Rabu, 06 April 2022

SUAMI HENDAKNYA SABAR KETIKA ISTRI SEDANG MANJA DAN BERSIKAP LEMAH LEMBUT



Lelaki yang sabar saat istri ingin bermanja-manjaan adalah lelaki harapan setiap wanita. Karena banyak juga suami yang egois. Tidak memiliki kemauan untuk memanjakan istrinya. Padahal Rasulullah pun memanja istrinya. 

Aisyah radhiyallahu ‘anha bercerita,

Suatu hari, beberapa orang laki-laki dari Habasyah datang ke Madinah. Mereka mulai bermain di masjid dengan rebana. Orang-orang melihat mereka dengan gembira.

Rasulullah saw masuk ke tempat sayyidah Aisyah dan bertanya, “Wahai Humaira’, apakah kamu suka melihat mereka?”

“Ya, saya suka,” jawab Aisyah.

Maka Rasulullah berdiri di depan pintu untuk menutupinya sementara Aisyah meletakkan dagunya di bahu beliau. Pipinya menempel di pipi Rasulullah saw. Ia terus melihat mereka yang sedang bermain di masjid dengan gembira.

Setelah beberapa waktu, Rasulullah saw berkata, “Sudah cukup?”

“Belum, jangan buru-buru, wahai Rasulullah.”

Rasulullah saw terus berdiri sampai Aisyah pergi sendiri.

Aisyah berkata, “Demi Allah, aku tidak tertarik melihat mereka bermain. Namun, aku ingin para wanita mengetahui kedudukan Rasulullah saw dariku.”


SABAR DAN LEMAH LEMBUT

Masalah rumah tangga adalah sesuatu yang lumrah dalam perkawinan. Yang salah adalah dengan menunda-nunda shalat, membangkang, menonton film yang dilarang di televisi atau bioskop dan lain-lain. Tetapi bila istri Anda menyesali perbuatannya dan menunjukkan i’tikad baiknya, maafkanlah kesalahannya. Respon yang berlebihan dan membesar-besarkan masalah, kadang membuat ikatan pernikahan menjadi retak. Dalam menghadapi masalah, kadang suami harus menunjukkan kemarahan kepada istri, misalnya apabila sang istri sudah keluar dari ketaatan kepada Allah.

Cara terbaik untuk menasihatinya adalah dengan menasihatinya secara bersendirian (jangan di depan anak-anak Anda atau orang lain, guna menjaga perasaannya), baik secara tersirat maupun tersurat. Dan lakukanlah upaya ini berulang kali jangan hanya sekali saja. Bila istri Anda belum jera juga, punggungi dia di tempat tidur (untuk menunjukkan perasaan Anda), dengan catatan, Anda tak perlu pindah dari ranjang tempat Anda biasa tidur bersama ke ranjang lainnya, atau meninggalkan rumah Anda dan pindah ke rumah lainnya ataupun tidak bicara sama sekali dengan istri Anda. Tidak perlu demikian, cukup dengan membelakanginya di tempat tidur, istri Anda sudah merasa, bahwa dia sedang ditegur.

Solusi terakhir adalah “memukulnya dengan ringan” (hal ini diperbolehkan). Adalah merupakan sunnah untuk menjauhi langkah menghukum istri dengan memukulnya, karena Rasulullah tidak pernah memukul wanita (istri-istrinya) atau budak-budaknya.

Anda baru diperbolehkan melakukannya apabila istri Anda sudah keterlaluan dalam ketidaktaatannya, misalnya sering menolak berhubungan seksual tanpa alasan yang diperbolehkan, shalat tidak pada waktunya secara terus menerus, meninggalkan rumah tanpa seijin Anda, atau menolak untuk mengatakan apa yang dialaminya ketika dia meninggalkan rumah, dan lain-lain.

Langkah di atas tak boleh Anda lakukan, kecuali setelah memunggungi istri Anda di tempat tidur dan setelah membicarakan masalah ini dengannya sebagaimana Al-Qur’an menuntun kita. Anda tak boleh memukul istri Anda sampai melukainya atau memukul bagian badan yang sensitif, seperti wajah atau kepala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar