Rabu, 29 Juni 2022

Perilaku bayi baru lahir


 

Beberapa perilaku bayi baru lahir diantaranya sebagai berikut.

Periode Transisi 

Karakteristik perilaku muncul selama jam-jam transisi segera setelah kelahiran bayi. Bidan yang memahami perilaku-perilaku ini akan memiliki pemahaman yang benar terhadap variasi yang terjadi selama jam-jam tersebut. Periode transisi adalah waktu ketika bayi menjadi stabil dan menyesuaikan diri dengan kemandirian ekstrauteri. 

Periode transisi ini pertama kali dijelaskan oleh desmond et al. Aktivitas periode transisi ini mencerminkan kombinasi respons simpati terhadap stress kelahiran (takipena, takikardi) dan respons parasimpatis (yang ditandai dengan adanya mucus, muntah dan peristalsis). 

Keberadaan hormone stress membantu mengaktifkan aktivasi kehidupan ekstrauteri sepenuhnya. Perilaku bayi baru lahir selama periode transisi dapat berubah jika bayi secara signifikan mengalami stress atau sangat dipengaruhi oleh penggunaan obat saat persalinan. 

Periode transisi dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

  • Tahap pertama adalah periode reaktif yang segera dimulai setelah kelahiran bayi dan berlangsung sekitar 30 menit.
  • Tahap kedua adalah interval yang berlangsung dari 30 menit setelah kelahiran sampai sekitar 2 jam setelah kelahiran, selama bayi baru lahir tidur.
  • Tahap ketiga adalah periode reaktif lain yang berlanjut dari 2 jam setelah kelahiran sampai bayi berusia sekitar 6 jam. Selama keseluruhan periode transisi bidan mengkaji frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, suhu, mukus, fungsi neurologis yang terdiri dari aktivitas, reaktivitas, tonus dan postur) dan fungsi usus (yang mencakup peristalsis dan pengeluaran mekonium). 


Bayi baru lahir cukup bulan yang sehat memiliki pola perilaku alami yang menyebabkan bayi mencari payudara ibu dan menghisapnya pada jam pertama setelah kelahiran bayi. Neonatus akan mengikuti bau untuk mencari lokasi payudara dan akhirnya menyusu. Selama periode kontak kulit dengan kulit ini, tangan bayi memasase payudara ibu khas terjadi yang sejalan dengan menyusu, meningkatkan pelepasan oksitosin.

Periode Reaktivitas Pertama

Periode reaktivitas pertama dimulai pada saat bayi baru lahir dan berlangsung selama 30 menit. Pada saat tersebut, jantung bayi baru lahir berdenyut cepat dan denyut tali pusat terlihat. Warna bayi baru lahir memperlihatkan sianosis sementara atau akrosianosis. 

Pernapasan cepat, berada di tepi teratas rentang normal dan terdapat rales atau ronki. Rales seharusnya hilang dalam 20 menit. Bayi mungkin mulai memperlihatkan nafas cuping hidung disertai pernapasan mendengkur dan retraus ksi dinding dada. Adanya mucus biasanya akibat keluarnya cairan paru yang bertahan. 

Mucus ini encer, jernih dan mungkin memiliki gelembung-gelembung kecil. Selama periode reaktivitas pertama setelah lahir, mata bayi baru lahir terbuka dan bayi memperlihatkan perilaku terjaga. Bayi mungkin menangis, terkejut atau mencari puting susu ibu. Selama periode terjaga, setiap usaha harus dilakukan untuk memfasilitasi kontak antara ibu dan bayi baru lahir. 

Walaupun tidak direncanakan untuk memberikan ASI, membiarkan ibu menggendong bayi pada waktu ini membantu proses pengenalan. Bayi memfokuskan pandangannya pada ibu atau ayah ketika mereka berada pada lapang penglihatan yang tepat. 

Bayi menunjukkan peningkatan tonus otot dengan ektremitas atas fleksi dan ektremitas bawah ekstensi, posisi ini memungkinkan bayi untuk tubuhnya dengan tubuh ibu ketika digendong. Banyak bayi akan meyusu selama periode reaktivitas pertama ini. Menyusui harus dianjurkan ketika bayi baru lahir berada pada tahap penuh sebagai perlindungan terhadap hipoglikemia fisiologis yang terjadi setelah bayi lahir. 

Bidan harus melakukan setiap upaya untuk meminimalkan setiap ketidaknyamanan akibat prosedur maternal selama periode waktu ini, bahkan sejenak menunda penjahitan perineum jika ibu menginginkannya. Bayi sering kali mengeluarkan feses segera setelah lahir dan bising usus biasanya muncul 30 menit setelah bayi lahir. 

Bising usus menunjukkan sistem pencernaan mampu berfungsi. Namun, keberadaan feses saja tidak mengidentifikasikan bahwa peristalsis mulai bekerja, melainkan hanya mengindikasikan bahwa anus paten.

Periode Tidur yang Tidak Berespon

Periode Tidur yang Tidak Berespon tahap kedua transisi. Tahap kedua transisi berlangsung dari sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai 2 jam. Frekuensi denyut jantung bayi baru lahir menurun selama periode ini hingga kurang dari 140 kali/menit. 

Murmur dapat terdengar, ini semata-mata merupakan indikasi bahwa duktus artiosus tidak sepenuhnya tertutup dan tidak dipertimbangkan sebagai temuan abnormal. Frekuensi pernapasan bayi menjadi lebih tenang dan lambat. Bayi berada tahap tidur nyenyak. 

Bising usus ada, tetapi kemudian berkurang. Apabila memungkinkan, bayi baru lahir jangan diganggu untuk pemeriksaan-pemeriksaan mayor atau untuk dimandikan selama periode ini. Tidur nyenyak yang pertama memungkinkan bayi baru lahir pulih dari tuntutan kelahiran dan transisi segera ke kehidupan ekstrauteri.

Periode Reaktivasi Kedua

Selama periode reaktivitas kedua (tahap ketiga transisi) dari usia sekitar 2 jam sampai 6 jam, frekuensi denyut jantung bayi labil dan perubahan warna terjadi dengan cepat yang dikaitkan dengan stimulasi lingkungan. Frekuensi napas harus tetap di bawah 60 kali/menit dan seharusnya tidak lagi ada rales atau ronki. 

Bayi baru lahir mungkin tertarik untuk makan dan harus didorong untuk menyusu. Pemberian makan segera sangat penting untuk mencegah hipoglikemia dan  dengan menstimulasi pengeluaran feses, mencegah ikterus. Pemberian makan segera juga memungkinkan kolonisasi bakteri di usus, yang menyebabkan pembentukan vitamin K oleh saluran cerrna.

Bidan harus membantu ibu menyusui selama pememberian makan pertama. Setiap mucus yang ada selama pemberian makan segera dapat mengganggu pemberian makan, khususnya jika mucus berlebihan. Adanya mucus dalam jumlah banyak merupakan indikasi suatu masalah, seperti atresia esophagus. 

Mucus bercampur empedu selalu merupakan tanda penyakit bayi baru lahir dan pemberian makan harus ditunda sampai penyebabnya telah diselidiki secara menyeluruh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar