Rabu, 30 Maret 2022

Menentukan Waktu Ovulasi Saat Promil


Ovulasi merupakan proses pelepasan telur yang telah matang dari dalam rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba fallopi untuk dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari sebelum haid berikutnya. Rata-rata dalam setiap siklus menstruasi, satu atau beberapa sel telur akan tumbuh dan matang.

Seorang wanita dikatakan sedang subur, jika ia melepaskan sel telur yang telah matang agar dapat dibuahi oleh sperma. Masa subur wanita hanya berlangsung selama 24-48 jam, sedangkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur diperkirakan sekitar 48-72 jam. Kemampuan terbaik sel telur untuk dibuahi oleh sperma adalah pada saat jam-jam pertama setelah pelepasan, begitu pula sebaliknya.

Jika Anda menghendaki kehamilan, waktu terbaik untuk berhubungan intim adalah 1-2 hari sebelum ovulasi dan pada saat terjadinya ovulasi. Dengan ini, sperma akan dilepaskan ke dalam vagina dan berjalan menuju tuba fallopi untuk membuahi sel telur pada saat yang tepat. Masa ini merupakan waktu terbaik untuk terjadinya pembuahan sehingga memaksimalkan kesempatan Anda untuk hamil.

Proses ovulasi dimulai dari dilepaskannya sebuah hormon dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing hormone (LH). Kadar hormon ini meningkat secara drastis di dalam darah dan urin sesaat sebelum ovulasi.

Beberapa cara untuk mengetahui kapan terjadinya ovulasi, meliputi:

Sistem kalender atau dengan mengetahui siklus menstruasi.

Titik puncak kesuburan terjadi pada hari ke 14 sebelum masa menstruasi berikutnya. Namun karena biasanya tanggal menstruasi berikutnya seringkali tidak pasti, maka terjadinya ovulasi diperkirakan terjadi 3-5 hari sebelum dan sesudah hari ke 14 tersebut. Masa subur atau kapan terjadinya ovulasi dapat diketahui dengan perhitungan yang berpedoman pada siklus menstruasi seseorang.

Mengukur suhu tubuh basal

Ovulasi terjadi ditandai dengan keluarnya sel telur dari kantung yang matang. Selanjutnya, tempat sel telur tadi berasal akan memproduksi hormon progesteron yang bertugas menyiapkan jaringan dalam rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi. Meningkatnya kadar hormon progesteron inilah yang mengakibatkan kenaikan suhu tubuh. Salah satu cara untuk mengetahui apakah Anda sedang berovulasi atau tidak adalah dengan mencatat body basal temperature (BBT) Anda. Ini adalah ketika tubuh Anda sedang beristirahat, tidak sedang sakit, tetapi terjadi peningkatan dari biasanya. Suhu normal tubuh berkisar antara 35,5-36 derajat celcius. 

Pada waktu ovulasi terjadi, suhu tubuh akan naik hingga 37-38 derajat celcius. Suhu tubuh yang tinggi ini akan terjadi selama 3-4 hari, dan akan kembali menurun sekitar 2 derajat seiring menurunnya kadar produksi hormon progesteron. Sebaiknya pengukuran ini dilakukan pada pagi hari sebelum beraktivitas. Lakukan pengukuran ini setiap hari pada jam yang sama selama tiga bulan. Tujuannya adalah Anda berhubungan seksual sebelum terjadi peningkatan suhu tersebut. Karena jika sudah terjadi di puncaknya, berarti Anda sudah berovulasi. Agar lebih akurat, gunakan termometer yang dimasukkan ke dalam mulut untuk mengukur suhu basal Anda. 

Mengukur kekentalan lendir vagina

Mendekati masa ovulasi, akan ada perubahan kepekatan dari cairan serviks. Saat Anda sedang tidak berovulasi, cairannya lebih pekat atau tak ada sama sekali (namun akan ada efek berbeda jika Anda mengkonsumsi obat kesuburan). Saat Anda mendekati masa ovulasi, cairannya akan berwarna lebih jernih, seperti putih telur, cair, bersifat lentur, licin, tidak terputus jika dipegang, dan lengket seperti agar-agar. Hal ini akan mempermudah sperma untuk berenang menuju indung telur. Saat seperti ini, menjadi pertanda bahwa Anda sedang berada di masa subur. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri di rumah, tetapi harus dilakukan setiap hari agar hasilnya akurat. Untuk lebih akuratnya, lendir ini bisa diperiksa oleh ahlinya pada objek gelas di bawah mikroskop. Lendir yang terjadi pada masa subur akan terlihat berbentuk seperti daun pakis.

Muncul rasa nyeri pada perut bagian bawah

Adanya rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah berupa rasa nyeri yang berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam merupakan tanda positif dari masa subur.

Muncul perasaan sangat bergairah

Kebanyakan perempuan akan merasa lebih bergairah saat sedang berovulasi. Riset menunjukkan bahwa perempuan lebih sering berhubungan intim di sekitar waktu mereka mencapai puncak masa subur, ketika hormon lutein-nya tinggi. Hal ini biasa terjadi sekitar beberapa hari sebelum masa puncak ovulasi.

Perubahan posisi serviks

Posisi serviks (leher rahim) mengalami sedikit perubahan saat masa ovulasi mendekat, untuk memastikan area tersebut melembut dan terbuka saat Anda sedang subur, hingga memudahkan sperma untuk berenang dan bertemu sel telur. Untuk mengecek posisinya, selipkan jari Anda yang bersih ke dalam vagina dengan arah lurus. Jika tidak sedang dalam masa ovulasi, maka Anda seharusnya bisa merasakan ujung serviks (jika teraba akan terasa seperti bagian ujung bawah hidung), namun jika dalam masa ovulasi, bagian tersebut akan lebih tinggi dan sulit terjangkau.

Payudara terasa empuk/melunak

Tubuh kita akan memberlakukan masa ovulasi seperti sedang bersiap untuk kehamilan, jadi hormon kehamilan menumpuk di masa ini. Karena itu pula, saat masa ovulasi, payudara akan terasa sedikit empuk dan melunak.

Timbul flek dan rasa sakit

Sekitar 20% perempuan akan mengalami Mittelschmerz, yakni ketika telur keluar dari folikelnya dan menyebabkan kram di salah satu bagian bawah perut. Anda juga akan melihat warna kemerahan di cairan serviks yang menempel pada celana dalam (berupa flek-flek merah kecoklatan).

Perut terasa kembung

Jika Anda merasa sulit untuk mengkancingkan celana Anda padahal Anda tidak sedang hamil atau kenaikan berat badan karena banyak makan, bisa jadi itu adalah tanda sedang berovulasi. Ini terjadi akibat pada masa ovulasi tubuh menyimpan retensi air. 

Peningkatan fungsi indera dan energi

Banyak perempuan melaporkan peningkatan fungsi indera (penglihatan, penciuman, dan perasa) di sekitar masa ovulasi. Anda juga bisa mengalami peningkatan energi menjelang ovulasi. 

Menggunakan alat tes ovulasi 

Alat tes ovulasi bekerja seperti alat cek kehamilan. Celupkan alat tes ke dalam urin sesuai batas yang ditentukan untuk mengecek hormon lutein, yang meningkat sesaat sebelum Anda berovulasi. Sebaiknya gunakan urin antara jam 10.00-20.00, jangan menggunakan urin pertama di pagi hari. Sebaiknya, kurangi asupan cairan selama dua jam sebelum melakukan tes karena bisa mempengaruhi untuk mendapatkan hasil yang akurat. Alat tes ini cukup mahal, dan jika Anda berovulasi tidak rutin, Anda mungkin akan butuh lebih dari 1 alat tes. Namun, tes ini lebih bisa diandalkan dibanding tanda-tanda di atas lainnya.

Pemeriksaan dengan USG

Untuk mengetahui kapan terjadinya ovulasi dapat juga diketahui melalui pemeriksaan USG. Cara ini biasa dilakukan apabila siklus menstruasi Anda tidak teratur. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan secara berturut-turut selama 2 hingga 3 hari untuk melihat kelenjar telur, perkembangan terjadinya sel telur sampai sel telur tersebut matang dan hendak keluar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar