Senin, 10 April 2023

Mukjizat Musa AS



Menjawab tentangan Firaun yang menuntut bukti atas kebenarannya Musa dengan segera meletakkan tongkatnya yang segera menjelma menjadi seekor ular besar yang melata menuju Firaun. Karena ketakutan melompat lari dari singgasananya melarikan diri seraya berseru kepada Musa: “Hai Musa demi asuhanku kepadamu selama delapan belas tahun panggillah kembali ularmu itu.” Kemudian dipeganglah ular itu oleh Musa dan kembali menjadi tongkat biasa.

Berkata Firaun kepada Musa setelah hilang dari rasa heran dan takutnya: “Adakah bukti yang dapat engkau tunjukkan kepadaku?”

“Ya, lihatlah.” Musa menjawab serta memasukkan tangannya ke dalam saku bajunya. Kemudian tatkala tangannya dikeluarkan dari sakunya, bersinarlah tangan Musa itu menyilaukan mata Firaun itu dan orang-orang yang sedang berada di sekelilingnya.

Firaun sebagai raja yang menyatakan dirinya sebagai tuhan tentu tidak akan mudah begitu saja menyerah kepada Musa bekas anak pungutnya walaupun kepadanya telah diperlihatkan dua mukjizat. Ia bahkan berkata kepada kaumnya yang ia khawatir akan terpengaruh oleh kedua mukjizat Musa itu bahwa itu semuanya adalah perbuatan sihir dan bahwa Musa dan Harun adalah ahli sihir yang mahir yang datang dengan maksud menguasai Mesir dan para penduduknya dengan kekuatan sihirnya itu.

Firaun dianjurkan oleh penasihatnya yang dikepalai oleh Haman agar mematahkan sihir Musa dan Harun itu dengan mengumpulkan ahli-ahli sihir yang terkenal dari seluruh daerah kerajaan untuk bertanding melawan Musa dan Harun. Anjuran tersebut disetujui oleh Firaun.

Akhirnya diadakanlah pertandingan sihir itu, maka berduyun-duyunlah penduduk kota menuju ke tempat yang telah ditentukan

Segeralah ahli-ahli sihir Firaun menunjukkan aksinya melemparkan tongkat dan tali-temali mereka ke tengah-tengah lapangan. Musa merasa takut ketika terbayang kepadanya bahwa tongkat-tongkat dan tali-tali itu seakan-akan ular-ular yang merayap cepat. Namun Allah tidak membiarkan hamba utusan-Nya berkecil hati menghadapi tipu-daya orang-orang kafir itu. Allah berfirman kepada Musa Di saat ia merasa cemas itu: 

“Janganlah engkau merasa takut dan cemas hai Musa! Engkau adalah yang lebih unggul dan akan menang dalam pertandingan ini. Lemparkanlah yang ada di tanganmu segera.”

Para ahli-ahli sihir yang pandai dalam bidangnya itu tercengang ketika melihat ular besar yang menjelma dari tongkat Nabi Musa dan menelan ular-ular dan segala apa yang terbayang sebagai hasil tipu sihir mereka. Mereka segera menyerah kalah bertunduk dan bersujud (kepada Allah) di hadapan Musa seraya berkata: 

“Itu bukanlah perbuatan sihir yang kami kenal yang diilhamkan oleh syaitan tetapi sesuatu yang digerakkan oleh kekuatan ghaib yang mengatakan kebenaran kata-kata Musa dan Harun maka tidak ada alasan bagi kami untuk tidak mempercayai risalah mereka dan beriman kepada Tuhan mereka sesudah apa yang kami lihat dan saksikan dengan mata kepala kami sendiri.”

Firaun raja yang congkak dan sombong yang menuntut persembahan dari rakyatnya sebagai tuhan segera membelalakkan matanya tanda marah dan jengkel melihat ahli-ahli sihirnya begitu cepat menyerah kalah kepada Musa bahkan menyatakan beriman kepada Tuhannya dan kepada kenabiannya serta menjadi pengikut-pengikutnya.

Nabi Musa yang telah mengalahkan ahli-ahli sihir dengan kedua mukjizatnya makin meluas pengaruhnya, sedang Firaun dengan kekalahan ahli sihirnya merasa kewibawaannya merosot dan kehormatannya menurun. Ia khawatir jika gerakan Musa tidak segera dipatahkan akan mengancam keselamatan kerajaannya dan kekuasannya.

Akhirnya kesabaran Nabi Musa sampai pada puncaknya, melihat Firaun dan pembantu-pambantunya tetap bersikeras menentang dakwahnya, mendustakan risalahnya dan makin melakukan tindakan kejamnya terhadap kaum Bani Israil terutama para pengikutnya yang menyembunyikan imannya karena ketakutan dengan kejaran Firaun dan pembalasannya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. 

Berdoalah Nabi Musa, memohon kepada Allah: “Ya Tuhan kami, Engkau telah memberi kepada Firaun dan kaum kerabatnya kemewahan hidup, harta kekayaan yang meluap-luap dan kenikmatan duniawi, yang kesemuanya itu mengakibatkan mereka menyesatkan manusia, hamba-hamba-Mu, dari jalan yang Engkau ridhai dan tuntunan yang Engkau berikan. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta-benda mereka dan kunci matilah hati mereka. Mereka tidak akan beriman dan kembali kepada jalan yang benar sebelum melihat siksaan-Mu yang pedih.”

Berkat doa Nabi Musa dan permohonannya yang diperkenankan oleh Allah, maka kerajaan Firaun akhirnya dilanda krisis keuangan dan makanan, yang disebabkan keringnya sungai Nil sehingga tidak dapat mengairi sawah-sawah dan ladang-ladang di samping serangan hama yang ganas yang telah menghabiskan padi dan gandum yang sudah menguning dan siap untuk dipanen.

Belum selesai krisis keuangan dan makanan selesai datang banjir yang besar disebabkan oleh hujan yang turun dengan derasnya, sehingga menghanyutkan rumah-rumah, gedung-gedung dan membinasakan binatang-binatang ternak. Dan sebagai akibat dari banjir itu, bermacam-macam wabah dan penyakit yang menjangkiti dan merisaukan masyarakat seperti hidung berdarah dan lain-lain. Kemudian datanglah barisan kutu-kutu busuk dan katak-katak yang menyerbu ke dalam rumah-rumah sehingga mengganggu ketenteraman hidup mereka, menghilangkan kenikmatan makan, minum dan tidur, disebabkan menyusupnya binatang-binatang itu ke dalam tempat-tempat tidur, hidangan makanan dan di antara sela-sela pakaian mereka.

Pada waktu azab menimpa dan bencana-bencana itu sedang melanda berdatanglah mereka kepada Nabi Musa minta pertolongannya demi kenabiannya, agar memohonkan kepada Allah mengangkat bala itu dari mereka dengan perjanjian bahwa mereka akan beriman dan menyerahkan Bani Israil kepada Nabi Musa sekirannya mereka dapat ditolong dan terhindar dari azab bala itu.

Akan tetapi begitu bala-bala itu tercabut dari mereka dan hilanglah gangguan yang diakibatkan olehnya, mereka mengingkari janji mereka dan kembali bersikap memusuhi dan menentang Nabi Musa, seolah-olah apa yang terjadi bukanlah karena doa dan permohonan Musa kepada Allah tetapi karena hasil usaha mereka sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar