Minggu, 08 Januari 2023

Dhuhamu Akan Meringankan Pendampingmu


Shalat merupakan bentuk ibadah yang paling penting bagi setiap muslim. Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan sangat agung dalam Islam. Jika iman adalah perkataan dengan lisan, keyakinan dengan hati, dan amalan dengan organ badan, maka shalat merupakan salah satu bentuk amalan tersebut, serta bentuk ketaatan kepada Dzat yang Maha Penyayang.

Shalat merupakan rukun Islam yang ke dua setelah syahadat. Demikian juga, shalat –seperti yang sudah ditegaskan oleh Rasulullah saw– adalah tiang agama. Dan shalat pulalah yang dapat membedakan antara seseorang itu muslim ataukah kafir, dan merupakan hubungan antara seorang hamba dengan Rabb-nya.

Jika seorang hamba ingin berbicara kepada Rabb-nya, maka cara yang bisa dilakukannya adalah bergegas untuk mengerjakan shalat. Sedangkan jika ia ingin agar Allah swt berbicara kepadanya, maka caranya adalah dengan membaca Al Qur’an.

Shalat merupakan rehatnya hati setiap muslim. Ingatlah bahwa ketika Rasulullah saw sedang dilanda kesulitan dan kesempitan, maka Beliau mengatakan: 

“Wahai Bilal, beri kami kesempatan untuk rehat dengan cara mengerjakan shalat!”

Dengan demikian, shalat merupakan solusi bagi setiap persoalan dan jalan keluar dari setiap kegundahan dan kesempitan. Betapa eloknya jika setiap muslim senantiasa bergegas menuju rumah Allah swt di muka bumi ini untuk mengerjakan shalat fardhu setiap kali mu‘adzin mengumandangkan adzan, sebagai pertanda masuknya waktu shalat. 

Shalat merupakan kunci diterima atau ditolaknya keseluruhan ibadah yang telah dilakukan seorang mukmin. Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa yang pertama dihisab oleh Allah swt. dari amal seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Sebaiknya, jika shalatnya rusak, maka seluruh amalnya juga akan turut rusak. Karenanya, shalat yang kita kerjakan harus benar-benar terjaga kesempurnaannya. Salah satu cara menyempurnakan shalat wajib adalah dengan melaksanakan shalat sunnah.

Banyak sekali pilihan shalat sunnah yang dapat kita kerjakan untuk menyempurnakan pahala shalat wajib yang telah kita kerjakan. Sebut saja shalat sunnah rawatib yang biasa kita kerjakan sebelum dan setelah mengerjakan shalat lima waktu. Selain shalat sunnah rawatib, kita juga mengenal banyak sekali jenis shalat sunnah di antaranya adalah tahiyatul masjid, syukrul wudhu, tahajud, witir, serta dhuha. Yang disebutkan terakhir kerap terlupakan karena meski kita tahu fadhilahnya tapi karena waktu pelaksanaannya bertepatan dengan dimulainya aktivitas harian, maka shalat dhuha sering tidak dikerjakan.

Jalinan dan komunikasi dengan Rabbnya terus berlanjut hingga di luar waktu shalat fardhu, yaitu ketika masing-masing individu sibuk dengan urusan penghidupan, sekalipun hanya menyempatkan waktu sejenak untuk berdiri di hadapan Tuhan dalam keadaan suci dari hadats, untuk menunaikan shalat dhuha.

Shalat dhuha adalah jenis shalat sunnah yang yang dikerjakan pada saat manusia pada umumnya sedang dalam kesibukan dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Shalat dhuha hukumnya sunnah muakad (sangat dianjurkan dan mendekati wajib) karena Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan berpesan kepada para sahabat untuk mengerjakannya juga. Shalat dhuha juga merupakan wasiat Rasul kepada umatnya sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits. “Abu Hurairah ra menceritakan, ‘Kekasihku Rasulullah saw memberi wasiat kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah kutinggalkan hingga meninggal dunia; shaum tiga hari dalam sebulan, dua rakaat shalat dhuha, dan hanya tidur setelah melakukan shalat witir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tentu saja, Rasulullah saw tidak akan mengistimewakan shalat dhuha tanpa alasan. Berikut beberapa fadhilah atau keutamaan shalat dhuha yang menjadikannya begitu istimewa di mata Rasullah saw.

Diantara keutamaan shalat dhuha adalah memperoleh ghanimah (keuntungan) yang besar. Diantara keuntungan yang besar adalah memiliki pasangan hidup yang baik. Allah swt akan memberikan ganjaran kepada hamba-Nya yang rajin mengerjakan shalat dhuha dengan pahala yang banyak. 

Shalat dhuha itu memiliki keutamaan dan faedah yang sangat agung. Orang yang mengerjakan shalat dhuha selalu berada dalam penjagaan dan perlindungan dari Allah sepanjang hari, dosa-dosanya dihapuskan, terjaga dari perbuatan-perbuatan buruk, dimasukkan ke dalam golongan muhsinin (orang-orang berbuat ihsan), ahli ibadah dan menjadi golongan yang beruntung, dibangunkan rumah di dalam surga, memperoleh pahala seperti pahala menunaikan haji dan umrah, serta sepadan dengan sedekah 360 kali. Pahadal sedekah ini menjadi kewajiban setiap ruas tubuh manusia setiap harinya.

Shalat dhuha juga memudahkan kita untuk mendapatkan jodoh. Allah tak akan memberikan kesulitan kepada hambaNya yang rela menyisihkan waktu untuk bersyukur kepadanya di waktu dhuha.

Berbahagialah orang yang shalat dhuha. Mengawali pagi dengan ibadah. Santapan ruhani yang menggenapkan semangat menjalani kehidupan dengan penuh keyakinaan dan tawakal. Dari awal hingga akhir menautkan diri kepada Allah yang Maha Kaya.

Hadits shalat dhuha yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari Abu Dzar bahwa Rasulullah saw bersabda, “Setiap pagi, (1) setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan shadaqahnya. (2) Setiap tasbih adalah shadaqah. (3) Setiap tahmid adalah shadaqah. (4) Setiap tahlil adalah shadaqah. (5) Setiap takbir adalah shadaqah. (6) Menyuruh kepada kebaikan adalah shadaqah. (7) Dan melarang berbuat munkar adalah shadaqah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)

Sehingga melihat fadhilah shalat dhuha, cukup beralasan kiranya bila Nabi saw menghimbau umatnya untuk senantiasa membiasakan diri melaksanakan shalat dhuha. Dengan mengetahui fadhilah-fadhilah tersebut, diharapkan kita lebih termotivasi untuk beristiqamah melaksanakan shalat dhuha agar tercapai tujuan bahagia dunia dan akhirat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar