Rabu, 09 Februari 2022

Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha



Waktu sholat Dhuha dimulai dari terbitnya matahari hingga menjelang matahari tergelincir (zawal). 

Syekh Ibnu Utsaimin merinci waktu ini ketika menjelaskan awal dan akhir waktu Dhuha. Beliau menyatakan bahwa waktu Dhuha berawal setelah matahari terbit seukuran tombak, yaitu sekitar semeter. Dalam hitungan jam yang ma’ruf adalah sekitar 12 menit (setelah terbitnya matahari) dan jadikan saja sekitar seperempat jam, karena lebih hati-hati.

Apabila telah berlalu seperempat jam dari terbit matahari, maka hilanglah waktu terlarang dan telah masuklah waktu sholat Dhuha. Sedangkan akhir waktunya adalah sekitar sepuluh menit sebelum tergelincirnya matahari. Lihat: asy-Syarhu al-Mumti’: 4/122--123.

Adapun dasar awal waktu Dhuha adalah hadits Abu Dzar yang berbunyi : Dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa Allah berfirman, “Wahai Bani Adam, sholatlah empat rakaat untuk-Ku di awal siang hari, niscaya aku menjagamu di sisa hari tersebut.”

Waktu Dhuha berakhir dengan tergelincirnya matahari yang menjadi awal waktu zuhur. Adapun jeda sebelumnya diberlakukan karena adanya larangan sholat sebelum tergelincirnya matahari. Oleh karena itu, Syekh Ibnu Utsaimin menyatakan, “Kalau begitu, waktu sholat Dhuha dimulai setelah keluar dari waktu larangan (untuk sholat) di awal siang hari (pagi hari) sampai adanya larangan di tengah hari.” Syarhu al-Mumti’: 4/123.

Adapun waktu utama untuk melaksanakan sholat Dhuha adalah di akhir waktunya. Syekh Ibnu Utsaimin menyatakan, “Melaksanakannya di akhir waktu adalah lebih utama.”

Hal ini dijelaskan dalam hadits yang berbunyi, 

“Sesungguhnya Zaid bin Arqam melihat suatu kaum melakukan sholat Dhuha, lalu beliau berkata, ‘Apakah mereka belum mengetahui bahwa sholat pada selain waktu ini lebih utama? Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu bersabda, ‘Sholat al-awwabin (hendaklah dilakukan) ketika anak unta kepanasan.’” (Hr. Muslim, Kitab Sholat al-Musafirin wa Qashruha, Bab Sholat al-Awwabina hina Tarmidhu al-Fishal, no. 748)

Hati-hati waktu haram sholat Dhuha 

Sebelum melaksanakan sholat Dhuha, ada baiknya kita mengetahui waktu-waktu yang diharamkan melaksanakan sholat secara umum. Karena walaupun sholat Dhuha hukumnya sunnah, tetapi bila dilaksanakan pada waktu yang haram bukanlah pahala yang kita dapat, malah jadi dosa.

Berikut waktu-waktu yang diharamkan untuk melaksanakan sholat berdasarkan hadits-hadits Rasulullah SAW:

Dari Ibnu Abbas berkata: “Datanglah orang-orang yang diridhai dan ia ridha kepada mereka yaitu Umar, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang sholat sesudah Subuh hingga matahari bersinar, dan sesudah Asar hingga matahari terbenam.” [HR. Bukhari]

Dari Ibnu Umar berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Apabila sinar matahari terbit maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga matahari tinggi. Dan apabila sinar matahari terbenam, maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga matahari terbenam.” [HR. Bukhari]

Dari Abu Hurairah bahwa “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang dua sholat. Beliau melarang sholat sesudah sholat Subuh sampai matahari terbit dan sesudah sholat Asar sampai matahari terbenam.” [HR. Bukhari]

Dari Muawiyah ia berkata (kepada suatu kaum): “Sesungguhnya kamu melakukan sholat (dengan salah). Kami telah menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kami tidak pernah melihat beliau melakukan sholat itu karena beliau telah melarangnya, yaitu dua rakaat sesudah sholat Asar.” [HR. Bukhari]

Dari Uqbah bin Amir: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang sholat pada tiga saat: (1) ketika terbit matahari sampai tinggi, (2) ketika hampir Zuhur sampai tergelincir matahari, (3) ketika matahari hampir terbenam.” [HR. Bukhari]

Dari Abu Hurairah, bahwa “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang sholat pada waktu tengah hari tepat (matahari di atas kepala), sampai tergelincir matahari kecuali pada hari Jumat.” [HR. Abu Dawud] 

Menurut jumhur ulama, sholat ini adalah sunnah Tahiyatul Masjid, selain sholat ini tetap dilarang melakukan sholat apapun.

Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: 

“Matahari terbit dengan diikuti setan. Pada waktu mulai terbit, matahari berada dekat dengan setan, dan ketika telah mulai meninggi berpisah darinya. Pada waktu matahari berada tepat di tengah-tengah langit, ia kembali dekat dengan setan, dan ketika telah zawal (condong ke arah barat) ia berpisah darinya. Pada waktu hampir terbenam, ia dekat dengan setan, dan setelah terbenam ia berpisah lagi darinya.” [HR. Nasa’i]

Waktu-waktu itu adalah waktu yang haram untuk sholat. Artinya apabila kita melakukan sholat sunnah pada waktu haram, maka bukan pahala yang kita dapatkan, melainkan dosa.

Waktu-waktu haram yang mengapit sholat Dhuha:

  1. Waktu haram #1 = sesudah Sholat Subuh hingga matahari bersinar, atau kurang lebih sejak jam 06:00 AM hingga 07:45 AM
  2. Waktu haram #2 = ketika hampir masuk waktu Zuhur hingga tergelincir matahari, atau kurang lebih jam 11:30 AM hingga 12:00 PM

Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan sholat Dhuha (pada waktu yang belum begitu siang), maka ia berkata: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa sholat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sholatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari.” [HR. Muslim]

Penjelasan:

Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar