Kamis, 17 Maret 2022

Fitnah Akhir Zaman



Dari Ma’qil bin Yasar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Beribadahlah pada waktu terjadi al Haraj (pembunuhan) seperti hijrah ke saya.” (HR Muslim, Turmudzi, dan Ibnu Majah)

Dari Zubair bin Adly bahwa ia melaporkan kepada Anas setelah perdebatan, lalu ia (Anas) berkata, “Bersabarlah kalian! Susungguhnya, tidak akan datang pada kalian suatu zaman kecuali yang lebih jelek daripadanya hingga kalian menjumpai Tuhan kalian. Ini saya dengar dari Nabi SAW.” (HR Bukhari dan Turmudzi)

Dari Tsauban ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku takuti dari umatku adalah para pemimpin yang sesat. Jika meletakkan pedang pada umatku, ia tidak akan mengangkatnya sampai hari kiamat.” (HR Abu daud dan Ibnu Majah)

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Qudamah Al Jumahi dari Ishaq bin Abu Furat dari Al Maqburi dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah Ruwaibidlah itu?” Beliau menjawab: “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.” (Sunan Ibnu Majah)

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana denganmu jika kamu berada di tengah kekacauan, janji-janji dan amanat mereka abaikan, kemudian mereka berselisih seperti ini?” Lalu, beliau menyilangkan antara jari-jari. Abdullah bin Amr bertanya, “Lalu, dengan apa engkau menyuruhku?” Beliau menjawab, “Jagalah rumah, keluargamu, lidahmu, dan lakukanlah apa yang kamu tahu dan tinggalkan yang mungkar, serta berhati hatilah dengan urusanmu sendiri, lalu tinggalkanlah perkara yang umum.” (HR Abu Daud dan Nasa’i)

Dari Hudzaifah bin al Yaman ra bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan akan datang kejahatan?” Beliau menjawab, “Ya, banyak penyeru yang mengajak ke pintu jahanam, maka, barangsiapa yang mengijabahnya (mengikutinya), mereka akan dilemparkan ke dalamnya.” Aku bertanya, “Sifatkanlah mereka itu kepada kita.” Beliau SAW berkata, “Mereka dari golongan kita dan berbicara dengan bahasa kita,” Aku berkata, “Lalu, kau suruh apa ketika aku melihatnya?” Beliau SAW menjawab, “Lazimilah (berpeganglah) pada jamaah Muslimun dan imam mereka.” Aku berkata, “Jika tidak ada jamaah dan Imam?” Beliau SAW menjawab, “Jauhilah semua kelompok itu meskipun akar pohon melilitmu hingga maut menjemputmu, dan engkau tetap seperti itu.” (HR Muslim)

Dari Abu Dzar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Wahai Abu Dzar, bagaimana kamu jika berada dalam kekacauan?” Lalu beliau SAW menyilangkan jari jarinya. Abu Dzar berkata, “Apa yang akan engkau perintahkan kepadaku, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Bersabarlah! Bersabarlah! Manusia akan berpura pura dengan akhlak dan perbuatan mereka.” (HR Hakim dan Baihaqi)

Dari Ma’qil bin Yasar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Beribadahlah pada waktu terjadi al Haraj (pembunuhan) seperti hijrah ke saya.” (HR Muslim, Turmudzi, dan Ibnu Majah)

Dari Zubair bin Adly bahwa ia melaporkan kepada Anas setelah perdebatan, lalu Ia (Anas) berkata, “Bersabarlah kalian!, Susungguhnya, tidak akan datang pada kalian suatu zaman kecuali yang lebih jelek daripadanya hingga kalian menjumpai Tuhan kalian. Ini saya dengar dari Nabi SAW.” (HR Bukhari dan Turmudzi)

Dari Tsauban ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku takuti dari umatku adalah para pemimpin yang sesat. Jika meletakkan pedang pada umatku, ia tidak akan mengangkatnya sampai hari kiamat.” (HR Abu daud dan Ibnu Majah)

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Qudamah Al Jumahi dari Ishaq bin Abu Furat dari Al Maqburi dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah Ruwaibidlah itu?” beliau menjawab: “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.” (Sunan Ibnu Majah)

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana denganmu jika kamu berada di tengah kekacauan, janji janji dan amanat mereka abaikan, kemudian mereka berselisih seperti ini?” Lalu, beliau menyilangkan antara jari jari. Abdullah bin Amr bertanya,” Lalu, dengan apa engkau menyuruhku?” Beliau menjawab, “Jagalah rumah, keluargamu, lidahmu, dan lakukanlah apa yang kamu tahu dan tinggalkan yang mungkar, serta berhati hatilah dengan urusanmu sendiri, lalu tinggalkanlah perkara yang umum” (HR Abu Daud dan Nasa’i)

Dari Hudzaifah bin al Yaman ra bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan akan datang kejahatan?” Beliau menjawab, “Ya, banyak penyeru yang mengajak ke pintu jahanam, maka, barangsiapa yang mengijabahnya (mengikutinya), mereka akan dilemparkan ke dalamnya.” Aku bertanya, “Sifatkanlah mereka itu kepada kita.” Beliau SAW berkata, “Mereka dari golongan kita dan berbicara dengan bahasa kita,” Aku berkata, “Lalu, kau suruh apa ketika aku melihatnya?” Beliau SAW menjawab, “Lazimilah (berpeganglah) pada jamaah Muslimun dan imam mereka.” Aku berkata, “Jika tidak ada jamaah dan Imam?” Beliau SAW menjawab, “Jauhilah semua kelompok itu meskipun akar pohon melilitmu hingga maut menjemputmu, dan engkau tetap seperti itu.” (HR Muslim)

Dari Abu Dzar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Abu Dzar, bagaimana kamu jika berada dalam kekacauan?” Lalu beliau SAW menyilangkan jari-jarinya. Abu Dzar berkata, “Apa yang akan engkau perintahkan kepadaku, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Bersabarlah! Bersabarlah! Manusia akan berpura-pura dengan akhlak dan perbuatan mereka.” (HR Hakim dan Baihaqi)

Kondisi mendekati hari kiamat kelak, karena banyaknya fitnah, peperangan, pembunuhan dan timbangan berkurang. Maksud dari timbangan berkurang adalah perbandingan antara wanita dan pria tidak seimbang.

Jika banyak cobaan dan peperangan yang dilakukan manusia, timbangan itu tentunya berkurang. Banyak laki-laki terbunuh sehingga yang tersisa banyak wanita karena laki-laki memang ditugaskan untuk berperang. Dengan demikian yang terbunuh kebanyakan adalah kaum laki-laki, bukan wanita. Para wanita tidak ikut serta dalam banyak peperangan sehingga para wanita itu mendatangi laki-laki yang masih tersisa. Tidak ada seorangpun saat itu yang dapat mencegahnya dengan agama dan budi pekerti. Dikatakan bahwa pada saat itu, satu laki-laki berbanding empat puluh hingga lima puluh wanita. Setiap kali para wanita itu menjumpai laki-laki, mereka akan mengatakan, “Nikahilah aku, nikahilah aku!”

Shahih Bukhari: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al ‘Alaa’ telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pasti akan datang pada manusia suatu zaman yang ketika seseorang berkeliling membawa shadaqah emas, lalu ia tidak mendapati seseorang yang mau menerimanya lagi. Lalu akan terlihat satu orang laki-laki akan diikuti oleh empat puluh orang wanita, yang mereka mencari kepuasan dengannya karena sedikitnya jumlah laki-laki dan banyaknya wanita.”

Atau dalam hadits lainnya, dari Anas Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Di antara tanda-tanda kiamat adalah berkurangnya ilmu, munculnya kebodohan, tersebarnya perzinahan, banyak wanita, dan sedikitnya laki-laki sehingga lima puluh wanita mempunyai satu laki-laki.” (HR Bukhari)

Pengetahuan tetap ada pada Allah SWT, mungkin kondisi ini tidak akan terjadi dalam satu waktu atau satu zaman, tetapi bersambung hingga mendekati tanda-tanda besar menjelang kiamat. Tanda-tandanya adalah banyak perzinaan, yang juga merupakan tanda-tanda kiamat. Sedangkan, perzinaan itu tidak akan terjadi kecuali jumlah wanita lebih banyak dibanding lelaki. Akhirnya, setiap laki-laki memiliki empat puluh-lima puluh wanita sebagaimana disebutkan dalam hadits tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar