Kamis, 31 Maret 2022

Sebab-sebab siksa kubur



Orang-orang yang mengalami siksa di kuburnya dilatarbelakangi oleh beberapa sebab dan telah banyak yang meriwayatkannya. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tidak beristinja’ setelah kencing, ghibah dan namimah

  • Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah saw pernah bersabda saat melewati dua buah kuburan,

“Kedua mayit ini sedang disiksa. Keduanya tidak disiksa karena dosa besar. Salah satunya disiksa karena tidak beristinja’ setelah kencing dan yang lain disiksa karena selalu mengadu domba (namimah).”

Kemudian Rasulullah mengambil sebuah pelepah kurma basah dan membaginya menjadi dua, masing-masing ditancapkan  pada dua kuburan tersebut. Para sahabat bertaya, “Kenapa engkau berbuat begitu?” Rasulullah menjawab, “Barangkali bisa meringankan siksa keduanya selama belum kering.” (HR.Nasa’i)

Hadits tersebut diriwayatkan dengan berbagai sanad, di antaranya dikutip al Khallal dari Abu Hurairah ra,

“Sementara yang lain selalu menjelekkan orang lain dengan lisannya dan mengadu domba.”

Juga yang dikutip Thabrani dari Aisyah, Anas bin Malik dan Ibnu Umar serta dikutip Abu yu’la dari Jabir,

“Salah satunya selalu meng-ghibah orang lain.”

Al-Astram juga mengutip riwayat Abu Umamah,

“Orang-orang mengatakan, ‘Wahai nabi, hingga kapan mereka akan disksa?’ Rasulullah menjawab,

‘Ini adalah hal ghaib yang hanya diketahui oleh Allah. Kalau hati kalian tidak berbeda-beda dan kalau bukan karena pembicaraan kalian yang bermacam-macam, kalian pasti akan mendengar seperti yang sedang aku dengar.’”

  • Aisyah ra pernah bercerita,

“Ada seorang wanita Yahudi yang menemuiku seraya berkata, ‘Siksa kubur itu karena air kencing.’ Akupun menanggapinya, ‘Bohong engkau.’ Dia berkata kembali, ‘Aku tidak berbohong, nanti kitapun akan menarik kulit dan pakaian karena siksa tersebut.’ Tiba-tiba Rasululah keluar untuk menunaikan shalat, sementara pembicaraan kami terdengar semakin keras. Rasulullah bertanya, ‘Ada apa ini?’ Akupun memberitahukan apa yang telah dikatakan wanita Yahudi tersebut. Rasulullah berkata, ‘Wanita tersebut memang benar.’ Sejak itu Rasulullah tidak pernah shalat lagi kecuali selalu membaca doa usai shalat berikut, ‘Ya Tuhan, Jibril, Mikail dan israfil, lindungilah aku dari panasnya neraka dan siksa kubur.’” (HR.Nasa’i)

  • Dari Abdurrahman bin Hasanah bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda,

“Apakah kalian tahu apa yang dialami orang bani Israil? Jika mereka sampai terkena air kencing, mereka memotong bagian tubuh yang terkena air kencing tersebut. Kemudian mereka dilarang dan diapun disiksa di kuburannya.” (HR.Abu Daud)

  • Dari Abu Hurairah ra bahwa rasulullah bersabda,

“Hal yang paling banyak menyebabkan siksa kubur adalah air kencing.” (HR.Ibnu Majah)

  • Ibnu Abbas meriwayatkan dari Rasulullah,

“Kebanyakan orang yang disiksa di alam kubur adalah karena air kencing. Jadi, bersihkanlah diri kalian dari air kencing.” (HR. Hakim)

  • Dari Anas ra, Rasulullah pernah berkata;

“Bertaqwalah kepada Allah dalam hal air kencing karena air kencing adalah hal pertama yang akan dihisab di alam kubur.”

  • Rasulullah pernah bersabda,

‘Maimunah, berlindunglah kepada Allah dari siksa kubur!’

Aku bertanya, ‘Rasulullah, apakah siksa kubur benar-benar ada?’

Rasulullah menjawab, ‘Ya Maimunah, dan siksaan yang paling pedih adalah karena ghibah dan namimah.’

’Siksaan terhadap ketiga hal tersebut terjadi di alam kubur karena alam kubur merupakan tempat kehidupan akhirat yang pertama kali. 


2. Perbuatan maksiat yang berkaitan dengan hak Allah dan anak Adam

Hak Allah swt yang pertama kali dihisab adalah shalat, sementara di antara hak anak Adam yang pertama kali dihisab adalah harga diri. Hal yang akan dihisab di alam barzah adalah amalan sebagai pembuka dan sarana untuk menunaikan kedua hak tersebut. Amal pembuka shalat yang dimaksudkan adalah thaharah/bersuci dari hadats dan kotoran.

Sedangkan amal yang pertama kali melanggar harga diri anak Adam adalah namimah dan menjelekkan orang lain, yang mana keduanya adalah jenis perbuatan menyakiti orang lain yang mudah dilakukan siapapun. 

3. Tidak menolong orang lain yang dizalimi padahal ia mampu

Abu Maisarah Amr bin Syarhabil berkata,

“Seorang laki-laki telah meninggal. Setelah dikubur, para malaikatpun mendatanginya seraya berkata, ‘Kami akan mencambukmu sebanyak seratus kali.’ Laki-laki tesebut lalu menyebutkan shalat, puasa dan ijtihatnya. Para malaikatpun mengurangi cambukannya hingga hanya sepuluh kali. Laki-laki tersebut sekali lagi memohon. Para malaikat mengabulkan hingga dikurangi menjadi satu cambukan saja. Para malaikatpun mencambuk laki-laki tersebut satu kali saja hingga membuat kuburannya berkobaran api dan membuatnya pingsan. Saat sadar, laki-laki tersebut bertanya, ‘Kenapa kalian mencambukku sekeras itu?’ Mereka menjawab, ‘Dulu engkau pernah kencing dan melaksanakan shalat tanpa berwudhu. Engkau juga pernah mendengar seseorang meminta tolong karena dizalimi namun tidak engkau tolong.’”


4. Meninggalkan jihad di jalan Allah

  • Miqdam bin Ma’dikarib pernah meriwayatkan bahwa rasulullah saw pernah bersabda,

“Di mata Allah, orang yang mati syahid akan mendapat enam balasan, yaitu dosanya diampuni saat itu juga, diperlihatkan tempat kembalinya di surga, dijauhkan dari siksa kubur, diselamatkan saat datang goncangan terbesar (hari Kiamat), dipakaikan mahkota kehormatan yang mana satu permata dari mahkota tersebut melebihi harga dunia seisinya dan akan dikaruniai istri sebanyak tujuh puluh istri dari wanita-wanita tercantik serta tujuh puluh sanak saudaranya akan mendapatkan pertolongan.”

  • Thabrani da lainnya meriwayatkan dari Abu Ayyub ra bahwa Rasulullah bersabda,

“Barangsiapa yang pergi menghadapi musuh Allah, bersabar hingga terbunuh atau menang, maka tidak akan mendapatkan siksa kubur.”

  • Sebuah riwayat dari Salman ra bahwa Rasulullah pernah bersabda,

“Berperang selama satu hari satu malam itu lebih baik daripada berpuasa dan shalat malam satu bulan. Jika terbunuh, maka amal perbuatannya akan terus mengalir, rezekinya juga akan terus dialirkan dan selamat dari siksa kubur.” 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar