Selasa, 12 Oktober 2021

Sumber Penyakit Asam Urat.




Apa Itu Asam Urat...?

Asam urat merupakan salah satu penyakit tertua, karena sudah ada sejak 2000 tahun yang silam. Karena dahulu penderitanya kebanyakan para kaum bangsawan, maka penyakit ini disebut juga “penyakit para raja”. Memang hanya kaum bangsawan yang mampu mengonsumsi makanan dan minuman yang enak-enak. Namun, saat ini asam urat bisa melanda siapa saja dan di mana saja.

Asam Urat sering dialami oleh banyak orang sekarang ini. Bahkan, orang yang masih tergolong muda juga sering ditimpa penyakit ini. Penyakit ini laksana anak panah yang terlepas dari busurnya. Karena asam urat bisa menyerang persendian dengan cepat. Bayangkan saja, di saat Anda bangun pagi tiba-tiba ibu jari kaki dan pergelangan kaki Anda terasa terbakar, sakit dan membengkak. 

Bahkan selimut yang Anda gunakan bisa saja terasa seperti batu yang sangat berat. Itulah akibat asam urat atau biasa disebut juga arthritis gout. Dr. Handrawan Nadesul menyatakan bahwa normalnya kadar asam urat dalam tubuh kita antara 3-7 mg/dL. Bila asam urat lebih dari tujuh, orang dikategorikan mengidap asam urat tinggi. Artinya, metabolisme purin dalam tubuhnya terganggu.

Dalam jurnal Neurology juga menyatakan, kadar asam urat yang tinggi juga bisa meningkatkan risiko terkena stroke ringan yang dapat menyebabkan kemunduran mental pada lansia. Para peneliti dari Johns Hopkins University menemukan, pada orang usia di atas 60 tahun, dengan kadar asam urat tinggi, memperlihatkan kejadian stroke ringan daripada yang kadar asam uratnya lebih rendah.

Tim yang sama juga mendapati hubungan antara kadar asam urat yang meningkat dengan rendahnya kemampuan dalam tes memori dan kecepatan berpikir. “Kami menemukan kadar asam urat berkaitan dengan dua gangguan kognitif sedang itu, juga stroke ringan. Kami memang harus mempelajari lebih jauh bagaimana keterkaitan itu berlangsung,” kata ketua tim peneliti, Dr. David Schretlen.

Asam urat (uric acid), dalam The Merck Index, an Encyclopedia of Chemicals and Drugs, edisi ke-9, dinyatakan sebagai suatu senyawa alkaloida turunan purin (xanthine). Senyawa, yang ditemukan pertama kali oleh Scheele pada tahun 1776, ini merupakan produk akhir dari metabolisme nitrogen pada burung dan hewan melata. Ia bisa ditemukan pada hasil ekskresi kedua jenis hewan tersebut dan pada urin hewan pemakan daging.

Asam urat merupakan kristal putih, tidak berbau dan berasa, mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam sianida (HCN), sangat sukar larut dalam air, larut dalam gliserin dan alkali.

Menurut Mathews (1991) dalam bukunya Biochemistry, asam urat dihasilkan oleh setiap makhluk hidup akibat proses metabolisme utama yaitu, suatu proses kimia dalam inti sel yang berfungsi menunjang kelangsungan hidup. Proses dimulai dari makanan berupa karbohidrat, protein, dan selulosa (serat) melalui suatu jalur proses kimia yaitu siklus KREBS yang akan menghasilkan tenaga (energi) dan bahan-bahan kimia yang dibutuhkan tubuh. Bila terjadi penyimpangan dalam proses ini, terutama terjadi pada orang berusia 40 tahun ke atas atau manula, maka asam urat akan menumpuk.

Asam urat sendiri disebabkan karena tingginya kadar asam urat di dalam darah. Akibatnya terjadi penumpukan kristal di daerah persendian sehingga menimbulkan rasa sakit. Selain itu, asam urat juga menyerang ibu jari kaki, dapat membentuk tofi atau endapan natrium urat dalam jaringan di bawah kulit. Bahkan juga bisa menyebabkan terbentuknya batu ginjal.

Dari asumsi-asumsi di atas dapat ditarik sebuah pengertian dari asam urat itu sendiri. Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.

Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.

Hal tersebut serupa dengan pendapat Prof. Dr. WH bahwa asam urat adalah peradangan sendi akut yang disebabkan oleh pengendapan kristal asam urat dalam rongga sendi. Gejala klasik asam urat ialah serangan akut berulang yang sangat nyeri pada jempol kaki, beberapa sendi lainnya. Asam urat akut sering berulang dan berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia).

Asam urat berasal dari purin yang ada dalam inti sel yaitu asam nukleat baik yang berasal dari tubuh manusia sendiri (penderita leukimia memiliki kadar asam urat yang tinggi) maupun dari makanan yang dikonsumsinya. Kadar normal kandungan asam urat pada manusia adalah 4-7 mg/dl. Asam urat yang terbentuk dalam tubuh kebanyakan akan dikeluarkan melalui feses (kotoran) dan urin.

Dalam istilah kedokteran penyakit asam urat disebut sebagai gout. Gout terbagi atas 2 yaitu gout primer dan gout sekunder.

1. Gout Primer

Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti. Bisa merupakan gabungan dari faktor genetik dan hormonal yang mengakibatkan produksi uric acid berlebihan sehingga mengganggu metabolisme tubuh.

2. Gout Sekunder

Ini disebabkan oleh cara mengonsumsi makanan yang tidak tepat. Orang yang menderita penyakit gout sekunder cenderung teledor dalam memilih makanan, lebih menyukai menyantap hidangan daging yang berpotensi meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh.

 

Sumber Asam Urat

Ada dua sumber utama purin dalam tubuh. Yaitu purin yang berasal dari makanan dan purin hasil metabolisme DNA tubuh. Purin yang berasal dari makanan merupakan hasil pemecahan nukleoprotein makanan yang dilakukan oleh dinding saluran cerna. Sehingga mengonsumsi makanan tinggi purin akan meningkatkan kadar asam urat darah. Oleh karena itu kita harus mengetahui makanan dan minuman apa saja yang banyak mengandung purin.

Perhatikan makanan dan minuman sebagai berikut :



A. Hiperurisemia

Hiperurisemia adalah istilah kedokteran yang mangacu pada kondisi kadar asam urat dalam darah melebihi “normal” yaitu lebih dari 7,0 mg/dl. Hiperurisemia dapat terjadi akibat meningkatnya produksi ataupun menurunnya pembuangan asam urat, atau kombinasi dari keduanya. Kondisi menetapnya hiperurisemia menjadi predisposisi (faktor pendukung) seseorang mengalami radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis), batu ginjal akibat asam urat ataupun gangguan ginjal.

Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa.

Di dunia, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada orang Maori di Australia. Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali, sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol.

Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine itu ikut berkurang sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah. Konsumsi ikan laut yang tinggi juga mengakibatkan asam urat.

Asupan yang masuk ke tubuh juga mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, sea food: udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri.

Kalau menurut hasil pemeriksaan laboratorium kadar asam urat terlalu tinggi, kita perlu memperhatikan masalah makanan. Makanan dan minuman yang selalu dikonsumsi apakah merupakan pemicu asam urat. Pada orang gemuk, asam urat biasanya naik sedangkan pengeluarannya sedikit. Maka untuk keamanan, orang biasanya dianjurkan menurunkan berat badan.

Hal yang paling penting untuk diketahui adalah kalau asam urat tinggi dalam darah, tanpa kita sadari akan merusak organ-organ tubuh, terutama ginjal, karena saringannya akan tersumbat. Tersumbatnya saringan ginjal akan berdampak munculnya batu ginjal, atau akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal.

Asam urat pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah) koroner. Karena itu, siapa pun yang kadar asam uratnya tinggi harus berupaya untuk menurunkannya agar kerusakan tidak merembet ke organ-organ tubuh yang lain.


B. Komplikasi Hiperurisemia 

1. Radang Sendi Akibat Asam Urat (Gouty Arthritis)

Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang sendi (gout). Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung berkumpul di cairan sendi ataupun jaringan ikat longgar. Meskipun hiperurisemia merupakan faktor resiko timbulnya gout, namun, hubungan secara ilmiah antara hiperurisemia dengan serangan gout akut masih belum jelas. Atritis gout akut dapat terjadi pada keadaan konsentrasi asam urat serum yang normal. Akan tetapi, banyak pasien dengan hiperurisemia tidak mendapat serangan atritis gout.

Gejala klinis dari Gout bermacam-macam, yaitu, hiperurisemia tak bergejala, serangan akut gout, gejala antara(intercritical), serangan gout berulang, gout menahun disertai tofus.

Keluhan utama serangan akut dari gout adalah nyeri sendi yang amat sangat yang disertai tanda peradangan (bengkak, memerah, hangat dan nyeri tekan). Adanya peradangan juga dapat disertai demam yang ringan. Serangan akut biasanya puncaknya 1-2 hari sejak serangan pertama kali. Namun pada mereka yang tidak diobati, serangan dapat berakhir setelah 7-10 hari.  Serangan biasanya berawal dari malam hari. Awalnya terasa nyeri yang sedang pada persendian. Selanjutnya nyerinya makin bertambah dan terasa terus menerus sehingga sangat mengganggu.

Biasanya persendian ibu jari kaki dan bagian lain dari ekstremitas bawah merupakan persendian yang pertama kali terkena. Persendian ini merupakan bagian yang umumnya terkena karena temperaturnya lebih rendah dari suhu tubuh dan kelarutan monosodium uratnya yang berkurang. Trauma pada ekstremitas bawah juga dapat memicu serangan. Trauma pada persendian yang menerima beban berat tubuh sebagai hasil dari aktivitas rutin menyebabkan cairan masuk ke sinovial pada siang hari. Pada malam hari, air direabsorbsi dari celah sendi dan meninggalkan sejumlah MSU tofi pada kedua tangan.

Serangan gout akut berikutnya biasanya makin bertambah sesuai dengan waktu. Sekitar 60% pasien mengalami serangan akut kedua dalam tahun pertama, sekitar 78% mengalami serangan kedua dalam 2 tahun. Hanya sekitar 7% pasien yang tidak mengalami serangan akut kedua dalam 10 tahun.

Pada gout yang menahun dapat terjadi pembentuk tofi. Tofi adalah benjolan dari kristal monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak tubuh. Tofi merupakan komplikasi lambat dari hiperurisemia. Komplikasi dari tofi berupa nyeri, kerusakan dan kelainan bentuk jaringan lunak, kerusakan sendi dan sindrom penekanan saraf. 

2. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal

Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu. 

Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar