Senin, 18 Juli 2022

Tujuan Takziah.


Takziah

Menurut bahasa, takziah artinya adalah menghibur. Sedangkan pengertian takziah menurut istilah syara' adalah mengunjungi keluarga orang yang meninggal dunia dengan tujuan supaya keluarga yang ditinggalkan dan sedang mendapat musibah dapat terhibur, diberikan kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi musibah serta mendo’akan mayit atau orang yang meninggal agar diampuni oleh Allah dosa-dosanya selama menjalani hidup di dunia.

Takziah hukumnya adalah sunnah. Takziah adalah merupakan kewajiban bagi setiap muslim kepada muslim yang lain dan orang yang meninggal dunia berhak atas hak takziah. Perlu kita ketahui bahwasanya hak orang Islam yang lain ada lima, yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, menghadiri undangan, dan mendo’akan orang yang bersin.

Tujuan Takziah.

Takziah tujuannya adalah menghibur keluarga yang ditinggal agar tidak meratapi kematian dan musibah yang diterimanya dan agar orang yang mendapat musibah (dapat) menahan dengan penuh kesabaran. Apabila jika tidak dihibur maka keluarga almarhum/almarhumah bisa menangis dan susah. Keadaan demikian, menurut satu riwayat, akan memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap almarhum/almarhumah. 

Takziah juga merupakan mau'izah (nasihat) bagi pelaku takziah agar mengingat kematian dan bersiap-siap mencari bekal hidup di akhirat karena maut datang tanpa memandang umur dan waktu. Kedatangannya tak dapat ditunda atau diajukan. 

Namun, tidak ada kata-kata khusus. Yang terbaik dalam bertakziah adalah mengucapkan lafaz yang Rasulullah sallalahu’alaihi wa salam berikan saat takziah.

Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Dalam takziah tidak ada sesuatu (ucapan) yang tertentu.” (Al-Umm, 1/317)

Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Kami tidak mengetahui dalam takziah sesuatu (ucapan) tertentu.” (Al-Mughni, 2/212)

Syekh Ibnu Baz rahimahullah mengatakan, “Tidak ada dalam (takziah) ucapan tertentu. Bahkan seorang muslim dibolehkan memberi takziah kepada saudaranya yang muslim dengan kata-kata yang tepat seperti mengucapkan,

“Semoga Allah menghilangkan kesedihanmu, menghapus musibahmu, dan mengampuni mayat dari kerabatmu. Jika mayatnya muslim.” (Majmu’ Fatawa, 13/380)

Syekh Al-Albany rahimahullah mengatakan, “Dan memberikan ungkapan takziah dalam persangkaan dapat menghiburnya, menahan kesedihan dan dapat menerima dengan penuh keredo’an dan kesabaran. Yang baik adalah sesuai riwayat dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam jika dia mengetahui dan mengingatnya. Kalau tidak, maka cukup dengan perkataan baik yang dapat mencapai tujuannya dan tidak bertentangan dengan agama.” (Ahkamu Al-Janaiz, 1/63)

Yang terbaik adalah memberikan takziah kepada orang yang ditimpa musibah dengan apa yang diucapkan oleh Nabi sallallahu alaihi wa sallam kepada putrinya dengan mengatakan:

“Sesungguhnya milik Allah apa yang diambil dan bagi-Nya apa yang diberikan. Segala sesuatu disisi-Nya ajal yang telah ditentukan. Maka bersabarlah dan berharap (pahala dari-Nya).” (HR. Bukhari, no. 1284 dan Muslim, no. 923)

Terdapat dalam kitab Al-Jauharah Al-Munirah, 1/110: “Perkataan takziah adalah:

‘Semoga Allah memberikan pahala besar bagi Anda, bagus dalam takziah, memaafkan mayat Anda, diberi kesabaran dan dicurahkan pahala kepada kami dan Anda dengan penuh kesabaran. Yang lebih bagus dari itu adalah takziah Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam kepada salah satu putrinya dikala salah satu putranya (cucunya) meninggal dunia. 

“Sesungguhnya milik Allah apa yang diambil dan bagi-Nya apa yang diberikan. Segala sesuatu di sisi-Nya ajal yang telah ditentukan.”

Syekh Al-Albany rahimahullah mengatakan, “Ungkapan takziah semacam ini meskipun juga berlaku bagi orang yang mendekati kematian, namun takziah dengannya bagi orang yang telah meninggal dunia itu lebih utama dengan dalil nash. Oleh karena itu Nawawi rahimahullah mengomentari dalam kitab ‘Al-Azkar’ dan lainnya “Hadits ini adalah (ungkapan) takziah yang paling bagus.” (Ahkamu Al-Janaiz, 1/164)

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “(Ungkapan) takziah yang terbaik adalah apa yang diucapkan takziah oleh Nabi sallallahu’alaihi wa sallam kepada salah seorang putrinya kemudian beliau menyebutkan hadits tadi. Kemudian beliau melanjutkan, “Sementara apa yang telah dikenal oleh orang-orang dengan ucapan

“Semoga Allah membesarkan pahala bagi Anda, menghibur kesedihanmu dan memaafkan mayat seseorang darimu.”

Kata-kata ini pilihan dari sebagian ulama, akan tetapi apa yang ada dalam sunnah itu lebih utama dan lebih bagus.” (Majmu’ Fatawa, 17/339)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar