Jumat, 15 Juli 2022

Irama dalam Berpidato


  

Agar tercapai kesempurnaan dalam berpidato, maka seorang yang akan berpidato dituntut untuk mampu menguasai irama dalam berpidato. Ada beberapa macam irama dalam berpidato yang akan membantu menyempurnakan penyampaian materi pidato. 

Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Irama konservatif

Irama konservatif merupakan irama dalam berpidato yang paling mudah, bebas, dan terang, serta jelas penggunaannya. Irama berpidato seperti ini sangat sesuai untuk digunakan pada acara pertemuan atau rapat-rapat yang sifatnya terbatas. Irama konservatif ini hampir sama dengan ketika orang sedang berbicara biasa yang seringkali kita dengar pada pertemuan-pertemuan seremonial.

2. Irama sentimentil

Irama sentimentil biasanya dipergunakan dalam acara-acara yang berupa penjelasan secara umum yang biasanya berisikan bahasan-bahasan yang penuh perasaan. Dalam mempergunakan irama ini, yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengemukakan pendapat maupun persoalan dengan mempergunakan bahan-bahan dan materi yang dapat membangkitkan rasa sentimentil dengan tujuan untuk membakar emosi dan hati para audiens. 

3. Irama agama

Irama agama ini secara umum biasanya banyak dipakai dalam acara-acara yang bersifat keagamaan. Seperti khutbah Jum’at oleh Khatib, ceramah agama oleh Kyai atau Mubaligh, dan sebagainya. Irama ini mempunyai ciri khas pada intonasi suara yang terkadang naik turun dengan gaya dan ucapan lamban dan seremiial.

4. Irama didaktik

Irama didaktik biasanya dipakai oleh seseorang yang telah mempuyai pendengar secara tetap. Misalnya seorang guru yang sedang mengajar di sekolah, Kyai kepada para santrinya, dan sebagainya. Secara garis besar, irama ini mempunyai tujuan berupa pesan dan anjuran untuk mendidik para pendengarnya.

5. Irama agitator

Pada umumnya irama agitator dipergunakan dalam acara pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat umum yang kebanyakan bersifat propaganda politis. Misalnya pada pidato untuk kampanye sebuah partai atau organisasi massa tertentu. Irama ini juga biasa dipakai untuk mencetuskan sentimen di kalangan massa, agar setelah dilakukan pidato yang menggunakan irama ini, massa akan bertindak mengikuti konsep propaganda yang telah disampaikan oleh pembicara.

6. Irama teater

Irama ini biasa dipakai oleh orang yang berpidato dengan penuh gaya dan ekspresi seperti yang dilakukan oleh pemeran sandiwara di panggung-panggung teater. Pembawa pidato dituntut untuk lebih banyak mengekspresikan gaya dan gerak secara maksimal. Sebagai contoh, dalam menyampaikan pidato, pembicara lebih banyak bergerak kesana dan kemari dengan menggunakan gaya yang tentu saja tidak sampai menyimpang dari materi pidato yang disampaikan.

7. Irama statistik

Irama statistik ini biasanya terlihat ketika seorang pembicara mengemukakan pendapatnya dengan menjelaskan materi yang disampaikan dengan menggunakan angka-angka. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar