Kamis, 09 Maret 2023

Utsman bin Affan


 

Beliau adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang termasuk as shabiqunal awwalun atau orang-orang yang pertama masuk islam ini dikenal sebagai saudagar kaya yang sangat dermawan. Kira-kira ia lima tahun lebih muda dari Nabi Muhammad SAW. 

Utsman adalah seorang saudagar yang kaya dan terkenal akan kedermawanannya. Usahanya berdagang kain sukses dan menghasilkan keuntungan yang berlimpah. Namun kekayaannya ini tidak dihamburkannya untuk hal-hal yang tidak berguna. Beliau justru membelanjakan hartanya di jalan Allah, seperti membiayai kebutuhan umat dan untuk kemajuan Islam. Beliau juga memiliki kekayaan ternak yang melebihi orang Arab lainnya pada masa itu.

Rahasia di balik kekayaan Ustman bin Affan yaitu sabar menjalani profesinya sebagai pedagang dan beryukur atas penghasilan yang didapat. Utsman adalah seorang pedagang yang gigih dan tidak pernah menyia-nyiakan waktu. 

Selain kaya, Utsman bin Affan juga suka mendermakan hartanya misalnya saja dia rela menanggung pembiayaan perang sebesar 50 persen yang diambil dari harta kekayaanya dan juga dia berinisiatif memperindah Masjid Nabawi pada waktu itu. Rahasia kedermawanan Utsman bin Affan adalah keikhlasan dan tawakkal.

Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk kepentingan agama dan masyarakat umum.

Berikut ini adalah beberapa cara Utsman memanfaatkan harta kekayaannya: 

  1. Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham atau lebih dari Rp 12 milyar yang kira-kira sama dengan dua setengah kilogram emas pada waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum.
  2. Beliau mendermakan 1.000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1.000 dirham atau sama dengan lebih dari Rp 63 juta untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut.
  3. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1.000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.

Kekayaan Utsman sangat banyak, di antaranya, mewariskan 70.000 properti (ladang pertanian) seharga @ 160juta (total Rp 11,2 Trilyun), cash flow per bulan dari properti = 70.000 x 40 jt = 2,8 Trilyun/tahun atau 233 Milyar/bulan. Simpanan = hutang dalam bentuk cash. (*1 dinar = Rp 1,2 juta IDR (Indonesian Rupiah))

Beliau memiliki simpanan uang = 151 ribu dinar plus seribu dirham, mewariskan properti sepanjang wilayah Aris dan Khaibar, memiliki beberapa sumur senilai 200 ribu dinar (Rp 240 M).

Dalam Keterangan lain:

  • Tarikah 1 (tunai): 30 juta dirham = 1.845.690.000.000
  • Tarikah 2 (tunai): 150.000 dinar = 291.219.750.000
  • Sedekah: 200.000 dinar = 388.293.000.000
  • Unta: 1000 ekor = 7.740.000.000

(Sumber: al-Bidayah wa an-Nihayah, Juz 7, hal. 214, Ibn Katsir)

Jumlah: 2.532.942.750.000 (Dua Trilyun, Lima Ratus Tiga Puluh Dua Milyar, Sembilan Ratus Empat Puluh Dua Juta, Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

Perhitungan di atas bisa jadi lebih kecil dari realitanya karena beberapa aset dan sedekah beliau yang tidak dimasukkan.

Kekayaan Usman setelah meninggal berupa 150.000 dinar dan 1.000.000 dirham ditemukan di rumahnya. Tanah-tanah yang bebas pajak tak ada batasnya. Nilai total aset yang dimiliki Usman di Wadi al Qura dan Hunain adalah 100.000 dinar. Onta dan kuda tak terhitung banyaknya. [Muruj adz Dzahabi, Jilid 1, Hlm 435]

Namun di akhir masa kekhalifahan dan hidupnya, harta yang dimiliki Utsman ra hanya tersisa dua ekor unta saja. Semuanya dinafkahkan untuk kesejahteraan ummat. Bahkan beliau pun tidak mau menerima tunjangan (gaji) dari baitul maal. Subhanallah, inilah karakter khas generasi didikan langsung Rasulullah SAW.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar