Rabu, 17 Agustus 2022

Pertemuan Musa dengan Firaun



Musa dan Harun mendapatkan kesempatan menemui raja Firaun yang menyatakan dirinya sebagai tuhan itu, setelah menempuh beberapa rintangan yang biasa ditemui oleh orang yang ingin bertemu dengan raja pada waktu itu. Pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun dihadiri pula oleh beberapa anggota pemerintahan dan para penasihatnya.

Bertanya Firaun kepada mereka berdua : “Siapakah kamu berdua ini?”

Musa menjawab: “Kami, Musa dan Harun adalah pesuruh Allah kepadamu agar engkau membebaskan Bani Israil dari perhambaan dan penindasanmu dan menyerahkan mereka kepada kami agar menyembah kepada Allah dengan leluasa dan menghindari siksaanmu.”

Firaun yang segera mengenal Musa berkata kepadanya: “Bukankah engkau adalah Musa yang telah kami asuh sejak masa bayimu dan tinggal bersama kami dalam istana sampai mencapai usia remajamu, mendapat pendidikan dan pengajaran yang menjadikan engkau pandai? Dan bukankah engkau yang melakukan pembunuhan terhadap diri seorang dari golongan kami? Sudahkah engkau lupa itu semuanya dan tidak ingat akan kebaikan dan jasa kami kepada kamu?”

Musa menjawab: “Bahwasanya engkau telah memelihara aku sejak masa bayiku, itu bukanlah suatu jasa yang dapat engkau banggakan. Karena jatuhnya aku ke dalam tanganmu adalah akibat kekejaman dan kezalimanmu tatkala engkau memerintah agar orang-orangmu menyembelih setiap bayi-bayi laki yang lahir, sehingga ibu terpaksa membiarkan aku terapung di permukaan sungai Nil di dalam sebuah peti yang kemudian dipungut oleh isterimu dan selamatlah aku dari penyembelihan yang engkau perintahkan. Sedang mengenai pembunuhan yang telah aku lakukan itu adalah akibat godaan syaitan yang menyesatkan, namun peristiwa itu akhirnya merupakan suatu rahmat dan barakah yang terselubung bagiku. Sebab dalam perantauanku setelah aku melarikan diri dari negerimu, Allah mengaruniakan aku dengan hikmah dan ilmu serta mengutus aku sebagai Rasul dan pesuruh-Nya. Maka dalam rangka tugasku sebagai Rasul datanglah aku kepadamu atas perintah Allah untuk mengajak engkau dan kaummu menyembah Allah dan meninggalkan kezaliman dan penindasanmu terhadap Bani Israil.”

Firaun bertanya: “Siapakah Tuhan yang engkau sebut-sebut itu, hai Musa? Adakah tuhan di atas bumi ini selain aku yang patut disembah dan dipuja?”

Musa menjawab: “Ya, yaitu Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu serta Tuhan seru sekalian alam.”

Tanya Firaun: “Siapakah Tuhan seru sekalian alam itu?”

Musa menjawab: “Ialah Tuhan langit dan bumi dan segala apa yang ada antara langit dan bumi.”

Berkata Firaun kepada para penasihatnya dan pembesar-pembesar kerajaan yang berada di sekitarnya. Sesungguhnya Rasul yang diutus kepada kamu ini adalah seorang yang gila kemudian ia balik bertanya kepada Musa dan Harun: “Siapakah Tuhan kamu berdua?”

Musa menjawab: “Tuhan kami ialah Tuhan yang telah memberikan kepada tiap-tiap makhluk sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberi petunjuk kepadanya.”

Firaun bertanya: “Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu yang tidak mempercayai apa yang engkau ajarkan ini dan malah menyembah berhala dan patung-patung?”

Musa menjawab: “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku. Jika Dia telah menurunkan azab dan siksanya atas mereka maka itu adalah karena kecongkakan dan kesombongan serta keengganan mereka kembali ke jalan yang benar. Jika Dia menunda azab dan siksa mereka hingga hari kiamat, maka itu adalah kehendak-Nya yang hikmahnya kami belum mengetahuinya. Allah telah mewahyukan kepada kami bahwa azab dan siksanya adalah jalan yang benar.”

Firaun yang sudah tidak berdaya menolak dalil-dalil Nabi Musa yang diucapkan secara tegas dan berani merasa tersinggung kehormatannya sebagai raja yang telah mempertuhankan dirinya lalu menunjukkan amarahnya dan berkata kepada Musa dengan mengancam: “Hai Musa! jika engkau mengakui tuhan selain aku, maka pasti engkau akan kumasukkan ke dalam penjara.”

Musa menjawab: “Apakah engkau akan memenjarakan aku walaupun aku dapat memberikan kepadamu tanda-tanda yang membuktikan kebenaran dakwahku?”

Firaun menentang dengan berkata: “Datangkanlah tanda-tanda dan bukti-bukti yang nyata yang dapat membuktikan kebenaran kata-katamu jika engkau benar-benar tidak berdusta.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar