Kamis, 04 Agustus 2022

Bagaimana malaikat maut mendatangi kita



Siapapun makhluk hidup pasti akan dikejar kematian meskipun sembunyi dalam lubang sempit sekalipun. Malaikat maut yang ditugasi oleh Allah untuk mencabut nyawa kita tidak akan memberi toleransi waktu kepada kita untuk mengulur waktu kematian. Ia telah ditugasi Allah untuk mencabut nyawa. Ada yang menyebutkan bahwa ialah satu-satunya malaikat yang berhasil mempersembahkan tanah yang kemudian Allah membentuknya menjadi Adam. Jadi Allah memberinya tugas mencabut nyawa. Menurut riwayat makna sebuah hadits, az-Zuhri dan Wahab bin Munabbih serta yang lain pernah menjelaskan sebagai berikut,

“Allah telah mengutus Jibril untuk membawakan tanah dari bumi. Jibril pun mendatangi bumi untuk mengambil tanahnya. Namun tiba-tiba sang bumi meminta perlindungan kepada Allah. Allah pun mengabulkannya. Lalu diutuslah Mikail mengambil tanah dari bumi, namun sang bumi pun kembali meminta perlindungan kepada Allah dan Allah mengabulkannya. Baru kemudian Allah mengutus Izrail mengambil tanah dari bumi dan bumi pun masih meminta perlingdungan kepada Allah namun Allah tidak mengabulkannya. Saat itulah Izrail mengambil tanah dari bumi. Allah swt kemudian berfirman kepada Izrail, “Apakah bumi masih meminta perlindunganKu karena kedatanganmu?” Izrail menjawab, “Ya.” Allah bertanya, “Apakah engkau juga mengasihinya seperti kedua temanmu mengasihi?” Izrail menjawab,” Ketaatanku kepadaMu lebih berat daripada aku mengasihani bumi.” Allah memerintahkan Izrail, “Pergilah engkau karena engkau adalah sang malaikat maut. Aku memberi kekuasaan untuk mencabut nyawa mereka!” Sang Izrail malah menangis. Allah pun bertanya, “Kenapa engkau menangis?” Izrail menjawab, “Tuhanku, Engkau menciptakan para nabi, hamba-hamba pilihan dan para rasul dari Adam. Engkau tidak menciptakan satu makhlukpun yang lebih kau benci selain kematian karena ketika mengetahuiku, pasti mereka akan membenci dan mencercaku.” Allah berfirman kembali, “Aku akan membuat sebab-sebab kematian menimpa mereka, sekaligus mereka tidak akan mengingatmu karena terjadi sebab-sebab tersebut.”

Begitulah Allah membuat makhluk hidup mati melalui berbagai penyebab. Kitapun seringkali membicarakan makhluk hidup mati karena sakit, jatuh ataupun kecelakaan yang lainnya.

Sebagian Para Nabi berkata kepada Malaikat pencabut Nyawa :

“Tidakkah Kau memberikan Aba-aba atau peringatan kepada Manusia bahwa kau datang sebagai malaikat pencabut nyawa sehingga mereka akan lebih hati-hati?”

Malaikat itu menjawab, “Demi Allah, aku sudah memberikan aba-aba dan tanda-tandamu yang sangat banyak berupa penyakit, uban, kurang pendengaran, penglihatan mulai tidak jelas (terutama ketika sudah tua).

Semua itu adalah peringatan bahwa sebentar lagi aku akan menjemputnya. Apabila setelah datang aba-aba tadi ia tidak segera bertobat dan tidak mempersiapkan bekal yang cukup, maka aku akan serukan kepadanya ketika aku cabut nyawanya:

“Bukankah aku telah memberimu banyak aba-aba dan peringatan bahwa aku sebentar lagi akan datang? Ketahuilah, aku adalah peringatan terakhir, setelah ini tidak akan datang peringatan lainnya.” (HR. Imam Qurthubi)

Nabi Ibrahim as. pernah bertanya kepada Malaikat maut, “Wahai malaikat pencabut nyawa, apa yang kau lakukan seandainya ada dua orang yang meninggal di waktu yang sama; yang satu berada di ujung timur yang satu berada di ujung barat, serta di tempat lain tersebar penyakit yang mematikan dan dua ekor binatang melata pun akan mati?”

Malaikat pencabut nyawa berkata: “Aku akan panggil ruh-ruh tersebut, dengan izin Allah, sehingga semuanya berada di antara dua jariku, Bumi ini aku bentangkan kemudian aku biarkan seperti sebuah bejana besar dan dapat mengambil yang mana saja sekehendak hatiku.” (HR abu Nu’aim)

Malaikat maut mendatangi kita dalam sosok yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Ada sebuah hadits yang yang telah diriwayatkan oleh Ikrimah bahwa dia berkata,

“Aku telah membaca lembaran-lembaran milik Syaits yang menyebutkan bahwa Adam as pernah meminta Allah, ‘Ya Allah, perlihatkanlah kepadaku malaikat maut!’ Allahpun menjawab, ‘Dia mempunyai sifat-sifat yang tidak akan sanggup kau lihat dan Aku akan menurunkannya untuk mendatangimu dengan sosok seperti halnya dia akan mendatangi para nabi dan rasul.’ Allah lalu menurunkan Jibril dan Mikail, sedangkan malaikat maut datang dengan sesosok tubuh seperti domba jantan yang tampan. Bila dibentangkan, salah satu sayapnya akan menjelma menjadi 4.000 sayap, salah satunya menembus 7 langit dan bumi, yang lain menembus 7 bumi, ada juga yang sampai menembus ujung timur, ada juga yang menembus ujung barat. Dalam kedua tangannya tergenggam gunung, lembah, air bah, jin, manusia dan binatang-binatang melata. Selain itu laut dan cakrawala yang membentang di atasnya berada di celah atas dadanya seperti biji sawi dalam perut bumi. Dia mempunyai banyak mata yang tidak akan dibuka kecuali saat-saat tertentu, sayap-sayap yang tidak akan dibentangkan kecuali saat-saat harus dibentangkan. Selain itu, ia juga mempunyai sayap yang berisi kabar gembira untuk dibentangkan kepada orang-orang pilihan Allah dan sayap yang berisi tusuk daging, besi yang ujungnya bengkok dan gunting-gunting. Adam seketika itu juga pingsan selama kurang lebih satu jam pada hari ketujuh. Dan beberapa saat kemudian ia terbangun.”

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa nabi Ibrahim pernah meminta malaikat maut untuk memperlihatkan caranya mencabut nyawa seseorang yang beriman. Sang malaikat berkata, “Palingkan wajahmu!” Ibrahim memalingkan wajah lalu menengok dan serta merta melihat malaikat maut dalam sosok pemuda tampan, pakaiannya bersih, baunya wangi dan kulitnya halus, lalu ia berkata, “Wallahi, seandainya seorang yang beriman tidak melihat satu kebahagiaan selain wajahmu, pasti hal itu sudah cukup baginya.” Sang malaikat kemudian berkata, “Palingkan wajahmu lagi!” Ibrahim lalu memalingka wajahnya dan kemudian ia menengok lagi. Ternyata malaikat maut telah berubah menjadi seseorang yang berkulit hitam, kedua kakinya di bumi dan kepalanya di langit seperti sosok yang paling jelek yang pernah engkau lihat. Setiap bulu kulitnya menyimpan api yang menyala-nyala. Ibrahim lalu berkata, “Wallahi, seandainya orang kafir tidak melihat sesuatu yang menakutkan selain sosokmu ini, maka sudah cukup hal itu.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar