Rabu, 12 April 2023

Keluarnya Kaum Bani Israil dari Mesir



Bani Israil yang cukup menderita akibat tindasan Firaun dan kaumnya yang kejam dan bengis itu, pada akhirnya sadar bahwa Musa lah yang benar-benar dikirimkan oleh Allah untuk membebaskan mereka dari cengkaman Firaun dan kaumnya. Maka berduyun-duyunlah mereka datang kepada Nabi Musa memohon pertolongannya agar mengeluarkan mereka dari Mesir.

Kemudian berangkatlah rombongan kaum Bani Israil di bawah pimpinan Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Baitul Maqdis. Sambil berjalan kaki dengan cepat karena takut tertangkap oleh Firaun dan bala tentaranya yang mengejar mereka dari belakang akhirnya tibalah mereka pada waktu fajar di tepi lautan merah setelah selama semalam suntuk dapat melewati padang pasir yang luas.

Rasa cemas dan takut makin mencekam hati para pengikut Nabi Musa dan Bani Israil ketika melihat laut terbentang di depan mereka sedang dari belakang mereka dikejar oleh Firaun dan bala tentaranya yang akan berusaha mengembalikan mereka ke Mesir. Mereka tidak meragukan lagi bahwa bila mereka tertangkap, maka hukuman matilah yang akan mereka terima dari Firaun yang zalim itu.

Pada saat yang kritis itu, di mana para pengikut Nabi Musa berdebar-debar ketakutan, seraya menanti tindakan Nabi Musa yang kelihatan tenang saja, turunlah wahyu Allah kepada Nabi-Nya dengan perintah agar memukulkan air laut dengan tongkatnya. Maka dengan izin Allah terbelah laut itu, tiap-tiap belahan merupakan seperti gunung yang besar. Di antara kedua belahan air laut itu terbentang dasar laut yang sudah mengering yang segera di bawah pimpinan Nabi Musa dilewatilah oleh kaum Bani Israil menuju ke tepi timurnya.

Setelah mereka sudah berada di bagian tepi timur dalam keadaan selamat terlihatlah oleh mereka Firaun dan bala tenteranya menyusuri jalan yang sudah terbuka di antara dua belah gunung air itu. Kembali rasa cemas dan takut mengganggu hati mereka seraya memandang kepada Nabi Musa seolah-olah bertanya apa yang hendak dia lakukan selanjutnya. Saat itu Nabi Musa telah diperintah oleh Allah agar tenang menanti Firaun dan bala tentaranya turun semua ke dasar laut. Karena takdir Allah telah mendahului bahwa mereka akan tenggelam.

Berkatalah Firaun kepada kaumnya tatkala melihat jalan terbuka bagi mereka di antara dua belah gunung air itu: “Lihat bagaimana lautan terbelah menjadi dua, memberi jalan kepada kami untuk mengejar orang-orang yang melarikan diri itu. Mereka mengira akan dapat melepaskan dari kejaran dan hukumanku. Mereka tidak mengetahui bahwa perintahku berlaku dan ditaati oleh laut, apalagi oleh manusia. Tidakkah ini semuanya membuktikan bahwa aku adalah yang berkuasa yang harus disembah olehmu?” Maka dengan rasa bangga dan sikap sombongnya turunlah Firaun dan bala tenteranya ke dasar laut yang sudah mengering itu melakukan gerak-cepatnya untuk menyusul Musa dan Bani Israil yang sudah berada di tepi bahagian timur.

Demikianlah maka setelah Firaun dan bala tentaranya berada di tengah-tengah lautan yang membelah itu, jauh dari kedua tepinya, tibalah perintah Allah dan kembalilah air yang menggunung itu menutupi jalur jalan yang terbuka di mana Firaun dengan sombongnya sedang memimpin barisan tentaranya mengejar Musa dan Bani Israil. Terpendamlah mereka hidup-hidup di dalam perut laut dan berakhirlah riwayat hidup Firaun dan kaumnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar