Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,
Pertama kali ketika aku melihatnya lemah,
padahal seharusnya ia bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya
berjalan terjingkat-jingkat
di hadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan
dengan pilihan yang sulit dan mudah,
ia memilih yang mudah
Keempat kalinya,
ketika ia melakukan kesalahan
dan mencoba menghibur diri
dengan mengatakan bahwa semua orang
juga melakukan kesalahan
Kelima kali,
ia menghindar karena takut,
lalu mengatakannya sebagai sabar
Keenam kali,
ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk
padahal ia tahu,
bahwa wajah itu adalah salah satu topeng
yang sering ia pakai
Dan ketujuh,
ketika ia menyanyikan lagu pujian
dan menganggap itu sebagai sesuatu
yang bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar