Senin, 11 Juli 2022

Tata Cara Shalat Jenazah.



Masih banyak kaum mislimin yang belum tahu atau bahkan menganggap remeh shalat jenazah. Namun perlu ketahui, bahwa Nabi Muhamad shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda,

“Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga ikut menshalatkannya, maka dia mendapatkan satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga ikut mengantar ke kubur, maka mendapatkan dua qirath”. Ditanyakan, “Apakah yang dimaksudkan dengan dua qirath itu? “Beliau menjawab, “Seperti dua gunung yang besar.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

Sesudah kita tahu dengan keutamaan yang besar ini, maka selayaknya bagi kita semua untuk mengetahui tata cara shalat jenazah, sebagaimana yang diajarkan di dalam sunnah Nabi Muhamad shallallahu’alaihi wasallam. 

Imam berdiri tepat di bagian kepala mayit, jika jenazah adalah seorang laki-laki atau di bagian tengah badan (perut) jika jenazah seorang wanita. Kemudian makmum berdiri di belakangnya, sebagaimana dalam shalat yang lain, kemudian bertakbir sebanyak empat kali dengan rincian sebagai berikut:

1. Takbir yang pertama

Takbiratul ihram tanpa membaca do’a iftitah, lalu mengucapkan ta’awudz dan basmalah dan membaca Al-Fatihah.

2. Takbir kedua

Membaca shalawat sebagaimana bacaan shalawat ketika Tahiyat. Yaitu mengucapkan shalawat atas Nabi shallallahu’alaihi wasallam, 

“Allahumma Shalli 'Ala Muhammad Wa 'Ala Ali Muhammad Kama Shallaita 'Ala Ibrahim Wa ‘Ala Ali Ibrahim Innaka Hamidun Majid. Allahumma Baarik 'Ala Muhammad Wa ‘Ala Ali Muhammad  Kama Baarakta ‘Ala Ibrahim Wa ‘Ala Ali Ibrahim Innaka Hamidun Majid.

“Ya Allah limpahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia, dan berikanlah berkah kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”

3. Takbir ketiga

Pada takbir yang ketiga ini membaca do’a untuk jenazah, Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits: 

Allaahummaghfir lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Wa’fu ‘ahu, Wa Akrim Nuzulahu, Wa Wassi’ Madkhalahu, Waghsilhu Bil Maa’i WatsTsalji Wal Barodi, Wa Naqqihi Minal Khathaayaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho Minad Danasi, Wa Abdilhu Daaran Khairan Min Daarihi, Wa Ahlan Khairan Min Ahlihi, Wa Zaujan Khairan Min Zaijihi, Wa Adkhilhul Jannata, Wa A’idhu Min ‘Adzaabil Qabri wa min ‘adzaa binnaar.

“Ya Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim 2/663)

Atau boleh juga,

Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi.

“Ya Allah, ampunilah dia, maafkanlah dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es”. 

Atau boleh juga,

Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu.

“Ya Allah, ampunilah dia, rahmati dia dan maafkanlah dia.”

4. Takbir keempat

Setelah takbir yang ke empat, diam sejenak atau membaca do’a yang berbunyi: 

Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu waghfirlanaa walahu, wali ikhwaaninalladziina sabaquunaa bil iimaani, walaa taj’al fii quluu binaa ghillaa lilladzii na aamanuu, robbanaa innaka ro uu furrohiim.

“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepadanya atau janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya, dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia.”

Atau boleh juga,

Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu.

5. Membaca salam

Salam seperti biasa dilakukan dalam shalat-shalat yang lain dengan mengucapkan:

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarokatuh

Ada perbedaan dalam penyebutan mayit dalam do’a pada shalat jenazah.

Do’a di atas untuk mayit lelaki satu orang.

Kalau dua orang laki-laki atau perempuan, diganti dengan: HUMA.

Kalau perempuan satu orang, diganti dengan: HA.

Kalau banyak mayit lelaki: HUM.

Kalau banyak mayit wanita: HUNNA.

Kalau gabung banyak mayat lelaki dan wanita, bisa pakai: HUM.

Contoh: Allahummaghfir lahum warhamhum, wa’aafihi wa’fu ‘anhum

Sebagian ulama berpendapat diam tanpa membaca apapun setelah takbir ke empat sedangkan sebagian lain mengisinya dengan bacaan di atas. Yang berpendapat diam berdasarkan pada hadits Abu Umamah Sahl bin Hunaif radhiallahu anhu dimana beliau berkata:

“Yang menjadi sunnah dalam shalat jenazah adalah bertakbir (yang pertama) lalu membaca Al-Fatihah, kemudian (pada takbir kedua) bershalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, kemudian (pada takbir ketiga) mendo’akan jenazah. Tidak boleh membaca Al-Qur`an kecuali pada takbir yang pertama.” (HR. Al-Hakim: 1/360, Al-Baihaqi: 4/39, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ahkam Al-Jana`iz hal. 121)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar