Selasa, 25 Januari 2022

Pentingnya Konseling Pra Kehamilan




 A. Konseling pra hamil


Sebelum berencana untuk hamil dan memiliki bayi, ada baiknya bila calon orang tua melakukan persiapan sebelum kehamilan (pra hamil). Persiapan kehamilan ini meliputi persiapan fisik, mental, dan gizi. Untuk calon ibu hamil yang akan mempersiapkan kehamilannya, persiapan tersebut penting karena calon ibu akan mengalami banyak perubahan besar yang berkaitan dengan dirinya saat hamil. Perubahan-perubahan saat kehamilan itu termasuk perubahan fisik ibu dan perubahan peran yang akan disandang pada masa kehamilan bagi ibu hamil.

Konseling pra konsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan psikologi seorang wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan anak. Pembahasan ini mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, bagaimana cara mengasuh anak-anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita atau pasangan, serta harapan pengalaman usia subur dan menjadi orang tua.

Pengaturan usia subur sehubungan dengan upaya wanita atau pasangan untuk menyelesaikan pendidikan/memulai suatu karier, bagaimana stress mempengaruhi aktivitas. Sedangkan pada remaja, bagaimana dengan penyelesaian sekolah dan rencana melanjutkan perguruan tinggi atau pelatihan kerja serta metode pengontrolan kehamilan.

Kesiapan calon ibu diharapkan akan memberikan pengaruh yang lebih baik kepada calon janin dan ibu hamil dalam proses kehamilan. Idealnya, kehamilan itu direncanakan dan dipersiapkan dengan matang oleh suami istri. Langkah awal yang bisa dilakukan untuk mendapat keturunan yang baik adalah menjalani program konseling kesehatan. Hal ini sebaiknya dilakukan sebelum menikah atau sebelum rencana program kehamilan. Konseling pra hamil adalah jasa pemeriksaan medis yang disertai nasihat lengkap untuk pasangan yang akan program hamil, agar tercapai keluarga sehat dan bahagia. 

Konseling kesehatan dapat mendeteksi berbagai hal, seperti pembawa kelainan genetik, seperti hemofilia atau penyakit yang disebabkan darah sukar membeku, buta warna, dan sebagainya. Atau menderita penyakit keturunan yang perlu mendapat perhatian seperti kencing manis, jantung, dan tekanan darah tinggi. Dengan konseling juga dapat diketahui apakah si calon ibu menderita penyakit-penyakit lainnya, seperti penyakit kelamin, paru-paru, jantung, epilepsi, atau kanker rahim. 

Saat konseling pra hamil, suami dan istri akan menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan. Jika diketahui ada penyakit/gangguan yang dapat menghalangi terjadinya kehamilan ataupun membahayakan kehamilan, maka bisa segera ditangani dan disembuhkan terlebih dahulu.

Jadi secara umum, konseling kesehatan bisa memberi petujuk pada calon ibu tentang dampak kondisi kesehatannya pada bayi yang akan dilahirkan. Jika kemungkinan besar akan terjadi dampak negatif, misalnya ada penyakit tertentu yang diturunkan, maka dampak tersebut bisa diusahakan dicegah atau diperkecil risikonya.

Apa saja pemeriksaan yang dilakukan? Biasanya calon ibu akan menjalani pemeriksaan rongga panggul untuk mendeteksi ada-tidaknya masalah pada organ reproduksi. Juga akan diminta menjalani pap’s smear untuk mengetahui ada-tidaknya kanker atau gangguan lain di leher rahim. Berat badan (BB) juga akan ditimbang, karena BB yang berlebihan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon yang dapat memengaruhi tingkat kesuburan. Bahkan, calon ibu juga disarankan menjalani pemeriksaan gigi, karena bila gusi dan giginya bermasalah dapat membahayakan kehamilan sementara pencabutan gigi saat hamil tidak dianjurkan.

Untuk calon ayah, biasanya akan dirujuk ke dokter ahli laki-laki (androlog). Pemeriksaan yang dilakukan meliputi tes kesuburan dan tes darah. Pada tes kesuburan akan diperiksa kondisi dan kualitas sperma, dan juga kondisi testis (buah zakar). Sementara tes darah untuk mendeteksi ada-tidaknya gangguan kesehatan yang dapat memengaruhi kesuburan, semisal diabetes dan hipertensi.

Sebaiknya, calon ibu dan ayah juga berkonsultasi dengan psikolog yang umum menangani ibu hamil. Bagaimanapun, kehamilan akan mendatangkan banyak perubahan, terutama dalam diri calon ibu. Jika tak siap menghadapinya, aneka perubahan tersebut akan menimbulkan stress tersendiri pada calon ibu, yang tentunya dapat berdampak tak baik bagi perkembangan janin. Buat calon ayah pun, tak mudah menghadapi beragam perubahan yang terjadi pada istrinya kalau ia tidak memahaminya. Itulah perlunya berkonsultasi dengan psikolog, di samping juga membekali diri dengan aneka bacaan terkait kehamilan dan persalinan. 

Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh calon ayah dan ibu saat program hamil adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan konseling pra hamil untuk lebih paham tentang kehamilan, yaitu pemeriksaan medis kehamilan yang disertai saran dan anjuran dokter kandungan, yang meliputi: pemeriksaan fisik sebelum masa kehamilan, laboratorium, radiologis, dan pemeriksaan genetika calon ibu hamil yang akan masuk masa kehamilan.
  2. Pada saat hamil tidak dianjurkan melakukan pembatasan makanan atau diet karena akan mengganggu kehamilan.
  3. Menyembuhkan penyakit yang diidap ibu hamil, hal ini dilakukan untuk menghindarkan pengaruh negatif dari penyakit tersebut. Diharapkan sebelum hamil, seorang calon ibu hamil sudah tidak mengkonsumsi obat-obatan karena akan bahaya bagi kehamilan.
  4. Menghentikan pemakaian pil KB atau pil kontrasepsi saat program hamil, karena pemakaian pil ini akan mencegah terjadinya ovulasi dan menghambat pemasukan nutrisi saat kehamilan, yaitu terlepasnya sel telur dan indung telur pada proses kehamilan.
  5. Apabila wanita telah menggunakan metode hormonal jangka panjang, seperti suntikan, susuk/implan, ia harus tahu bahwa dibutuhkan beberapa bulan sebelum akhirnya ovulasi berlangsung teratur. Wanita dapat menggunakan metode barrier (contoh: kondom) sampai ia mengalami menstruasi teratur sehingga tanggal kehamilan dapat diperkirakan dengan tepat. Tidak ada efek berbahaya pada janin yang perlu diperhatikan bila kehamilan terjadi setelah semua metode ini dihentikan.
Mempertahankan status nutrisi yang baik sebelum mengalami kehamilan merupakan hal yang sangat penting. 
Status nutrisi yang cukup pada wanita usia subur (WUS) dapat diukur dari lingkar lengan atas (LILA). 

Batasan normalnya adalah 22,5 cm. Konseling pra hamil juga akan memberikan saran kepada calon ayah dan ibu mengenai beberapa hal yang sebaiknya dihindari dan dilakukan agar kehamilan yang akan dijalani sehat sehingga melahirkan generasi yang sehat dan cerdas.


B. Konseling genetik

Inti dari konseling genetika adalah sebagai upaya pencegahan timbulnya penyakit pada ibu hamil seperti cacat atau keadaan lain yang tidak diinginkan pada bayi yang akan dilahirkan. Konseling genetik ini dapat dilakukan dengan menelusuri riwayat pasangan akan adanya penyakit yang pernah diderita, penyakit bawaan dalam keluarga, paparan radiasi/kimia/obat-obatan yang berisiko, dan lain-lain yang sangat mengganggu proses kehamilan sang ibu.

Beberapa metode modern telah dikembangkan untuk mendeteksi kelainan genetik yang mungkin terjadi misalnya penyakit Tay-Sachs, Down Syndrome, Thalassemia, dan sebagainya. Metode tersebut antara lain dengan pemeriksaan darah/senun/urine ibu hamil, penggunaan USG anmiocentesis (yaitu proses pengambilan sejumlah cairan amnion atau ketuban pada ibu hamil), biopsi kulit janin dan sebagainya.

Jika ditemukan kelainan ibu hamil yang mungkin berakibat buruk bagi janin maupun ibu, maka pertimbangan saat masa kehamilan seperti kondisi psikis ibu terhadap berbagai altematif apakah kehamilan digugurkan atau tidak, atau janin diterapi sejak masih dalam kandungan, maka semuanya harus benar-benar mendapatkan penanganan segera agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Seorang pemberi konseling genetik (konselor genetik) dapat menjelaskan bagaimana kelainan/gangguan ini diwarisi oleh orangtua pada anak, risiko kemungkinan berulang; ditujukan kepada pasien, keluarga mereka dan tenaga medis yang secara langsung memberikan pelayanan kepada mereka; dan memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga yang mengalami penyakit. Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga yang memiliki gangguan genetik, konselor genetik dapat menjelaskan risiko yang akan mereka hadapi nanti, yaitu memiliki bayi yang mempunyai kondisi yang sama dengan mereka dan bagaimana kondisi nantinya akan mempengaruhi si anak.

Konselor genetik akan memberikan informasi tentang faktor risiko dan menjelaskan tes genetika yang tersedia. Seorang individu atau pasangan dapat menggunakan informasi ini untuk membantu mereka dalam membuat keputusan untuk menjadi orangtua. 

Konseling genetik diberikan kepada mereka yang:

  1. Sedang hamil atau berencana untuk hamil yang memiliki riwayat gangguan genetik seperti kistik fibrosis, cacat lahir seperti bibir sumbing dan abnormalitas kromosom seperti down sindrom.
  2. Retardasi mental
  3. Wanita yang memiliki riwayat abortus berulang
  4. Wanita yang sulit hamil
  5. Wanita yang telah dinyatakan telah terpapar dengan segala sesuatu yang berbahaya terhadap bayi yang akan dilahirkan (termasuk di dalamnya sinar x, radiasi, beberapa obat-obatan, alkohol, infeksi)
  6. Wanita yang berusia di atas 35 tahun
  7. Wanita yang berkepentingan untuk mendapatkan diagnosis prenatal
  8. Wanita yang sebelumnya sudah diberitahukan bahwa kehamilannya kemungkinan memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi atau cacat lahir berdasarkan hasil USG atau pemeriksaan darah
  9. Mereka yang memiliki riwayat keturunan kanker dan ingin mengetahui risiko dari perkembangan kanker tersebut dan cara untuk mengurangi risiko
  10. Mereka yang mengalami gangguan perkembangan seksual sekunder


Pada konseling genetik, konselor menanyakan individu atau pasangan beberapa pertanyaan tentang riwayat keluarga dan riwayat medis. Ia juga menjelaskan pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan (prenatal atau pemeriksaan darah). Konselor menjelaskan bagaimana proses terjadinya kelainan tersebut, ia juga membicarakan tentang risiko penurunan kondisi tersebut pada anak. Pemeriksaan fisik oleh medikal genetik menjadi bagian dari kegiatan konseling genetik. Ahli genetik ini bisa menyarankan beberapa tes untuk membantu dalam menegakkan diagnosis.

Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antara bidan selaku konselor dengan klien mencari tahu tentang masalah yang dihadapi klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar mencapai jalan keluar pemecahan masalah klien.

Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal masalah, merumuskan alternate, memecahkan masalah dan memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar