah sakit terkenal dimana terdapat seorang dokter spesialis yang sangat ahli dan cukup ternama, yang diharapkan akan mampu untuk melakukan pemeriksaan lebih dalam dan dapat menangani penyakit langka tersebut. 

Pada saat dokter spesialis itu mendengar nama dan kota asal si wanita tersebut dari perawatnya, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter tersebut. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui lorong rumah sakit, dan segera menuju ke kamar dimana si pasien wanita tersebut dirawat.

Dengan ekspresi wajah yang menyiratkan rasa keingintahuan yang sangat tinggi, dokter muda tersebut segera menemui si pasien wanita itu. Sejenak ia tertegun, namun kemudian ia langsung mengenali wanita itu hanya pada sekali pandangan. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi team dokter dan memutuskan untuk melakukan upaya yang paling terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Dan sejak hari itu, ia selalu memberikan perhatian yang sangat istimewa dan khusus pada kasus penyakit pasien wanita tua yang satu itu.

Setelah melalui perjuangan yang sangat panjang, akhirnya diperoleh juga sebuah kemenangan. Wanita itu sembuh! 

Segera dokter ini meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan dan rekapitulasi pengobatannya. Tidak lama berselang, kemudian dokter melihat tagihannya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien melalui salah satu perawatnya. 

Sejenak wanita tua itu merasa takut untuk membaca tagihan tersebut, di benaknya ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya.

Akhirnya dengan membaca basmallah, ia pun memberanikan diri untuk membuka dan membaca tagihan tersebut, dan ia sangat terkejut begitu mengetahui bahwa ternyata semua tagihan untuknya selama 2 bulan perawatan dirinya di rumah sakit sudah dibayar lunas, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan tebal yang dicap stempel rumah sakit dan berbunyi...

“Telah dibayar lunas 22 tahun yang lalu dengan segelas besar susu.” Tertanda (nama dokter spesialis yang merawatnya) 

Wanita tua itu sungguh tidak bisa mempercayai peristiwa ini, spontan ia pun menangis bersimbah air mata kebahagiaan yang membanjiri matanya. Ia berdoa lirih seraya mengucapkan, 

“Subhannallah... terima kasih ya Allah, bahwa cinta dan kasih sayang-Mu telah menyirami seluruh bumi ini melalui hati dan tangan-tangan hamba-Mu yang kau kehendaki.”

Demikianlah, setiap kebaikan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan hati seorang hamba kepada hamba Allah lainnya, kelak pasti akan dibayar Allah dengan cara yang tiada terduga. Begitupun sebaliknya.

Karena Dia lah yang Maha menggenggam di balik setiap kejadian di dunia ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar