Kamis, 21 April 2022

Pengaruh Rhesus (Rh) Pada Kehamilan


Setiap orang memiliki jenis darah sendiri-sendiri yang lebih dikenal dengan golongan darah. Ada empat golongan darah yaitu A, B, AB, dan O. Keempat golongan darah itu memiliki turunan jenis darah yang disebut rhesus atau Rh yang terdiri dari Rh positif dan Rh negatif. 

Status Rh ini menggambarkan adanya partikel protein di dalam sel darah seseorang. Bagi yang ber-Rh negatif berarti ia kekurangan faktor protein dalam sel darah merahnya. Sedangkan yang ber-Rh positif berarti memiliki protein yang cukup.

Jenis darah diturunkan oleh kedua orangtua kepada anaknya. Calon ibu dan ayah yang ber-Rh positif, atau ber-Rh negatif, maka bayi yang dikandung ibu pun memiliki Rh yang sama. 

Masalah akan muncul bila calon ibu misalnya memiliki Rh negatif, sedangkan Rh ayah positif. Ketidaksamaan ini bisa menjadi cikal bakal ketidakcocokan Rh yang sangat berbahaya bagi bayi. Kemungkinan besar bayi akan terkena penyakit Rh atau hemolitik.

Apabila seorang ibu mempunyai Rh negatif dan ayah positif, kehamilan dan janin dalam kandungan bisa berisiko tinggi. Kehadiran janin sendiri di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi jika Rh janin tidak sama dengan Rh ibu. 

Secara alamiah tubuh bereaksi dengan merangsang sel darah merah (eristrosit) membentuk daya tahan atau antibodi berupa zat anti Rh untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘benda asing’ tersebut. Inilah yang menimbulkan ancaman pada janin yang dikandung.

Zat anti-Rh yang beredar dalam darah ibu akan melintasi plasenta dan menyerang sel darah merah janin yang disebut red cellalloimunization (RCA). Setelah masuk ke dalam peredaran darah janin, zat tersebut akan ‘membungkus’ sel-sel darah merah janin. Sel-sel yang terbungkus (coated cells) akan pecah (hemolisis) di dalam organ limpa janin. Salah satu hasil hemolisis ini adalah pigmen kuning yang disebut bilirubin. Pigmen ini bersifat racun dan bila tertimbun di dalam tubuh, akan membuat bayi berwarna kuning saat dilahirkan.

Selain itu, banyaknya sel darah merah bayi yang rusak dapat membuat bayi mengalami anemia. Semakin banyak zat anti-Rh masuk ke dalam tubuh janin, semakin parahlah kondisi janin. Proses RCA ini juga dapat mengakibatkan keguguran dan hamil di luar kandungan (kehamilan ektopik). 

Rhesus Darah

Rhesus darah merupakan salah satu metode penggolongan darah. Memang penggolongan darah berdasarkan rhesus memang jarang dijumpai di Indonesia. Penggolongan darah di Indonesia sering kali dibedakan menjadi 4 golongan utama dan faktor penentu penggolongan darah berdasarkan pemberian aglutinogen atau anti penggumpalan darah, yaitu:

  1. Golongan darah A, apabila darah menggumpal bila diberikan aglutinogen β.
  2. Golongan darah B, apabila darah menggumpal bila diberikan aglutinogen α.
  3. Golongan darah AB, apabila darah menggumpal bila diberikan aglutinogen α dan β.
  4. Golongan darah O, apabila darah sama sekali tidak menggumpal bila diberikan aglutinogen α dan β. 

Sedangkan macam penggolongan darah berdasar ada tidaknya protein atau antigen dalam permukaan darah, jarang sekali digunakan. Hal ini digunakan sebagai faktor penentu macam rhesus seseorang, yaitu rhesus positif (+) atau rhesus negatif (-), yaitu: 

  1. Apabila seseorang memiliki protein di permukaan sel darahnya, maka orang tersebut diidentifikasikan rhesus positif (+). 
  2. Apabila seseorang tidak memiliki protein di permukaan sel darahnya, maka orang tersebut diidentifikasikan rhesus negatif (-). 

Istilah rhesus darah diambil dari suatu spesies kera Macaca mulatta yang banyak dijumpai di India dan Tiongkok. Rhesus negatif, banyak dijumpai pada penduduk Eropa, Australia dan Amerika, sedangkan rhesus positif banyak dijumpai pada penduduk Asia dan Afrika. Oleh karena penduduk Indonesia mayoritas memiliki rhesus positif, dan hanya 2% yang memiliki rhesus negatif. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar