Selasa, 05 Juli 2022

Segera Kedokter Saat Kamu Mengalami Ini Saat Hamil



Adapula beberapa tanda bahaya pada kehamilan yang sesegera mungkin dibutuhkan pertolongan dokter. Tanda-tanda bahaya tersebut dapat berupa : 

  • Sakit perut yang hebat atau bertahan lama.
  • Pendarahan atau terjadi bercak pada vagina.
  • Bocornya cairan atau perubahan dalam cairan yang keluar dari vagina. Yakni jika menjadi berair, lengket, atau berdarah.
  • Adanya tekanan pada panggul, sakit di punggung bagian bawah atau kram sebelum usia 37 minggu kehamilan.
  • Kencing yang sakit atau terasa seperti terbakar.
  • Sedikit kencing atau tidak kencing sama sekali.
  • Muntah berat atau berulangkali.
  • Menggigil atau demam di atas 101oF (38, 3oC).
  • Rasa gatal yang menetap di seluruh tubuh, khususnya jika dibarengi kulit tubuh menguning, urine berwarna gelap, dan feses berwarna pucat.
  • Gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, pandangan kabur, buram, atau ada titik mata yang terasa silau jika memandang sesuatu.
  • Sakit kepala berat yang bertahan lebih dari 2-3 jam.
  • Pembengkakan atau terasa berat akibat cairan (edema) pada tangan, muka dan sekitar mata, atau penambahan berat badan yang tiba-tiba, sekitar 1 kilo atau lebih, yang tidak berkaitan dengan pola makan.
  • Kram parah yang menetap pada kaki atau betis, yang tidak mereda ketika ibu hamil menekuk lutut dan menyentuhkan lutut itu ke hidung.
  • Penurunan gerakan janin. Sebagai panduan umum, jika terjadi kurang dari 10 gerakan dalam 12 jam pada kehamilan minggu ke-26 atau lebih, artinya kondisi janin tidak normal.
  • Trauma atau cedera pada daerah perut.
  • Pingsan atau pusing-pusing, dengan atau tanpa palpitasi (pupil mata menyempit).

Apabila tanda–tanda bahaya tersebut di atas ditemukan pada ibu hamil maka kehamilannya berada pada kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera. Bila ibu ataupun keluarga terlambat menyadarinya dan terlambat untuk mencari pertolongan kepada tenaga kesehatan ataupun mendatangi tempat pelayanan kesehatan terdekat akan menyebabkan ibu dan janinnya dalam bahaya dan akan sulit untuk diupayakan selamat. 

Ibu ataupun keluarga dapat bekerja sama dengan bidan, kader–kader kesehatan, bahkan tokoh masyarakat yang dapat membantu untuk memperoleh pertolongan segera dan merujuk ketempat pelayanan kesehatan yang memadai fasilitasnya dalam upaya penanganan kondisi ibu tersebut.

Penanganan untuk mencegah keterlambatan dalam pengambilan keputusan dan upaya rujukan saat terjadinya komplikasi; menasehati ibu hamil, suaminya, ibunya atau anggota keluarga yang lain untuk melakukan beberapa hal ini :
  1. Mengidentifikasi sumber transportasi dan menyisihkan cukup dana untuk menutup biaya–biaya perawatan kegawatdaruratan.
  2. Rujuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat dimana tersedia palayanan kegawatdaruratan obstetrik yang sesuai. Sambil menunggu transportasi, berikan pertolongan awal kegawatdaruratan, jika perlu berikan pengobatan.
  3. Mulai memberikan cairan infus (IV).
  4. Menemani ibu hamil dan anggota keluarganya.
  5. Membawa obat dan kebutuhan–kebutuhan lain.
  6. Membawa catatan medik atau kartu kesehatan ibu hamil dan surat rujukan.

Mengenali tanda bahaya pada kehamilan sangatlah penting untuk diketahui oleh ibu hamil. Salah satu cara untuk mengetahui adanya tanda bahaya pada kehamilan adalah dengan melakukan perawatan antenatal secara rutin.

Perawatan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin sejak mengetahui dirinya hamil untuk mendapatkan asuhan antenatal. Salah satu tujuan dari asuhan antenatal adalah untuk mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil.

Suatu kehamilan mungkin saja akan mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetri, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya bila tidak ditangani dengan memadai. Dengan kesadaran dari ibu hamil bahwa kehamilan adalah salah satu kodrat perempuan, besar kemungkinannya ia akan menerima kehamilannya, dan akan merasa bahagia dengan kehamilannya. Sehingga ibu peduli dengan kondisi keselamatan jiwanya dan janin yang dikandungnya. Dengan kesadaran yang dimiliki ibu maka ada kemungkinan untuk dapat dideteksinya risiko dan penyulit dalam kehamilan.

Untuk mengantisipasi adanya risiko yang terlalu berat pada ibu berkaitan dengan kehamilannya, penting dilakukan sosialisasi kesehatan kepada ibu–ibu hamil tersebut tentang tanda–tanda bahaya dalam kehamilan, yang mencakup; keluarnya darah dari jalan lahir, keluar air ketuban sebelum waktunya, kejang, gerakan janin tidak ada atau berkurang, demam tinggi, nyeri hebat di perut, sakit kepala atau kaki bengkak, muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda, dan selaput kelopak mata pucat. 

Apabila tanda-tanda bahaya tersebut diabaikan dan menyebabkan ibu berada dalam kondisi yang mengancam jiwa dan sulit untuk ditolong, maka bukan tidak mungkin risiko kematian ibu dan janinnya di depan mata dan akan menambah deret Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Oleh karena itu, penting bagi ibu dan keluarga untuk mengenali tanda–tanda bahaya tersebut supaya tidak terlambat dalam mengambil keputusan untuk memperoleh pertolongan dari tenaga kesehatan (bidan atau dokter) bahkan mendatangi tempat pelayanan kesehatan terdekat guna mendapatkan layanan yang memiliki standar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar