Senin, 14 Maret 2022

Tanda-Tanda Kelainan Yang Dialami Selama Kehamilan


 A. Tanda bahaya kehamilan


Mengatasi keluhan-keluhan yang terjadi selama kehamilan merupakan suatu hal yang perlu diketahui oleh para ibu hamil. Diharapkan dengan demikian kehamilan yang sedang dijalani bukan menjadi suatu hal yang menyiksa hari-hari ibu hamil, tapi menjadi sesuatu hal yang menyenangkan. 

Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda gejala yang menunjukkan ibu hamil atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan berbahaya. Bila ada tanda bahaya, biasanya ibu perlu mendapat pertolongan segera di Rumah Sakit (hospital emergency).

Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal. Namun 15 sampai 20 di antara 100 ibu hamil mengalami gangguan pada kehamilan, persalinan atau nifas.

Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak, dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya (unpredictable disruption). Karena itu, tiap ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda bahaya. Tujuannya, agar dapat segera mencari pertolongan ke bidan, dokter, atau langsung ke rumah sakit, untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya.

Ada beberapa tanda bahaya yang perlu dikenali yaitu:

1. Ibu tidak mau makan dan muntah terus

Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual dan kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan akan hilang dengan sendirinya pada kehamilan lebih dari 3 bulan.

Tetapi, bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus menerus sampai ibu lemah dan tak dapat bangun, keadaan ini berbahaya bagi keadan janin dan kesehatan.

2. Berat badan ibu hamil tidak naik

Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg, karena adanya pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat kehamilan (pregnancy cause). Kenaikan berat badan itu biasanya terlihat nyata sejak kehamilan berumur 4 bulan sampai menjelang persalinan.

Bila berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan keempat atau kurang dari 45 kg pada akhir bulan keenam (end of second trismester), pertumbuhan janin mungkin terganggu. Kehidupan janin mungkin terancam. Ibu mungkin kekurangan gizi. Mungkin juga ibu mempunyai penyakit lain. 

3. Pendarahan

Pendarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran. Sedangkan pendarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan.

4. Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala kadangkala disertai kejang

Bengkak/sakit kepala pada ibu hamil bisa membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan.

5. Demam tinggi

Hal ini biasanya karena infeksi atau malaria. Demam tinggi bisa membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan (prematur).

6. Keluar air ketuban sebelum waktunya

Merupakan tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam kandungan.

7. Bayi di dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak, dimana keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin

8. Nyeri kepala yang sangat hebat

9. Gangguan pada penglihatan

10. Nyeri perut yang sangat hebat



B. Kehamilan bermasalah

Berikut disampaikan beberapa kehamilan bermasalah:

1. Keguguran

Keguguran (abortus) adalah “hantu” menakutkan bagi ibu yang memang mengharapkan kehamilannya. Berdoa pada Yang Maha Kuasa sudah seharusnya dilakukan untuk menjauhi kejadian yang tidak diinginkan ini. Bayangan akan hadirnya buah hati, lucunya bayi mungil sirna sudah ketika keguguran menghampiri. Ditambah lagi oleh rasa sakit, stress, dan bahkan trauma menghantui para ibu hamil yang mengalami keguguran. Tapi itu saja belum cukup. Ibu hamil pun mesti memiliki pengetahuan mengenai tanda-tanda dan penyebab keguguran. Oleh karena itu, mari kita ketahui mengenai apa itu keguguran, apa penyebabnya dan bagaimana tanda-tanda dari keguguran ini. Agar dengan diketahui mengenai seluk beluk keguguran, diharapkan keguguran dapat terhindarkan.

Keguguran diartikan sebagai keluarnya janin atau persalinan prematur sebelum mampu untuk hidup. Risiko keguguran memiliki persentase sebesar 15% - 40% dari ibu hamil, dan 60-75% keguguran terjadi sebelum usia kehamilan 3 bulan. Namun jumlah kejadian atau risiko keguguran akan menurun pada usia kehamilan di atas 3 bulan. 

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keguguran adalah:

  • Adanya kelainan pada janin yang disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat dan dikeluarkan tubuh.
  • Adanya kelainan pada ibu, seperti kelainan pada sistem hormonal (bisa hormon prolaktin yang terlalu tinggi atau progesteron yang terlalu rendah), sistem kekebalan tubuh, infeksi menahun, dan penyakit berat yang diderita si ibu hamil.
  • Adanya kelainan pada rahim. Kelainan yang paling umum terjadi adalah adanya miom (tumor jaringan otot) yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio. Kelainan lain yaitu rahim terlalu lemah sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilan dalam rahim yang terlalu lemah biasanya hanya mampu bertahan hingga akhir trimester pertama.
  • Penyebab lain adalah infeksi, seperti terkena virus TORCH, HIV, Hepatitis dll.
  • Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok, mengkonsumsi minuman keras, obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat gangguan kehamilan.

Sebelum keguguran benar-benar terjadi, biasanya ada beberapa tanda yang menunjukkan adanya sesuatu yang tidak betul pada proses kehamilan. 

Ada beberapa tanda yang bisa dijadikan peringatan dini keguguran, setidaknya dengan begitu ibu bisa lebih waspada. Gejala-gejala tersebut adalah:

  • Tidak enak badan; merasa lemas atau tidak fit seperti hari-hari sebelumnya.
  • Perut tidak nyaman, kepala pusing, atau terasa limbung.
  • Mimisan.
  • Jika ibu mengalami gejala tadi, beberapa tindakan ini bisa membantu mengatasinya:
  • Minum air putih, setelah itu bisa diteruskan dengan minum minuman segar lain, seperti jus.
  • Makan makanan bergizi. Jika tidak bisa (karena mual), makanlah buah-buahan segar, biskuit, atau minum susu.
  • Hentikan semua aktivitas.
  • Lakukan relaksasi (atur napas dan tenangkan pikiran). Kuatkan keyakinan bahwa ibu dapat melalui kondisi ini dengan baik. Berdoalah dan pikirkan hal-hal yang menyenangkan yang akan dilakukan dengan si jabang bayi saat ia lahir nanti.
  • Jika semua ini tidak membuat kondisi ibu membaik, segera hubungi dokter. Jika Anda diminta datang kontrol, sempatkan diri untuk itu. Saat pemeriksaan, ceritakan apa yang terjadi. Sebaiknya ibu tidak melewatkan satu gejala pun karena anamnesis (mencari keterangan dari pasien) sangat memengaruhi diagnosis. Akan baik bila ibu memiliki buku catatan kejadian dan pengalaman selama kehamilan.
  • Ada juga gejala umum keguguran yang memerlukan penanganan medis segera, yaitu:
  • Ibu hamil kehilangan tanda-tanda kehamilan, seperti tegangnya payudara disertai pusing dan tubuh terasa loyo.
  • Nyeri di bagian tengah perut yang bertambah parah dan berlanjut lebih dari sehari.
  • Mengalami kontraksi berlebihan. Cirinya perut mulas dan tegang yang teramat sangat.
  • Pendarahan yang cukup banyak, seperti saat menstruasi atau dalam satu jam bisa menghabiskan lebih dari dua pembalut. Namun waspadai juga keluarnya bercak-bercak darah yang berlanjut terus-menerus (selama lebih dari tiga hari).
  • Ibu mengeluarkan gumpalan berwarna merah muda atau keabuan-abuan dari vagina. Ini bisa diartikan keguguran telah dimulai. Jika ini terjadi di rumah, simpan gumpalan tersebut untuk diperlihatkan kepada dokter. Bukti ini sangat membantu dalam penegakkan diagnosis; apakah ibu hamil hanya mengalami ancaman keguguran atau memang sudah mengalami keguguran. Bila memang sudah jadi, apakah janin sudah keluar sebagian atau sudah lengkap, dan apakah membutuhkan prosedur D&C (Dilation dan Curetage).
  • Punya riwayat keguguran dan saat hamil sekarang mengalami pendarahan atau kejang, atau kedua-duanya.
  • Bila ibu hamil merasakan satu atau lebih gejala di atas, segeralah datang ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan yang semestinya.
  • Jenis-jenis abortus
  • Apakah ibu hamil yang mengalami gejala-gejala tadi pasti akan kehilangan calon bayinya? Belum tentu. Pendarahan yang dialami ibu hamil, umpamanya, bisa bukan merupakan tanda keguguran tapi hal lain, seperti letak plasenta yang tidak benar atau karena ibu hamil mengalami trauma.
  • Abortus sendiri pun digolongkan menjadi tiga; abortus yang mengancam, abortus spontan, serta abortus lanjut.
  • Abortus mengancam
  • Biasanya terjadi di antara kehamilan timester pertama dan kedua awal. Tanda-tandanya; ibu mengalami kontraksi, pendarahan, dan bisa disertai keluarnya cairan. Janin bisa diselamatkan jika masih dalam kondisi baik dan ostium (lubang rahim) belum terbuka. Sebaliknya jika lubang rahim sudah terbuka, dokter tidak bisa berbuat banyak. Kemungkinan yang terjadi adalah abortus spontan.
  • Abortus spontan
  • Yakni keluarnya janin dari dalam rahim sebelum dapat hidup mandiri. Biasanya terjadi di kehamilan trimester pertama atau bahkan sebelum seorang wanita menyadari bahwa dirinya hamil. Dengan kata lain, abortus spontan bisa terjadi tanpa diketahui karena gejalanya mirip haid hanya lebih berat dan lebih terasa tegang. Maka itu waspadai bila ibu mengalami keluarnya bercak-bercak darah yang terus-menerus, pendarahan disertai nyeri di bagian tengah perut dan kadang-kadang disertai sakit pinggang serta terdapat bekuan darah.
  • Penyebab abortus jenis ini adalah kelainan embrio, janin atau plasenta kekurangan hormon, penyakit infeksi yang diderita ibu seperti gondong, cacar air dan campak atau juga reaksi auto-immune dimana sel-sel kekebalan ibu menyerang janin.
  • Abortus lanjut
  • Keluarnya hasil konsepsi yang disebabkan kelainan plasenta dan serviks atau ibu hamil terpapar bahan beracun seperti asap rokok, alkohol dan bahan kimia. Tanda-tandanya sama dengan abortus spontan.
  • Jenis keguguran
  • Istilah keguguran sendiri dibedakan berdasarkan waktu kejadiannya. Disebut keguguran dini jika terjadi sebelum minggu ke-12 kehamilan dan keguguran lambat jika terjadi setelah minggu ke-12. Pembagian lain adalah keguguran penuh dan tidak penuh. Disebut keguguran penuh apabila jaringan janin dan plasenta keluar seluruhnya dari rahim pada saat keguguran. Disebut keguguran tidak penuh jika sebagian jaringan fetus tertinggal dalam rahim.
  • Siapa yang paling berisiko keguguran?
  • Risiko keguguran lebih banyak dialami ibu-ibu dengan kondisi:
  • Ketika mengandung berusia lebih dari 33 tahun atau suami berusia lebih dari 53 tahun.
  • Pernah mengalami keguguran lebih dari 3 kali.
  • Pernah melahirkan bayi meninggal atau bayi cacat.
  • Punya keluarga dengan riwayat keguguran.
2. Mual dan muntah

Gejala mual dan muntah (morning sickness) adalah hal yang paling sering dialami oleh para ibu hamil, terutama terjadi pada awal-awal kehamilan atau pada trimeseter pertama. Mual dan muntah ini disebabkan oleh adanya perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil. Selain itu mual dan muntah dapat terjadi bila ibu mencium aroma makanan tertentu.

Walaupun mual dan muntah akan hilang dengan sendirinya ketika kehamilan memasuki trimester kedua, namun mual dan muntah patut diwaspadai. Mual dan muntah dapat menyebabkan kekurangan gizi baik pada ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Trimester pertama merupakan masa kritis dimana janin berada dalam tahap awal pembentukan organ-organ tubuh. Jika janin mengalami kekurangan gizi tertentu, pembentukan organ yang sempurna dapat mengalami kegagalan. Selain itu, janin juga berisiko lahir dengan berat badan lahir rendah.

Tips untuk mengatasi mual dan muntah:
  • Makanlah dalam jumlah sedikit tetapi sering, jangan makan dalam jumlah porsi besar karena justeru akan menambah rasa mual. Tetap berusaha makan ketika kondisi perut terasa enak, usahakan makan 5-6 kali sehari dalam jumlah porsi yang lebih sedikit dan untuk menghindari perut yang kosong.
  • Hindari makanan yang banyak mengandung lemak, bumbu, terlalu asam atau pedas.
  • Makanlah makanan yang banyak mengandung kadar karbohidrat dan protein. Perbanyak pula konsumsi buah dan sayuran
  • Hindari makanan yang mengandung aroma yang akan membuat Anda mual dan muntah.
  • Minumlah segelas teh hangat untuk mengatasi gangguan mual dan muntah.
  • Perbanyak cairan dengan meminum air putih, susu rendah lemak, atau jus buah untuk mengganti cairan yang dikeluarkan selama muntah dan menghindarkan dari dehidrasi.
  • Perbanyak makanan yang banyak mengandung vitamin B6 seperti pisang, avokad, beras, atau sereal.

Jika mual dan muntah ini terus berlanjut hingga usia kehamilan memasuki trimester kedua, segera konsultasikan permasalahan ini dengan dokter.

3. Keputihan

Peningkatan hormon selama kehamilan menyebabkan produksi carian vagina yang disebut lokore. Cairan ini berwarna putih, encer dan tidak berbau. Keluarnya cairan ini adalah normal selama tidak menjadi banyak, berubah warna, berbau, adanya rasa gatal atau iristasi. Jika cairan ini menjadi demikian, segera konsultasikan ke dokter.

4. Kehamilan di luar kandungan

Kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan, artinya bahwa sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma tidak menempel di dalam rahim. Sel telur yang sudah dibuahi bisa menempel di tuba falopii, ovarium, perut atau leher rahim. Apabila konsepsi menempel pada salah satu organ-organ itu, konsepsi tidak bisa berkembang menjadi embrio karena organ tersebut tidak cukup memiliki ruang ataupun jaringan yang bersifat melindungi seperti rahim. Jika embrio sampai tumbuh, calon ibu berisiko mengalami pendarahan dan terancam. Janin kehamilan ektopik hampir tidak pernah lahir hidup, bahkan biasanya gugur pada delapan minggu pertama.

Gejalanya adalah mual muntah, pusing, lemah dan rasa sakit pada salah satu bagian di perut bawah serta disertai pendarahan ringan. Jika tuba falopii pecah, akan terjadi pendarahan dalam yang sangat serius serta timbul rasa sakit sampai calon ibu bisa pingsan.

Tindakan untuk mengatasi masalah tergantung pada lokasi dan usia kehamilan. Bila masalah ini terdiagnosa pada awal kehamilan, Anda akan disuntik methotrexate untuk menggugurkan konsepsi tersebut. Jika kehamilan sudah beberapa minggu, Anda perlu dioperasi untuk mengangkat konsepsi itu keluar. Konsepsi bisa juga dikeluarkan melalui laporoskopi, operasi dengan invasi minimal terhadap tubuh. Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik masih bisa hamil normal dan sehat pada kehamilan berikutnya.

5. Kehamilan dengan kista

Kista adalah kantung berisi cairan yang muncul secara tidak normal dalam jaringan tubuh. Kista dapat muncul di berbagai organ tubuh. Salah satunya pada indung telur. Kista yang muncul di dalam indung terur bisa sebesar kacang atau bahkan besar sekali, lebih besar dari ukuran bayi. Kebanyakan jenis ini tidak berbahaya dan sering ditemukan pada wanita usia subur. Beberapa dapat menyebabkan pendarahan dan rasa sakit. Ada pula kista yang berupa karsinoma (bibit kanker). Bila kista ini merupakan bibit kanker, Anda perlu berkonsultasi pada dokter onkologi.

Gejalanya adalah rasa sakit pada perut bawah, otot pelvis, vagina, paha, dan punggung bawah. Rasa sakit ini bisa terasa terus menerus atau hilang timbul. Gejala lainnya adalah rasa mual, muntah, pertambahan berat badan, kelelahan, pertumbuhan rambut di tubuh dan wajah meningkat. Timbulnya kista jenin ini dapat berpengaruh pada siklus menstruasi dan timbulnya rasa sakit sebelum atau pada masa menstruasi.

Tindakan untuk mengatasi kista tergantung pada ukuran, gejala, dan jenis keganasan kista tersebut. Kista ada berbagai macam. Dokter Anda akan menentukan perawatan setelah pemeriksaan menyeluruh. Bila kista timbul tanpa rasa ketidaknyamanan, Anda hanya perlu pemeriksaan teratur ke ginekolog. Bila ada rasa sakit, diatasi obat seperti ibuprofen atau acetaminophen. Bila kista lebih dari 5 cm, baik Anda dalam keadaan hamil maupun tidak, maka kista tersebut harus diangkat melalui operasi. Operasi pengangkatan kista pada wanita hamil harus menunggu sampai janin berusia empat bulan. Pada beberapa kasus, kista bisa hancur dengan sendirinya. Kalaupun kista tidak hancur, janin tetap bisa berpeluang lahir selamat.

6. Kehamilan anggur

Kehamilan anggur adalah kehamilan dengan plasenta yang tidak normal karena masalah yang muncul pada saat sel telur dan sperma bergabung. Masalah ini disebabkan oleh keridaksempurnaan genetik pada saat pembuahan, sehingga ada pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rahim. Kehamilan anggur jarang menghasilkan embrio yang berkembang. Yang lebih cepat tumbuh justru bahan-bahan pendukung janin ketimbang janin itu sendiri. Bahan-bahan ini adalah sel-sel yang berbentuk seperti kumpulan anggur sehingga kehamilan ini popular disebut sebagai hamil anggur. Kehamilan anggur bisa terjadi terjadi tanpa janin sama sekali. Hal ini terjadi ketika sperma membuahi telur yang kosong sehingga tidak ada embrio tetapi hanya ada plsenta di dalam rahim. Plasenta tumbuh dan memproduksi hormon kehamilan sehingga muncul tanda positif pada test pack Anda.

Gejalanya adalah pembesaran rahim lebih cepat dari yang semestinya, peningkatan tekanan darah, mual, muntah, vlek, dan pendarahan, serta dapat memilki gejala sakit tiroid. 

Periksakan leher rahim untuk mengetahui tanda-tanda yang lain seperti rahim membesar atau mengecil, ovarium yang membesar, serta mendeteksi kadar hormon hCG yang abnormal. Kehamilan anggur dapat terlihat melalui USG.

Tindakan untuk mengatasinya adalah kuretase. Anda yang pernah mengalami kehamilan anggur perlu menunggu satu tahun sebelum mulai hamil kembali. Bila Anda pernah hamil anggur, sebaiknya tidak menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi.

Risiko kehamilan yang perlu diwaspadai

Ada beberapa kehamilan yang perlu dihindari, karena keadaan tersebut mungkin menimbulkan masalah. Bila seperti itu terlanjur terjadi, ibu perlu memeriksakan kehamilannya lebih sering dan meminta pertolongan persalinan kepada dokter/bidan di rumah sakit. Ibu dan keluarganya perlu mengenali tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas. Risiko kehamilan yang perlu diwaspadai adalah bila:

1. Umur ibu hamil kurang dari 20 tahun

Pada umur di bawah 20 tahun, rahim dan panggul seringkali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya ibu hamil pada usia itu mungkin mengalami persalinan lama/macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua

2. Umur ibu hamil lebih dari 35 tahun

Pada umur 35 tahun atau lebih kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan pendarahan.

3. Jumlah anak 4 orang atau lebih

Pada kehamilan rahim ibu teregang oleh adanya janin, bila terlalu sering melahirkan rahim akan semakin lemah. Bila ibu telah melahirkan 4 anak atau lebih maka perlu diwaspadai adanya gangguan pada waktu kehamilan, persalinan dan nifas. Pada kasus ini yang sering terjadi adalah pendarahan.

4. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun

Bila jarak kelahiran dengan anak sebelumnya kurang dari 2 tahun, rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik. Kehamilan dalam keadaan ini perlu diwaspadai karena ada kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, mengalami persalinan lama atau pendarahan.

5. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm

Bila tinggi badan ibu kurang dari 145 cm perlu diwaspadai bahwa ibu mungkin mempunyai panggul sempit, hingga sulit melahirkan. Walaupun tidak selalu demikian ibu harus merencanakan persalainannya dengan pertolongan bidan atau dokter.

6. Ibu dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

Ibu yang lingkar lengan atasnya kurang dari 23,5 cm perlu diwaspadai karena berarti ibu mungkin menderita kekurangan energi kronis (KEK) atau kekurangan gizi yang lama. Bila hamil ibu mungkin akan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Pertumbuhan dan perkembangan janin mungkin terhambat, sehingga mempengaruhi kecerdasan anak nantinya.

7. Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya

Bila ibu hamil pernah mengalami kehamilan dan persalinan yang bermasalah sebelumnya, ibu perlu perlu diperhatikan. Adapun riwayat itu adalah:
  1. Pendarahan
  2. Kejang-kejang
  3. Demam tinggi
  4. Persalinan lama (> 12 jam)
  5. Melahirkan dengan caesar
  6. Bayi lahir mati
  7. Pernah di operasi seksio sesaria (operasi caesar)
  8. Pendarahan dari jalan lahir selain lendir bercampur darah
  9. Persalinan kurang dari 37 minggu (kurang bulan)
  10. Ketuban pecah disertai dengan keluar mekonial kental (cairan warna keruh)
  11. Ketuban pecah disertai tidak terasa gerakan janin
  12. Ketuban telah pecah lebih dari 24 jam atau ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan
  13. Ada tanda gejala infeksi: suhu tubuh tinggi, menggigil, nyeri perut dan cairan ketuban yang berbau
  14. Tekanan darah lebih dari 160/110
  15. Tinggi fundus 41 cm atau lebih kehamilan kembar
  16. Ada tanda gerakan janin berkurang (10 gerakan dalam 1 hari)
  17. Kepala janin belum masuk panggul pada persalinan
  18. Letak sungsang, lintang/malang
  19. Bagian terendah bukan kepala saja, tapi ada bagian lain misalnya tangan/lengan
  20. Tali pusat keluar sebelum bayi lahir
  21. Syok
  22. Anemia
  23. Kuning
  24. Kehamilan kembar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar