Jumat, 22 Juli 2022

Diana Spencer (Princess of Wales)



Putri Diana, Princess of Wales, Diana Frances Mountbatten-Windsor atau Lady Diana Spencer merupakan istri pertama dari Charles, Prince of Wales, anak sulung dari Ratu Elizabeth II dan juga merupakan pewaris tahta kerajaan Britania Raya dan 15 negara Persemakmuran Inggris. Ia dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1961 dan meninggal pada tanggal 31 Agustus 1997 pada umur 36 tahun. Keturunan mereka, Pangeran William dan Harry masing-masing berada di posisi kedua dan ketiga dalam urutan pewarisan tahta tersebut.

Diana Frances Spencer merupakan anak kedua dari Edward John Spencer, yang kemudian menjadi Earl Spencer ke-8, dan istri pertamanya, Frances Spencer, Viscountess Althorp. Diana dilahirkan di Park House, Sandringham, di Norfolk, Inggris, dan dibaptiskan di Gereja Santa Maria Magdalena oleh Pendeta Percy Herbert.

Diana mempunyai latar belakang keluarga kerajaan dan bangsawan. Dari garis keturunan ibunya, Diana memperoleh darah Amerika. Moyang Diana merupakan seorang wanita dari keluarga berada dari Amerika, Frances Works. Dari garis keturunan ayahnya, Diana merupakan keturunan langsung Raja Charles II melalui dua anak laki-laki di luar nikah dan meneruskan Raja James II melalui seorang anak perempuannya yang di luar nikah. Menurut penyusun biografi Diana, Lady Colin Campbell, moyang kepada moyang Diana, Eliza Kewark (beberapa sumber mengeja nama Kewark sebagai “Kevork” atau “Kevorkian”) berasal dari Bombay, India dan kemungkinan keturunan orang India, walaupun keluarga Diana sering mengatakan bahwa keluarga “Kevork/Kewark” adalah berasal dari Armenia.

Setelah perceraian orang tuanya, Diana dibesarkan oleh ayahnya. Setelah kakeknya, Albert Spencer meninggal pada tahun 1975, ayah Diana menjadi Earl Spencer ke-8 dan Diana diberi gelar Lady Diana Spencer dan berpindah rumah ketika ia masih menjadi anak-anak di Park House ke rumah keluarga besar mereka di Althorp. Setahun kemudian, ayahnya menikah dengan Raine, Countess Dartmouth, anak perempuan novelis romantis, Barbara Cartland. 

Diana menerima pendidikannya di Riddlesworth Hall di Norfolk dan di West Heath Girls’ School, di Sevenoaks, Kent, di mana dia dianggap sebagai seorang pelajar berprestasi rendah. Diana juga telah gagal dalam pemeriksaan O-levelnya. Pada 1977, sewaktu berusia 16 tahun, Diana meninggalkan sekolah West Heath untuk menuntut ilmu di Institut Alpin Videmanette di Switzerland, sebuah sekolah yang menitikberatkan pendidikan budaya dan menyediakan pelajar-pelajarnya untuk aktivitas-aktivitas sosial. Di situ juga, Diana telah berkenalan dengan calon suaminya yang pada masa itu sedang keluar dengan kakaknya, Lady Sarah. Walaupun Diana tidak cemerlang dalam hal akademis, dia memiliki kemampuan yang bagus dalam bidang olahraga dan juga merupakan seorang penyanyi amatir yang baik.

Spencer telah dekat dengan Keluarga Kerajaan Inggris selama berabad-abad, dan semakin dekat ketika mulai mendukung kerajaan selama tahun 1600-an. Nenek Diana, Ruth, Lady Fermoy, adalah seorang teman lama dan seorang lady-in-waiting untuk Ratu Elizabeth The Queen Mother. Ayahnya menjabat sebagai equerry kepada Raja George VI dan untuk Ratu Elizabeth II.

Pada bulan Agustus 2009, di New England Historic Genealogical Society diterbitkan Richard K. Evans ‘s Ancestry of Diana, Princess of Wales, untuk dua belas generasi. 

Dari pernikahannya pada tahun 1981 hingga perceraiannya pada tahun 1996 ia bergelar Her Royal Highness Princess of Wales. Dia umumnya disebut sebagai Putri Diana oleh media meskipun tidak memiliki hak untuk kehormatan tertentu, seperti yang dicadangkan untuk seorang putri dalam hal hak waris dari sebuah perkawinan. Meskipun dia terkenal karena dia merintis kegiatan amal, namun ia adalah putri filantropis yang dibayangi oleh pernikahan yang diwarnai skandal. Pahitnya tuduhan perzinahan, mental, kekejaman dan tekanan emosional yang ditujukan kepadanya, ia merupakan putri yang menyedot perhatian dunia selama kurun waktu 1990-an, dan selalu mendominasi pemberitaan, artikel majalah dan televisi.

Pada 31 Agustus 1997 Diana meninggal dunia karena kecelakaan mobil yang dikemudikan di jalan terowong Pont de l’Alma di Paris bersama-sama dengan Dodi Al-Fayed dan sopir Henri Paul. 

Mobil Mercedes-Benz S-Class W140 (no pendaftaran 688 LTV75) dikemudikan dari Hotel Ritz Paris, Henri Paul mengemudi dengan kecepatan tinggi untuk menghindari kejaran para fotografer paparazzi. Analisis darah menunjukkan Henri Paul memiliki kadar alkohol 3 kali melebihi standar Perancis dan 2 kali standar Inggris sehingga mengurangi kestabilan sewaktu mengemudi. Tetapi teori konspirasi menyatakan sampel darah itu milik orang lain karena biasanya pengemudi profesional tidak minum pada malam Diana berada. 

Rekaman CCTV tidak menunjukkan tanda-tanda Henri Paul mabuk ketika berjalan keluar menuju mobil mereka. Michael Shrimpton turut mendukung kesaksian bahwa Henri Paul tidak mabuk saat mengemudi. Henri Paul berhasil melintasi 13 tiang terowongan tetapi kehilangan kendali. Ini disebabkan karena terowongan itu dibuat tanpa pagar logam. Semua yang berada dalam mobil tidak memakai sabuk pengaman. Anehnya pengawal pribadi Fayed yang bernama Trevor Rees-Jones selamat. 

Dodi dan Diana duduk di tempat duduk belakang. Dodi dan Henri mati di tempat kejadian, sedangkan dalam 2 jam setelah dioperasi di rumah sakit, Diana meninggal sekitar jam 4 pagi. Kecelakaan terjadi sekitar jam 1 pagi. Pemakaman diadakan pada 6 September 1997 dan disiarkan secara langsung ke seluruh dunia, ditonton lebih 1,5 milyar penonton di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Beberapa fotografer paparazzi tiba di Alma. Mereka terdiri dari Serge Arnal, Christian Martinez, Stéphane Darmon dan Serge Benhamou. Pada 13 Juli 2006, majalah Chi yang terbit di Italia menyiarkan gambar-gambar putri Diana menerima bantuan oksigen dari petugas paramedik selepas kecelakaan mobil itu. Gambar itu diambil beberapa menit selepas kecelakaan.

Berbagai teori konspirasi muncul tentang alasan kematian Diana. Ayah Dodi ialah Mohamad Fayed, seorang pengusaha Inggris keturunan Mesir yang memiliki jaringan toko mewah Harrods. Banyak teori menduga bahwa badan intelijen MI6, CIA atau Mossad atau kolaborasi badan-badan intelijen tersebut terlibat dalam rencana membunuh putri yang diduga akan masuk agama Islam dan memiliki anak beragama Islam, serta memiliki keturunan yang namanya berawalan Muhammad atau Fatimah yang nantinya mungkin menjadi raja/ratu Inggris. Ide mengenai orang muslim dalam keluarga kerajaan Inggris tentu saja sangat memalukan dan tidak dapat diterima dalam tradisi kerajaan, sehingga teori inilah yang paling kuat mengenai alternatif penyebab kecelakaan tersebut. Mohamad Fayed sendiri menyatakan bahwa Diana telah hamil sebelum kecelakaan. Namun, bukti-bukti yang bermunculan, seperti hasil otopsi dan keterangan saksi menyatakan Diana tidak hamil.

Mengenai keterlibatan badan-badan intelijen di atas, teori-teori yang bermunculan antara lain sabotase sabuk pengaman mobil tersebut, karena Diana memiliki kebiasaan menggunakan sabuk pengaman ketika berkendara. Diduga, badan intelijen domestik Perancis, DST, bekerjasama dengan MI5 dan MI6 untuk menyabotase sabuk pengaman tersebut. Teori lainnya adalah sinar lampu yang sengaja dinyalakan untuk membutakan sopir dan membuatnya kehilangan kendali, yang diduga dilakukan oleh MI6, namun terbukti tidak benar oleh penyelidikan resmi (Operasi Paget).

Tidak hanya badan intelijen, keluarga kerajaan juga dituduh terlibat dan merencanakan “pembunuhan” Diana. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, pada penyelidikan resmi tahun 2007, Paul Burrell, seorang pelayan kerajaan pernah menyatakan bahwa pada tahun 1993, Diana menulis surat yang berisi rencana Pangeran Charles, suami Diana saat itu untuk membunuhnya dengan “kecelakaan mobil”, “malfungsi rem”, dan “cedera kepala serius”, agar Charles dapat menikahi Tiggy (Legge-Bourke) dan Camilla (Parker-Bowles) hanya pengalih perhatian, meski Paul sendiri akhirnya mengaku bahwa ia tidak mengatakan yang sebenarnya di pengadilan tersebut.

Dari saat pertunangannya dengan Pangeran Wales pada tahun 1981 hingga kematiannya dalam kecelakaan mobil pada tahun 1997, Diana dapat dikatakan sebagai wanita paling terkenal di dunia, unggulan selebriti perempuan dari generasinya. Sebuah fashion icon yang ideal, kecantikan yang feminin, profil dirinya yang tinggi, dikagumi dan ditiru oleh banyak wanita di dunia, keterlibatan dalam isu-isu AIDS dan kampanye internasional menentang ranjau darat. Selama hidupnya, ia sering disebut sebagai orang yang paling banyak difoto di dunia. Bagi para pengagumnya, Diana, Princess of Wales adalah model dan panutan untuk dicontoh dan ditiru, sementara para pengkritik melihat hidupnya sebagai kisah peringatan tentang bagaimana obsesi dengan publikasi pada akhirnya dapat menghancurkan individu.


“Untuk meraih cita-cita besar, 
kita tak hanya perlu bertindak, 
namun juga bermimpi, 
tak hanya perlu merencanakan 
namun harus meyakini.”  
–Diana Spencer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar