Selasa, 02 Agustus 2022

Jenazah Disambut dengan Hujan dan Petir setelah Memaksakan Kehendak kepada Ibu (Andi - Pelajar)




Jangan membuat ibu marah

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata, ‘Ridlo Allah tergantung ridlo orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua’.” 

Kandungan hadits di atas ialah kewajiban mencari keridloan kedua orang tua sekaligus terkandung larangan melakukan segala sesuatu yang dapat memancing kemurkaan mereka.

Seandainya ada seorang anak yang durhaka kepada ibunya, kemudian ibunya tersebut mendoakan kejelekan, maka doa ibu tersebut akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana dalam hadits yang shahih Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Ada tiga doa yang dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala yang tidak diragukan tentang doa ini: (1) doa kedua orang tua terhadap anaknya, (2) doa musafir-orang yang sedang dalam perjalanan, (3) doa orang yang dizhalimin.” (Hasan: HR. Al-Bukhari)

Jika seorang ibu meridloi anaknya, dan doanya mengiringi setiap langkah anaknya, niscaya rahmat, taufik dan pertolongan Allah akan senantiasa menyertainya. Sebaliknya, jika hati seorang ibu terluka, lalu ia mengadu kepada Allah, mengutuk anaknya. Cepat atau lambat, si anak pasti akan terkena doa ibunya. Wal iyyadzubillaah.

Jenazah Disambut dengan Hujan dan Petir setelah Memaksakan Kehendak kepada Ibu Andi - Pelajar


Pada tahun lalu 2011, di desa saya gempar. Menurut cerita orang-orang yang menyaksikan sendiri kejadian itu, penguburan jenazah sorang pemuda disambut dengan hujan deras, dan petir menggelegar. Padahal saat itu musim kemarau sedang berlangsung. 
Nenek almarhum bercerita, bahwa cucunya, sebut saja Andi, baru saja minta dibelikan sepeda motor baru. Lantaran orang tuanya tidak mempunyai uang, ditolaklah permintaan itu. Andi yang sudah ngotot ingin memiliki sepeda motor baru, melakukan berbagai cara agar keinginannya bisa dipenuhi. Andi mengancam orang tuanya, jika tidak dibelikan sepeda motor baru, maka dia akan keluar dari sekolahnya. 
Kasih ibu sepanjang masa memang benar adanya. Karena rasa sayangnya pada Andi, maka ibu dan bapak Andi mencari cara agar dapat membelikan sepeda motor untuk anaknya. Kemudian diputuskan untuk menyewakan sawah mereka selama dua tahun. Dan uang hasil menyewakan sawah itu digunakan untuk membayar uang muka kredit sepeda motor. 
Andi kelihatan senang, ingin pergi kemanapun selalu memakai sepeda motor. Setelah itu, ibu Andi berinisiatif pergi ke Malaysia guna membayar cicilan sepeda motor Andi. Tak selang berapa lama, tepatnya seminggu setelah membeli sepeda motor itu, peristiwa naas terjadi. Saat Andi pergi ke rumah temannya memakai sepeda motornya yang baru. Ketika melaju di sebelah rumah makan, tiba-tiba Andi yang berboncengan dengan temannya menabrak gundukan tanah. Orang-orang yang melihat kejadian ini langsung histeris. Beberapa orang lainnya menghubungi keluarga Andi, ada juga yang memanggil ambulans. Andi dibawa ke rumah sakit dalam keadaan kritis. Hanya dua jam di rumah sakit, Andi menemui ajalnya. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. 
Masih ingat saat itu adalah musim kemarau panjang, tiba-tiba saja suara petir menggelegar, hujan pun turun sangat deras. Subhanallah, hujan dan petir menyambut jenazah Andi. Para kerabat Andi mencoba menghubungi ibu Andi yang berada di Malaysia. Saat diberitahu bahwa anaknya meninggal, ibu Andi meresponya dengan datar-datar saja. “Doakan saja semoga Allah mengampuni dosa-dosanya.” Begitulah pesan ibu Andi pada kerabat yang menelpon. Subhanallah, semoga ibu Andi mau mengampuni dosa anaknya. Karena ridlo kedua orang tua adalah ridlo Allah juga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar