Jumat, 05 Agustus 2022

Diutusnya angin lembut untuk mencabut ruh orang yang beriman


“Dan di antaranya adalah berhembusnya angin yang lembut untuk mencabut ruh orang-orang yang beriman. Maka, tidak ada lagi di muka bumi orang yang berkata, “Allah, Allah”, yang ada hanyalah manusia yang paling durjana dan kepada merekalah Kiamat terjadi.”

Telah tetap sebuah riwayat tentang sifat angin ini, ia adalah angin yang lebih lembut daripada sutera. Hal itu merupakan kemuliaan yang Allah berikan pada hamba-hamba-Nya yang beriman di jaman yang penuh dengan fitnah dan kejelekan.

Dijelaskan dalam hadits an-Nawwas bin Sam’an yang panjang tentang kisah Dajjal, turunnya Isa, dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj: “Tiba-tiba saja Allah mengutus angin yang lembut, sehingga (angin tersebut) mengambil (mewafatkan) mereka dari bawah ketiak-ketiak mereka, lalu diambillah setiap ruh mukmin dan Muslim, dan yang tersisa hanyalah manusia yang paling durjana. Mereka menggauli wanita-wanita mereka secara terang-terangan bagaikan keledai, maka kepada merekalah kiamat akan terjadi.” Shahiih Muslim, bab Dzikrud Dajjaal (XVIII/70, Syarh an-Nawawi)

Muslim meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Rasulullah bersabda: “Dajjal keluar… (lalu beliau menuturkan haditsnya, di dalamnya diungkapkan:) Kemudian Allah mengutus Isa bin Maryam seakan-akan ia adalah ‘Urwah bin Mas’ud, lalu beliau mencarinya (Dajjal), kemudian membinasakannya. Selanjutnya manusia berdiam selama tujuh tahun di mana tidak ada permusuhan di antara dua orang. Lalu Allah mengutus angin dingin dari arah Syam, tidak ada seorang pun di muka bumi yang memiliki kebaikan atau keimanan sebesar biji sawi di hatinya melainkan Allah mencabutnya, walaupun seseorang di antara kalian masuk ke tengah-tengah gunung niscaya angin tersebut akan memasukinya sehingga ia mencabutnya (mewafatkannya).” Shahiih Muslim, kitab Asyraatus Saa’ah bab Dzikrud Dajjal (XVIII/75-76, Syarh an-Nawawi)

Beberapa hadits telah menunjukkan bahwa keluarnya angin ini terjadi setelah turunnya Nabi Isa as, tepatnya setelah terbunuhnya Dajjal dan binasanya Ya’juj dan Ma’juj.

Demikian pula, sesungguhnya keluarnya angin tersebut terjadi setelah matahari terbit dari barat, setelah keluarnya binatang besar (dari perut bumi) juga berbagai macam tanda-tanda besar kiamat lainnya. Lihat Faidhul Qadiir (VI/417).

Berdasarkan hal itu, maka keluarnya angin sangat dekat dengan terjadinya kiamat.

Hadits-hadits yang menjelaskan keluarnya angin ini sama sekali tidak bertentangan dengan hadits: “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, mereka akan senantiasa ada sampai hari Kiamat.” Shahiih Muslim, kitab al-Iimaan bab Nuzuulu Isa ibni Maryam Haakiman (II/ 193, Syarh an-Nawawi)

Dalam riwayat lain:

“Selalu menampakkan kebenaran, orang yang menghinakan mereka tidak akan pernah bisa membahayakannya, hingga datang perintah Allah sementara mereka tetap dalam keadaan demikian.” Shahiih Muslim, kitab al-Imaarah, bab Qauluhu laa Tazaalu Thaa-ifatun min Ummatii Zhaa-hiriin (XIII/65, Syarh Muslim).

Makna hadits ini bahwa mereka senantiasa berada di atas kebenaran hingga angin lembut tersebut mencabut nyawa mereka menjelang kiamat. Jadi, maknanya adalah berhembusnya angin tersebut. Lihat Syarah an-Nawawi li Shahiih Muslim (II/132), dan Fat-hul Baari (XIII/ 19, 85).

Dijelaskan dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu anhuma, bahwa munculnya angin tersebut berasal dari arah Syam, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Sementara dijelaskan di dalam hadits lain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mengirimkan angin dari arah Yaman yang lebih lembut daripada sutera, angin itu tidak akan pernah meninggalkan seorang pun yang di dalam hatinya terdapat keimanan seberat biji sawi melainkan dia mencabutnya (mewafatkannya).” Shahiih Muslim, bab Fir Riih al-Lati Takuunu Qurbal Qiyaamah (II/132, Syarh an-Nawawi).

Hal ini bisa dijawab dari dua sisi:

  • Kemungkinan akan ada dua angin, dari arah Syam dan dari arah Yaman.
  • Bisa juga bahwa awalnya dari salah satu di antara dua daerah tersebut, kemudian sampai ke arah lainnya (dari dua arah itu), dan menyebar di sana.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar