Minggu, 02 Januari 2022

Diet Untuk Yang Sakit Liver




Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalm tubuh. Hati yang sehat bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Bila hati sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius.

Hati atau liver merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam tubuh. Beratnya sekitar 1,3 kg. Letaknya berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup besar ini setara dengan fungsinya yang cukup berat. Setidaknya lebih dari 500 pekerjaan dilakukan oleh liver. Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit.

Liver bertindak sebagai mesin tubuh, dapur, penyaring, pengolah makanan, pembuangan sampah, dan malaikat pelindung. Masalahnya, hati merupakan teman yang pendiam. Manakala ada sesuatu yang salah, ia tidak mengeluh hingga terjadi kerusakan lebih jauh.

Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat besi), dan gula, mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi penting. Juga menetralkan dan menghancurkan substansi beracun serta memetabolisme alkohol, membantu menghambat infeksi, dan mengeluarkan bakteri dari aliran darah. Begitu banyak dan pentingnya fungsi hati sehinga dapat dibayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.

Beberapa penyebab penyakit hati antara lain:

1. Penyakit hati karena infeksi (misalnya hepatitis virus). 

Yaitu ditularkan melalui makanan dan minuman yang tekontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatan seksual, dan lain-lain.

2. Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau obat tertentu).

Alkohol bersifat toksik tehadap hati. Adanya penimbunan obat dalam hati (seperti acetaminophen) maupun gangguan pada metabolisme obat dapat menyebabkan penyakit hati.

3. Genetika atau keturunan (misalnya hemochromatosis). 

4. Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun).

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang ditimbulkan karena adanya perlawanan terhadap jaringan tubuh sendiri. Pada hepatitis autoimun umunya yang dilawan adalah sel-sel hati, sehingga terjadi peradangan yang kronis. 

5. Kanker (misalnya hepatocellular carcinoma).

Kanker hati dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik diantaranya aflatoxin, polyvinyl chloride (bahan pembuat plastik), virus, dll. Aflatoxin merupakan racun yang diproduksi oleh Aspergillus flavus dan dapat mengkontaminasi makanan selama penyimpangan, seperti kacang-kacangan, padi dan singkong terutama pada daerah tropis. Hepatitis B dana C maupun sirosis hati dapat berkembang menjadi kanker hati.

Tips bagi penderita penyakit hati: 
  1. Diet seimbang.
  2. Jumlah kalori yang dibutuhkan disesuaikan dengan tinggi badan, berat badan, dan aktivitas. Pada keadaan tertentu diperlukan diet rendah kalori. 
  3. Banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai kemampuan untuk mencegah sembelit. 
  4. Menjalankan pola hidup yang teratur. 
  5. Konsultasi dengan dokter Anda. 

Tips mencegah hepatitis:
  1. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
  2. Menghindari penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatan seksual, dll. 
  3. Menggunakan jarum yang disposable/sekali pakai.
  4. Pemeriksaan darah donor terhadap hepatitis virus. 
  5. Program vaksinasi hepatitis B.

Pencegahan penyakit hati:

Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga organ hati agar tetap sehat. Pertama adalah mengurangi beban kerja hati. Perubahan sederhana dalam diet dapat membantu hal ini. Karena hati mengubah dan menghilangkan racun dari segala yang makan dan minum, diet gizi seimbang yang baik merupakan permulaan yang baik.

Berikut beberapa anjuran diet yang mungkin membantu:
  1. Siram sistem tubuh dengan minum delapan gelas air sehari.
  2. Pertimbangkan diet rendah lemak, rendah sodium dan tinggi serat. Hindari makan yang berlemak tinggi seperti makanan gorengan, kentang goreng dan sebagian besar makanan cepat saji. Makanan bermutu rendah yang diolah seperti makanan kaleng atau yang dibekukan, daging, keju, dan juga makanan yang mengandung sedikit serat atau kurang gizi. Sering kali makanan tersebut mengandung banyak garam dan sebaiknya dihindari. Tetapi, tidak ada aturan yang mutlak berkaitan dengan hal ini. Makanan bermutu tinggi yang diawetkan dengan baik dan makanan yang dibekukan juga dapat mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi jika dipakai dengan hati-hati.
  3. Biasakan diri dengan melihat kandungan dan isi makanan yang dibeli. Jika memungkinkan, makan buah dan sayuran dengan mutu terbaik, dan bahan tersebut –baik organik atau komersial- harus dicuci dengan hati-hati sebelum dimakan.
  4. Hati-hati dengan makanan apapun jika tidak tahu sumbernya. Misalnya, beberapa jamur liar yang tampaknya aman dapat menghancurkan hati seseorang dalam beberapa hari saja.
  5. Penting untuk mempertahankan konsumsi protein dan berat badan yang cukup.
  6. Jika hati rusak, kurangi garam dalam diet. Daging cenderung mengandung banyak garam. Makanlah sayuran kaya protein. Protein hewani mencakup daging, ikan, telur, unggas dan produk susu. Daging tidak berlemak adalah yang terbaik. Buang lemak dari daging merah dan kulit dari unggas.
  7. Jangan mengkonsumsi ikan mentah atau ikan pemakan bangkai (ikan lele, dll.). Bisa jadi mereka mengandung bahan kimia dan bakteri yang membahayakan hati. Pasien dengan masalah hati terutama harus waspada terhadap segala macam kerang, karena kerang dapat menjadi sumber hepatitis A. Seseorang dengan hati yang sudah rusak atau terbebani tidak perlu mendapat tugas tambahan. Karena hati menjaga kadar glukosa, yang penting untuk fungsi otak dan sistem saraf, dianjurkan makan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering. Ini mengurangi kerja hati.

Diet penyakit hati:

Menurut Atmarita (2005), terdapat 3 jenis diet khusus penyakit hati. Hal ini didasarkan pada gejala dan keadaan penyakit pasien. Jenis diet penyakit hati tersebut adalah Diet Hati I (DH I), Diet Hati II (DH II), dan Diet Hati III (DH III). 

Selain itu pada diet penyakit hati ini juga menyertakan Diet Garam Rendah I. Diet Garam Rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak menambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. Kadar natrium pada Diet Garam Rendah I ini adalah 200-400 mg Na.

Diet Hati I (DH I)

Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino Acid/BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 L/hari.

Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin, karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati I Garam Rendah. Bila ada asites hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam Rendah I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.

Diet Hati II (DH II)

Diet Hati II diberikan sebagai perpindahan dari Diet Hati I kepada pasien dengan nafsu makan yang cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Protein diberikan 1 g/kg berat badan dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna. Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati II Rendah Garam. Bila asites hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Rendah Garam I.

Diet Hati III (DH III)

Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, lemak, mineral dan vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya tetensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.

Tujuan:
  1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati.
  2. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan/atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
  3. Mencegah katabolisme protein.
  4. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
  5. Mencegah atau mengurangi asites, varises esophagus, dan hipertensi portal.
  6. Mencegah koma hepatik.

Syarat-syarat:
  1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai kemampuan pasien, yaitu 40 - 45 kkal/kg BB.
  2. Lemak cukup, yaitu 20 - 25% dari kebutuhan energo total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang. Pemberian lemak sebanyak 45 kg dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
  3. Protein agak tinggi, yaitu 1,25 - 1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein. Asupan minimal protein 0,8 - 1 g/kg BB, protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses.
  4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, berikan supplement vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada anemia.
  5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
  6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
  7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna.

Bahan makanan yang dibatasi:

Bahan makanan yang dibatasi untuk Diet Hati I, II, dan III adalah dari sumber lemak, yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.

Bahan makanan yang tidak dianjurkan:

Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I, II, III adalah makanan yang mengandung alkohol, teh atau kopi kental.

Diet Hati I (DH I)
  • Diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi dan pasien mulai mempunyai nafsu makan.
  • Makanan dalam bentuk lunak atau cincang.
  • Pemberian protein dibatasi 30 g/hari.
  • Lemak diberikan mudah cerna.
  • Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 liter/hari.
  • Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zaat besi danthiamin, karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja sampai kondisi membaik.
  • Diberikan rendah garam.
  • Untuk menambah kandungan energi, perlu diberikan makanan parental berupa cairan glukosa.

Contoh menu sehari:

1. Pagi
Bubur nasi
Cream soup ayam jagung brokoli
Jus tomat

2. Jam 10.00
Puding maizena saus milkshake
Jambu merah (susu hepatosol)

3. Siang
Bubur nasi
Pepes daging giling
Sayur sup cincang
Sari pepaya
Jeruk manis 

4. Jam 16.00
Kue lumpur
Teh manis

5. Malam
Bubur havermout lengkap
Susu hepatosol vanilla

Diet Hati II (DH II)

Diberikan sebagai perpindahan dari Diet Hati I kepada pasien yang nafsu makannya cukup.
Bentuk makanan lunak atau biasa.
Protein diberikan 1 g/kg BB.
Lemak sedang 20-25% dari kebutuhan energi total dalam bentuk mudah cerna.
Diberikan rendah garam.

Contoh menu sehari:

1. Pagi
Bubur nasi
Scramble egg
Mapo tofu jamur merang
Jus semangka melon

2. Jam 10.00
Puding maizena 
Strawberry

3. Siang
Nasi tim
Semur bola-bola tempe (rendah bumbu)
Bening bayam 
Semangka 
Pepaya potong
Saus jeruk

4. Jam 16.00
Macaroni schootel ayam sayuran
Sari tomat

5. Malam
Nasi tim
Rolade tempe
Cah tuna sayuran
Susu hepatosol

Diet Hati III (DH III)

Diberikan sebagai perpindahan dari Diet Hati II kepada pasien yang nafsu makannya telah baik.
Bentuk makanan lunak atau biasa.
Diberikan rendah garam.

Contoh menu sehari:

1. Pagi
Jaffle telur keju
Susu hepatosol

2. Jam 10.00
Puding caramel
Sari pepaya jeruk

3. Siang
Nasi tim
Sate tahu bumbu kuning (rendah bumbu)
Capcay cah
Mangga 
Pepaya

4. Jam 16.00
Pancake kedelai saus 
Susu hepatosol coklat

5. Malam
Nasi tim
Semur bola bola tempe (rendah bumbu)
Sup ayam makaroni wortel
Jus sirsak 
Susu hepatosol

Makanan yang dianjurkan:

1. Sumber karbohidrat
Nasi, mie, kentang, bihun, havermout, gula, sirup, madu

2. Protein hewani
Telur, susu, daging sapi tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, yoghurt.

3. Protein nabati
Tahu, tempe, kacang hijau, tofu.

4. Sayur
Semua sayuran kecuali yang terdapat pada daftar makanan yang tidak dianjurkan.

5. Buah
Semua buah kecuali yang terdapat pada daftar bahan makanan yang tidak dianjurkan.

6. Bumbu
Bawang merah, putih, lada, kunyit, jahe, salam, serai, kayu manis, ketumbar.

Makanan yang tidak dianjurkan:
1. Sumber karbohidrat
Beras ketan, ubi, singkong.

2. Protein hewani
Daging berlemak, daging kambing, daging babi, daging yang diawetkan seperti ham, sosis, kornet, sarden, dll.

3. Protein nabati
Kacanng merah, kacang tanah.

4. Sayuran
Sayuran bergas seperti kol, sawi, lobak.
Sayuran berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk, lembayung, nangka muda.
Sayuran yang diawetkan seperti asinan sayuran, sayur kalengan.

5. Buah
Durian, salak, nangka, alpukat, nanas.

6. Bumbu
Cabe, terasi, petis, tauco, vetsin, kecap asin, saus, dll.

7. Gorengan

8. Minuman beralkohol

Cara memasak yang baik:
  1. Gunakan margarin untuk menumis bumbu.
  2. Bila memasak menggunakan santan sebaiknya diganti dengan menggunakan susu rendah lemak atau santan encer.
  3. Makanan sebaiknya dimasak dengan metode dikukus, dipanggang, ditumis.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar