Senin, 10 Januari 2022

Puisi Kahlil Gibran Tentang Kehidupan Di Desa dan Di Kota



Kehidupan di Desa


Kita yang hidup di tengah-tengah gemerlap kota, 
tidak tahu apa-apa tentang kehidupan orang-orang desa 
di pegunungan.

Kita tersapu ke dalam keberadaan perkotaan yang sekarang, 
hingga kita lupa irama kehidupan di desa yang sederhana, 
yang penuh kedamaian, 
yang menuai di musim gugur, 
beristirahat di musim dingin, 
meniru alam dalam segala siklusnya.
Kita lebih kaya daripada orang desa dalam perak dan emas, 
tetapi mereka lebih kaya dalam roh.
Yang kita taburkan tidak kita tuai. 
Mereka menuai apa yang mereka taburkan. 
Kita adalah budak keuntungan, 
dan mereka adalah anak-anak kecukupan diri. 
Kekeringan kita akan cawan kehidupan bercampur 
dengan kepahitan serta keputus-asaan, 
ketakutan dan keletihan, 
tetapi mereka minum manisnya kepenuhan kehidupan.


~***~




Kota

Wahai penduduk kota yang bising, 
yang hidup dalam kegelapan, 
yang bergegas menuju kenelangsaan, 
yang mengkhotbahkan kepalsuan, 
dan berbicara dengan kebodohan.... 
Sampai kapankah engkau tetap tidak tahu apa-apa? 
Sampai kapankah engkau hidup dalam kotornya kehidupan 
dan terus meninggalkan kebun-kebunnya?

Mengapakah engkau mengenakan jubahmu
yang compang-camping, berupa kepicikan, 
padahal alam telah merancang pakaian 
dari sutera yang indah bagimu?

Pelita hikmat sudah meredup, 
tibalah saat untuk mengisi ulang minyaknya. 
Rumah keberuntungan sejati mulai dihancurkan. 
Tibalah saatnya untuk membangun kembali 
dan menjaganya. 
Pencuri-pencuri berupa ketidaktahuan 
telah mencuri harta berupa kedamaianmu. 
Tibalah saatnya untuk merebutnya kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar