Jumat, 22 Juli 2022

Batu Ginjal Keluar Saat di Makkah (Ahmad - Blitar)



Pak Ahmad masuk dalam rombongan haji Tahun 2006. Pada saat itu, Pak Ahmad mengidap sakit kencing batu atau batu ginjal yang sudah cukup kronis. Beliau dan keluarganya sudah mengupayakan tindakan medis. Dan kesehariannya pun selalu mengonsumsi obat-obat dari dokter. Kondisi sakit ini berlangsung cukup lama. Jika kambuh, rasa sakit yang dirasa Pak Ahmad sangat luar biasa.

Namun, sakit itu bukan menjadi penghalang bagi Pak Ahmad untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Beliau memutuskan berangkat haji pada tahun 2006 dengan berbekal obat resep dokter. Rasa takut sakitnya kambuh di tanah suci dikalahkan keinginannya yang menggebu untuk menjalankan ibadah haji.

Dengan diiringi rasa sakit, Pak Ahmad tetap menjalankan aktivitas harian di Masjidil Haram. Jika rasa sakit menyergap, ia pun mengonsumsi obat resep dokter yang dibawanya dari tanah air. Ia tak ingin, rasa sakit itu mengganggu kenikmatannya dalam beribadah.

Hingga pada suatu hari, ia hendak kembali ke pemondokannya di sektor IV Jawar Taisir setelah beribadah di Masjidil Haram. Namun rasa sakit karena gangguan ginjalnya kembali kambuh. Ironisnya, obat resep dokter yang telah disiapkan cukup selama di tanah suci ternyata sudah habis. Dengan tertatih-tatih ia mencari taksi untuk pulang kembali ke pemondokannya yang berjarak 1,5 km dari Masjidil Haram. Padahal jika tidak terserang sakit, Pak Ahmad biasa menempuhnya dengan berjalan kaki. Sesampainya di pemondokan, Pak Ahmad segera ditangani dokter kloter dan perawat medis. Namun obat untuk kencing batu simpanan kloter tidak tersedia saat itu. Akhirnya dokter membuatkan resep obat untuk dibeli di apotek rujukan di sekitar sektor Jarwal. Ketua regu dan beberapa teman Pak Ahmad pun berputar untuk mencari obat tersebut.

Sementara menunggu obat datang, Pak Ahmad merintih menahan rasa sakit. Kepanikan pun terjadi ketika beliau mengeluarkan air seni disertai darah yang begitu banyak. Tidak hanya itu, ketua regu dan teman-temannya ternyata tidak berhasil mendapatkan obat tersebut. Akhirnya, dengan segala kepasrahan dan keikhlasan atas ujian itu, Pak Ahmad meminum air zam-zam yang dibawa dari Masjidil Haram hingga lebih dari 3 liter. Dengan terus berdoa, diminumnya air tersebut hingga Pak Ahmad tidak mampu meminumnya lagi. Pak Ahmad pun beristirahat di pembaringan sambil terus berdoa dan menahan rasa sakit. Sementara air seni bercampur darah terus keluar. 

Setelah 30 menit berlalu, Pak Ahmad minta diantar ke kamar mandi. Dengan tertatih menahan sakit, beliau dipapah oleh rekan-rekannya menuju ke kamar mandi yang terletak di ujung kamar. Selang beberapa saat setelah Pak Ahmad masuk ke dalam kamar mandi, tiba-tiba terdengar suara keras. Bletaakk...! Seperti suara sesuatu menabrak dinding kamar mandi. Apa yang terjadi? 

Subhanallah! Terdengar Pak Ahmad berteriak dari dalam kamar mandi. Teman-temannya yang berada di luar kamar mandi menjadi bingung. Apa yang terjadi?

Beberapa saat kemudian Pak Ahmad keluar sambil berlinangan air mata, tetapi tersenyum bahagia. Adapun tangannya menggenggam batu sebesar jempol kaki orang dewasa. Ya, itulah batu yang menimbulkan suara keras tadi.

Pak Ahmad berkali-kali meneriakkan kalimat thayyibah sambil menunjukkan batu seukuran jempol kaki itu. Itulah batu ginjal yang selama ini bersarang di ginjalnya selama bertahun-tahun. Di dalam kamar, Pak Ahmad pun bersujud syukur atas karunia dan keajaiban yang beliau rasakan. 

Semua teman-temannya yang ada di kamar takjub, merinding, dan tidak bisa berkata apa-apa. Hanya kalimat thayyibah yang terus keluar dari mulut mereka melihat kejadian yang menakjubkan ini. Sejak saat itu, hilang pula rasa sakit yang selalu diderita Pak Ahmad selama ini.

Itulah keajaiban haji. Itu pula keajaiban air zam-zam yang ada di tanah suci. Semuanya sudah disabdakan lewat lisan Nabi Muhammad saw yang diberkahi. Dari Abdullah Ibnu Umar ra, Rasulullah saw bersabda, “Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang haji dan orang yang umroh, adalah tamu Allah. Dia memanggil mereka, maka mereka pun menjawab (panggilan)-Nya. Dan mereka memohon kepada-Nya, Dia pun memberikan permohonan mereka.” (HR. Ath Thabrani dan Ibnu Hibban) 

Disebutkan oleh As-Suyuthi dari hadis Ibnu Abbas, dan HR. Al Hakim dan Ad Daruquthni bahwa Rasulullah saw bersabda, “Air zam-zam itu berkhasiat sesuai dengan apa yang diniatkan. Jika engkau meminumnya dengan niat meminta kesembuhan maka Allah akan menyembuhkanmu, dan jika engkau meminumnya dengan niat agar dahagamu hilang maka Allah akan menghilangkan dahagamu. Ia adalah galian Jibril dan siraman Allah kepada Ismail.” 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar