Senin, 07 Februari 2022

Bahayakah Perawatan Rambut Saat Hamil?


A. Mengecat rambut



Cat rambut berperan penting dalam memperindah rambut dan menciptakan style baru, sehingga bisa meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Perpaduan warna rambut hitam dengan warna lain seperti pink, merah, biru, coklat, ataupun ungu mulai trend dari beberapa tahun belakangan. Bahkan, ada pula yang tidak hanya mencat rambut pada beberapa bagian saja, tetapi mengecatnya secara keseluruhan.

Lalu, apakah pemakaian cat rambut ini berbahaya bagi kesehatan? Meski cat rambut bisa membuat tampilan lebih style, tapi perlu diketahui bahwa penggunaan cat rambut yang memiliki kandungan kimia berbahaya serta dilakukan secara terus-menerus bisa menimbulkan efek buruk, tidak hanya bagi rambut dan kulit kepala saja, tetapi juga pada organ tubuh lainnya.

Mewarnai rambut bisa dilakukan untuk menyamarkan uban. Namun benarkah pewarna rambut bisa menyebabkan kanker? Sesungguhnya, para peneliti sendiri masih belum sepakat mengenai hal ini. Beberapa zat kimiawi yang terdapat dalam pewarna rambut diduga memang bisa terserap melalui kulit kepala.

Daerah ini memiliki begitu banyak pembuluh darah, yang nantinya akan mengalirkan zat kimiawi ini ke bagian tubuh lainnya. Ada baiknya memang Anda mewaspadai bahaya ini. Apalagi jika termasuk orang yang sering mewarnai rambut untuk mengubah penampilan.

Ada penelitian yang memperlihatkan bahwa para penata rambut yang sering menggunakan dua jenis pewarna (pewarna rambut yang sifatnya semi permanen dan permanen) pada pelanggannya kemungkinan akan membuat sang pelanggan terkena kanker kandung kemih.

Kabar baiknya adalah sampai sekarang belum ada bukti yang konsisten bahwa penggunaan pewarna rambut rumahan bisa meningkatkan risiko kanker. Tinjauan atas berbagai jenis studi yang dimuat dalam jurnal Cancer Causes & Control sendiri menyimpulkan tidak adanya hubungan langsung antara penggunaan pewarna rambut secara individual dengan kanker kandung kemih.

Bagi wanita hamil yang memakai cat rambut sering merasa pusing dan mual karena mencium bau menyengat dari cat rambut itu sendiri. Tidak hanya sebatas itu saja, pemakaian cat rambut saat hamil juga berisiko buruk pada janin. Zat kimia dalam cat rambut meresap ke dalam kulit kepala kemudian masuk dalam aliran darah. Kondisi ini akan memberikan efek negatif pada perkembangan janin.

Hanya saja, risiko ini tergolong sangat kecil dan jarang terjadi karena zat kimia tersebut hanya sedikit yang terserap ke kulit dan lebih banyak menempel di rambut. Dengan dilakukan sesering mungkin tentu efek ini tidak mustahil terjadi. Untuk menekan terjadinya efek buruk cat rambut pada janin, maka ada baiknya melakukan cat rambut setelah trimester pertama berakhir dan jangan terlalu sering menggunakannya.

a. Alergi cat rambut

Beberapa kandungan kimia dalam cat rambut seperti para-fenilendiamina (PPD) bisa mendatangkan alergi, apalagi jika kulit kepala pemakainya sensitif. Reaksi alergi ini biasanya timbul sekitar 24 jam setelah pemakaian cat rambut. Gejala alergi yang banyak dirasakan pemakai cat rambut yaitu gatal dan memerah pada kulit kepala, melepuh, dermatitis, demam, serta mual.

Efek alergi yang lebih parah yaitu terjadinya pembengkakan pada mata yang membuat penderitanya sulit untuk melihat. Ada beberapa obat yang bisa mengurangi efek alergi ini seperti kortikosteroid dan benadryl. Hanya saja, obat ini cenderung membawa efek samping lainnya bagi kesehatan. Untuk itu, jika kulit Anda termasuk sensitif, maka ada baiknya tidak terlalu sering melakukan cat rambut.

b. Memicu kanker

Cat rambut bisa memicu kanker dalam jangka panjang karena kandungan kimia berbahaya yang ada di dalamnya. Beberapa kandungan kimia dalam produk cat rambut bersifat karsinogenik yaitu memicu pertumbuhan kanker, di antaranya yaitu para-fenilendiamina (PPD) atau coal-tar, timbal asetat, dan amina sekunder. Meski tidak semua cat rambut mengandung kimia berbahaya, tapi kimia berbahaya ini memang seringkali ditemukan dalam produk cat rambut.

Jenis kanker yang sering ditimbulkan yaitu kanker kandung kemih, payudara, darah, dan leukimia. Selain itu, menurut sebuah studi dari Universitas Yale mengungkapkan bahwa mereka yang gemar melakukan pewarnaan rambut berisiko terkena limfoma non-hodgkin, yaitu kanker yang menyerang sistem limfatik.

Apa pun risikonya, yang jelas ancaman penyakit akibat pemakaian pewarna rambut masih bisa dibilang kecil. Meski demikian, Anda bisa menggunakan pewarna rambut yang sifatnya alami. Pewarna seperti itu bahannya berasal dari tanaman, seperti pewarna henna.

Selain bahaya tersebut, efek pasti yang ditimbulkan karena terlalu sering mengganti warna rambut yaitu terganggunya kesehatan rambut. Sehingga rambut menjadi kering, kasar, kusam, dan mudah rontok.

Agar risiko di atas tidak Anda dapatkan, maka pastikan salon menggunakan produk cat pewarna rambut yang memiliki izin edar, melakukan tes alergi sebelum penggunaan, serta jangan terlalu sering melakukan cat rambut, apalagi saat hamil.

Jika poin ini sudah dilakukan maka alergi dan bahaya lainnya bisa diminimalisir dan tentunya tidak perlu cemas saat melakukan proses pengecatan rambut.

Namun, beberapa saran berikut sebaiknya diikuti jika Anda ingin mewarna rambut saat hamil. Hal penting ketika mewarnai rambut saat hamil:

1. Hindari trimester pertama

Jika tidak mendesak, sebaiknya hindari mewarnai rambut saat hamil trimester pertama. Masa ini adalah merupakan masa yang sensitif, di mana janin masih sangat rentan terhadap pengaruh dari luar.

Cat rambut yang mengenai kulit kepala dapat masuk ke pori-pori dan ikut aliran darah di dalam tubuh kita. Walaupun jumlah zat kimia yang diserap oleh kulit kepala sangat sedikit dan tidak cukup banyak untuk menciderai janin, namun, bahan kimia tersebut dapat dilacak pada air seni.

2. Gunakan cat berbahan alami atau rendah amoniak

Sebaiknya bila Anda ingin mewarnai rambut saat hamil, gunakan cat rambut yang rendah amoniak. Atau pilihlah yang berbahan alami seperti Henna, yaitu cat rambut dari tumbuh-tumbuhan.

3. Sarung tangan dan ventilasi udara

Gunakan sarung tangan untuk menghindari kontak langsung dengan bahan kimia pewarna rambut. Bukalah jendela selagi mengecat rambut agar sirkulasi udara lebih baik. Bau cat pewarna rambut yang keras dapat menambah rasa mual atau pusing pada ibu hamil.

4. Hindari kontak dengan kulit kepala

Highlight rambut lebih disarankan dibandingkan dengan mewarnai seluruh rambut saat hamil. Hal ini karena area yang terpapar pewarna lebih sedikit dan berada 1-2 cm di atas kulit kepala. Dengan demikian, kontak langsung dengan kulit kepala selama proses pengecatan dapat dihindari.

Jadi, walaupun mewarnai rambut saat hamil tidak terbukti berbahaya bagi janin, sebaiknya hal-hal di atas Anda ikuti.

B. Smoothing rambut

Smoothing merupakan salah satu perawatan kecantikan rambut asal Brazil yang banyak digemari oleh para wanita termasuk di Indonesia sendiri. Perawatan smoothing rambut biasanya juga dilakukan secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Smoothing juga merupakan perawatan pada rambut yang hampir serupa dengan rebonding. Meskipun sejatinya smoothing dan rebonding adalah dua hal yang berbeda. Perbedaannya adalah: rebonding merupakan perawatan yang terpaku hanya pada pelurusan rambut saja. Sehingga hasilnya lebih permanen dan jatuh lurus ke bawah. Sedangkan smoothing merupakan perawatan yang lebih terpaku pada pelembutan dan pelemasan rambut. Sehingga hasilnya tidak begitu permanen dan masih bisa diubah-ubah tatanannya meskipun juga terlihat lurus.

Sama halnya dengan rebonding, smoothing tentunya juga memiliki dampak negatif atau bahaya yang bisa timbul. Mulai dari bahaya kesehatan rambut hingga kesehatan badan orang yang melakukan smoothing tersebut. Adapun bahaya melakukan smoothing rambut termasuk sebagai aktivitas berbahaya untuk ibu hamil (meskipun sebenarnya tidak semua bahaya memiliki pengaruh terhadap bayi yang ada di dalam perut), di antaranya adalah:

1. Kerusakan rambut

Salah satu bahaya yang ditimbulkan dari perawatan rambut smoothing adalah membuat kerusakan pada rambut itu sendiri. Kerusakan yang ditimbulkan bisa saja bermacam-macam, seperti kerontokan yang disebabkan rusaknya akar rambut atau menyebabkan rambut bercabang. Hal ini terjadi karena energi listrik panas yang dialirkan oleh alat bernama catok membuat pertumbuhan rambut menjadi tidak seimbang dan kandungan kimia lain yang merusak akar rambut. Ditambah lagi, pemakaian cat juga akan semakin mempengaruhi rusaknya rambut. 

2. Pendarahan pada hidung

Berdasarkan tes kesehatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa obat yang dipakai dalam perawatan rambut smoothing oleh salon atau rumah kecantikan merupakan obat yang berbahaya. Hal ini karena bahan kimia yang ada di dalam obat tersebut mengandung racun yang dapat menyebabkan seseorang mengalami pendarahan dalam hidup.

Bagi seorang wanita yang sedang hamil, kondisi (pendarahan hidung) tersebut tentu juga akan berdampak pada kesehatan janin yang dikandungnya meskipun tidak secara langsung bisa terlihat efeknya pada si bayi. Namun bahaya seperti pendarahan hidung pasti akan mempengaruhi keadaan bayi.

3. Alergi

Bahaya lain yang bisa ditimbulkan karena smoothing rambut adalah alergi pada kulit kepala. Alergi yang bisa saja muncul, contohnya iritasi kulit, ketombe, gatal-gatal, ruam dan lainnya. Alergi ini juga disebabkan oleh obat yang digunakan dengan kandungan bahan kimia yang berbahaya. Apabila kasus seperti ini menimpa, maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan pada dokter.

4. Rambut kusam dan kering

Rambut yang kering merupakan salah satu efek samping yang paling mungkin muncul setelah melakukan smoothing rambut bahkan pula rebonding. Hal ini sebabkan karena panasnya kandungan kimia yang berasal dari obat yang digunakan saat melakukan smoothing rambut. Keringnya rambut berarti menunjukkan bahwa rambut telah kehilangan kelembaban alaminya sehingga akan terlihat kusam dan tidak berkilau.

5. Rambut menjadi kasar

Bahaya ini juga disebabkan oleh kandungan bahan kimia yang berasal dari obat yang digunakan dalam perawatan smoothing rambut. Rambut yang kasar menandakan bahwa rambut telah kehilangan bentuk dan tekstur alaminya. Di samping itu, hal ini juga disebabkan karena kurangnya nutrisi baik dari dalam maupun dari luar.

6. Memicu kanker

Mungkin banyak orang yang tidak akan percaya bahwa perawatan kecantikan seperti smoothing rambut dapat memicu timbulnya penyakit kanker. Lantas, benarkah kalau smoothing rambut memang dapat memicu penyakit kanker? Mari kita simak penjelasan di bawah ini.

Semakin sering Anda melakukan smoothing rambut, maka risiko untuk memicu hadirnya penyakit kanker akan semakin besar. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian ilmiah yang menemukan bahwa kandungan yang terdapat pada obat yang digunakan dalam perawatan smoothing rambut terdapat formalin dengan kadar yang bervariasi sesuai jenis obatnya. Zat tersebut merupakan bahan kimia yang bisa memicu kanker sebagaimana dirilis oleh Badan Keselamatan Lingkungan Amerika Serikat.

Adapun zat kimia berbahaya yang bisa terkandung dalam bahan smoothing rambut, di antaranya formalin, formaldehyde, methylene glycol, methylene oxide, paraform, formicaldehyde, metahanl, oxomethane, dan oxymethylene. Pada wanita hamil gejala awal mungkin akan berdampak pada diri sendiri, namun lambat laun pasti akan menyebar hingga menjangkit sang bayi karena sudah kita ketahui bahwa bayi itu terhubung dan bergantung pada keadaan ibu yang mengandungnya. 

Jadi apabila wanita hamil mengalami gejala-gejala dari bahaya seperti yang dijelaskan di atas, misalnya pendarahan hidung tentu juga akan berpengaruh juga pada kondisi bayi. Kesehatan bayi akan juga terganggu apabila kesehatan sang ibunya terganggu. Oleh karena itu, tetaplah jaga kesehatan Anda terutama saat sedang hamil karena Anda juga harus memikirkan keadaan dan kesehatan bayi yang ada di kandungan atau perut Anda.

Efek samping penggunaan secara langsung bahan kimia tersebut akan menyebabkan gejala lainnya, seperti batuk, mata memerah, dan iritasi. Sehingga apabila Anda sudah sering menggunakannya, maka dikhawatirkan bahwa bahan kimia tersebut sudah mengendap di dalam tubuh dan sewaktu-waktu dapat menyebabkan hadirnya penyakit kanker.

Penyelidikan dan penilitian akan bahan kimia tersebut masih berlanjut sampai saat ini sebagaimana dilakukan oleh Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat. Sementara itu, peringatan mengenai bahaya kesehatan yang mungkin terjadi akibat pemakaian bahan kimia tersebut sudah dikeluarkan oleh pemerintah Kanada.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Meskipun belum ada tindakan sendiri di Indonesia, tetapi sudah ada beberapa pihak yang mungkin mengalami gejala seperti yang telah disebutkan, yaitu batuk, iritasi, dan mata memerah. Gejala ini muncul karena sudah terlalu seringnya menggunakan bahan kimia tersebut, dalam artian sudah terlalu sering melakukan perawatan smoothing rambut.

Jadi kesimpulan (dari penjelasan di atas) yang bisa diambil adalah walaupun di Indonesia memang belum dilakukan penyelidikan dan penelitian lebih lanjut mengenai bahan kimia ini, tetapi kita sebagai orang yang mungkin sudah mengetahui akan kebenaran atau fakta akan efeknya yang berbahaya, maka sudah seyogyanya kita agar berhati-hati untuk melakukan perawatan kecantikan seperti smoothing rambut. Begitu pula dengan rebonding karena metode dan bahan yang dipakai hampir sama, yang membedakan hanyalah hasil pada rambut rebonding bersifat lebih lama dan permanen.

Demikian beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan dalam melakukan perwatan smoothing rambut, termasuk bagi wanita yang sedang hamil. Sejatinya perawatan rambut tidaklah berbahaya asalkan tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Namun sayangnya pada perawatan rambut seperti smoothing, bahan yang dipakai mengandung zat kimia yang keras sehingga berbahaya bila digunakan secara terus-menerus ataupun berkala.

Selain mengecat rambut dan smoothing, aktifitas perawatan yang disebut bleaching (pemutihan rambut) dan hair depilatories juga berbahaya. Jika Anda terbiasa memutihkan rambut di tubuh Anda, mungkin sebaiknya berhenti selama kehamilan. Walaupun hingga saat ini belum ada fakta yang menunjukkan penggunaan pemutih dapat menyebabkan bayi cacat saat lahir. 

Masih belum ada kepastian apakah hal itu boleh dilakukan atau tidak selama hamil. Beberapa dokter merasa baik-baik saja karena mereka tidak percaya itu dapat diserap ke dalam tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar