Senin, 22 Mei 2023

Mahar perkahwinan Nabi Adam As

Mahar perkahwinan Adam

    

Pergaulan hidup adalah persahabatan! Dan pergaulan antara lelaki dengan wanita akan berubah menjadi perkawinan apabila disertai dengan mahar. Dan kini apakah bentuk mahar yang harus diberikan? Itulah yang sedang difikirkan Adam. Untuk keluar dari keraguan, Adam a.s berseru: “Illahi, Rabbi! Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau permata?”.

“Bukan!”, kata Tuhan.

“Apakah hamba akan berpuasa atau sholat atau bertasbih untuk-Mu sebagai maharnya?”, tanya Adam a.s dengan penuh pengharapan.

“Bukan!”, tegas suara Ghaib.

Adam diam, mententeramkan jiwanya. Kemudian bermohon dengan tekun: “Kalau begitu tunjukilah hamba-Mu jalan keluar!”.

Allah SWT berfirman: “Mahar Hawa ialah sholawat sepuluh kali atas Nabi-Ku, Nabi yang bakal kubangkitkan, yang membawa pernyataan dari sifat-sifat-Ku : Muhammad, cincin permata dari para anbiya dan penutup serta penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali!”. Adam as. merasa lega. Ia mengucapkan sepuluh kali salawat ke atas Nabi Muhammad SAW sebagai mahar kepada isterinya. Suatu mahar yang bernilai spiritual, karena Nabi Muhammad SAW adalah rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Hawa mendengarkannya dan menerimanya sebagai mahar. “Hai Adam, kini Aku halalkan Hawa bagimu”, perintah Allah, “Dan dapatlah ia sebagai isterimu!”.

Adam as. bersyukur lalu menemui isterinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan segala keterbukaan dan cinta kasih yang seimbang.

Allah SWT berfirman kepada mereka: “Hai Adam, diamlah engkau bersama isterimu di dalam surga dan makanlah (serta nikmatilah) apa saja yang kamu berdua ingini, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini karena (apabila mendekatinya) kamu berdua akan menjadi zalim.” (Al-Araaf: 19).

Dengan pernikahan ini Adam as. tidak lagi merasa kesepian di dalam surga. Inilah percintaan dan pernikahan yang pertama dalam sejarah ummat manusia, dan berlangsung di dalam surga yang penuh kenikmatan. Yaitu sebuah pernikahan agung yang dihadiri oleh para bidadari, jin dan disaksikan oleh para malaikat.

Peristiwa pernikahan Adam dan Hawa terjadi pada hari Jum’at. Entah berapa lama keduanya berdiam di surga, hanya Allah SWT yang tahu. Lalu keduanya diperintahkan turun ke bumi. Turun ke bumi untuk menyebar luaskan keturunan yang akan mengabdi kepada Allah SWT dengan janji bahwa surga itu tetap tersedia di hari kemudian bagi hamba-hamba yang beriman dan beramal soleh.

Firman Allah SWT : Kami berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu. Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah: 38)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar