Kehamilan anggur adalah kehamilan dengan plasenta yang tidak normal karena masalah yang muncul pada saat sel telur dan sperma bergabung. Masalah ini disebabkan oleh keridaksempurnaan genetik pada saat pembuahan, sehingga ada pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rahim. Kehamilan anggur jarang menghasilkan embrio yang berkembang. Yang lebih cepat tumbuh justru bahan-bahan pendukung janin ketimbang janin itu sendiri. Bahan-bahan ini adalah sel-sel yang berbentuk seperti kumpulan anggur sehingga kehamilan ini popular disebut sebagai hamil anggur. Kehamilan anggur bisa terjadi terjadi tanpa janin sama sekali. Hal ini terjadi ketika sperma membuahi telur yang kosong sehingga tidak ada embrio tetapi hanya ada plsenta di dalam rahim. Plasenta tumbuh dan memproduksi hormon kehamilan sehingga muncul tanda positif pada test pack Anda.
Gejalanya adalah pembesaran rahim lebih cepat dari yang semestinya, peningkatan tekanan darah, mual, muntah, vlek, dan pendarahan, serta dapat memilki gejala sakit tiroid.
Periksakan leher rahim untuk mengetahui tanda-tanda yang lain seperti rahim membesar atau mengecil, ovarium yang membesar, serta mendeteksi kadar hormon hCG yang abnormal. Kehamilan anggur dapat terlihat melalui USG.
Tindakan untuk mengatasinya adalah kuretase. Anda yang pernah mengalami kehamilan anggur perlu menunggu satu tahun sebelum mulai hamil kembali. Bila Anda pernah hamil anggur, sebaiknya tidak menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi.
Risiko kehamilan yang perlu diwaspadai
Ada beberapa kehamilan yang perlu dihindari, karena keadaan tersebut mungkin menimbulkan masalah. Bila seperti itu terlanjur terjadi, ibu perlu memeriksakan kehamilannya lebih sering dan meminta pertolongan persalinan kepada dokter/bidan di rumah sakit. Ibu dan keluarganya perlu mengenali tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas. Risiko kehamilan yang perlu diwaspadai adalah bila:
1. Umur ibu hamil kurang dari 20 tahun
Pada umur di bawah 20 tahun, rahim dan panggul seringkali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya ibu hamil pada usia itu mungkin mengalami persalinan lama/macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua
2. Umur ibu hamil lebih dari 35 tahun
Pada umur 35 tahun atau lebih kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan pendarahan.
3. Jumlah anak 4 orang atau lebih
Pada kehamilan rahim ibu teregang oleh adanya janin, bila terlalu sering melahirkan rahim akan semakin lemah. Bila ibu telah melahirkan 4 anak atau lebih maka perlu diwaspadai adanya gangguan pada waktu kehamilan, persalinan dan nifas. Pada kasus ini yang sering terjadi adalah pendarahan.
4. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun
Bila jarak kelahiran dengan anak sebelumnya kurang dari 2 tahun, rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik. Kehamilan dalam keadaan ini perlu diwaspadai karena ada kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, mengalami persalinan lama atau pendarahan.
5. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
Bila tinggi badan ibu kurang dari 145 cm perlu diwaspadai bahwa ibu mungkin mempunyai panggul sempit, hingga sulit melahirkan. Walaupun tidak selalu demikian ibu harus merencanakan persalainannya dengan pertolongan bidan atau dokter.
6. Ibu dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
Ibu yang lingkar lengan atasnya kurang dari 23,5 cm perlu diwaspadai karena berarti ibu mungkin menderita kekurangan energi kronis (KEK) atau kekurangan gizi yang lama. Bila hamil ibu mungkin akan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Pertumbuhan dan perkembangan janin mungkin terhambat, sehingga mempengaruhi kecerdasan anak nantinya.
7. Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya
Bila ibu hamil pernah mengalami kehamilan dan persalinan yang bermasalah sebelumnya, ibu perlu perlu diperhatikan. Adapun riwayat itu adalah:
- Pendarahan
- Kejang-kejang
- Demam tinggi
- Persalinan lama (> 12 jam)
- Melahirkan dengan caesar
- Bayi lahir mati
- Pernah di operasi seksio sesaria (operasi caesar)
- Pendarahan dari jalan lahir selain lendir bercampur darah
- Persalinan kurang dari 37 minggu (kurang bulan)
- Ketuban pecah disertai dengan keluar mekonial kental (cairan warna keruh)
- Ketuban pecah disertai tidak terasa gerakan janin
- Ketuban telah pecah lebih dari 24 jam atau ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan
- Ada tanda gejala infeksi: suhu tubuh tinggi, menggigil, nyeri perut dan cairan ketuban yang berbau
- Tekanan darah lebih dari 160/110
- Tinggi fundus 41 cm atau lebih kehamilan kembar
- Ada tanda gerakan janin berkurang (10 gerakan dalam 1 hari)
- Kepala janin belum masuk panggul pada persalinan
- Letak sungsang, lintang/malang
- Bagian terendah bukan kepala saja, tapi ada bagian lain misalnya tangan/lengan
- Tali pusat keluar sebelum bayi lahir
- Syok
- Anemia
- Kuning
- Kehamilan kembar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar