Rabu, 19 Januari 2022

Apa Itu Plasenta Previa

Sumber Gambar : https://image-cdn.medkomtek.com


Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intra uterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.


Plasenta terbentuk pada kira-kira usia kehamilan 8 minggu, berasal dari bagian konseptus yang menempel pada endometrium uteri dan tetap terikat kuat pada endometrium sampai janin lahir. Fungsi plasenta sendiri sangat banyak, yaitu sebagai tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi untuk tumbuh kembangnya janin, sebagai alat respirasi, sebagai alat sekresi hasil metabolisme, sebagai barrier, sebagai sumber hormonal kehamilan. 

Plasenta juga bekerja sebagai penghalang guna menghindarkan mikroorganisme penyakit mencapai fetus. Kebanyakan obat-obatan juga dapat menembus plasenta seperti morfin, barbiturat dan anestesi umum yang diberikan kepada seorang ibu sewaktu melahirkan, dapat menekan pernafasan bayi yang baru lahir.

Plasenta merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Placenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2, 5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram.

Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas sehingga lebih banyak tempat untuk melakukan implantasi. Permukaan fetal ialah yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin karena tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi-bagi oleh celah-celah/sekat-sekat yang berasal dari jaringan ibu. 

Oleh sekat ini, plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon. Pada penampang sebuah plasenta, yang masih melekat pada dinding rahim nampak bahwa plasenta terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang dibentuk oleh jaringan anak dan bagian yang dibentuk oleh jaringan ibu.

Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut piring penutup (membrana chorii), yang dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin, chorion dan villi. Bagian yang terbentuk dari jaringan ibu disebut piring desidua atau piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan sebagian dari desidua spongiosa, yang kelak ikut lepas dengan plasenta.

Fungsi plasenta ialah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Salah satu fungsi plasenta adalah untuk perfusi dan transfer nutrisi, yaitu sebagai tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi untuk tumbuh dan berkembangnya janin di dalam rahim, berupa penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan karbondioksida dan sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu.

Fungsi lain dari plasenta adalah sebagai berikut :
  1. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin.
  2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin.
  3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2  janin.
  4. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen, progesteron, dan sebagainya.
  5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin.
  6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
  7. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir-akhir ini diragukan, karena pada kenyataannya janin sangat mudah terpapar infeksi/intoksikasi yang dialami ibunya).
Sirkulasi darah pada plasenta meliputi :

1. Sirkulasi fetal

Darah janin yang terdeoksigenasi, atau darah yang menyerupai darah ibu mengalir ke placenta melalui 2 arteri umbilikalis. Pada taut antara tali pusat dan placenta, pembuluh-pembuluh umbilikus bercabang berkali-kali di bawah amnion dan bercabang kembali di dalam vilus yang terpecah-pecah, dan akhirnya membentuk jaringan kapiler pada percabangan terakhir. Darah dengan kandungan oksigen yang jelas lebih tinggi kembali dari placenta ke janin melalui sebuah vena umbilikalis. 

Cabang-cabang pembuluh umbilikalis yang berjalan di sepanjang permukaan fetal placenta disebut sebagai pembuluh permukaan placenta atau pembuluh korion. Kedua arteri umbilikalis berpisah di lepeng korion untuk mendarahi cabang-cabang kotiledon. Terdapat dua pola percabangan arteri korion yang berlainan. Satu menyebar : pada tipe ini adalah pola jaringan pembuluh halus yang berjalan dari tempat insersi tali pusat ke berbagai kotiledon. Tipe magistral ditandai oleh arteri-arteri yang berjalan ke tepi placenta tanpa banyak mengalami penyusutan diameter. Arteri-arteri ini merupakan end-arteri dan mendarahi satu kotiledon sewaktu percabangan membelok ke bawah untuk menembus lempeng korion. 

Pada minggu ke 10 pasca konsepsi, pola kecepatan aliran darah, tali pusat yang berbentuk gelombang mendadak berubah. Sebelum waktu ini tidak dijumpai frekuensi akhir diastol. Pada masa gestasi yang lebih lanjut akan dianggap abnormal.

2. Sirkulasi maternal

Homeostatis janin tergantung pada sirkulasi ibu placenta yang efisien oleh karena itu para peneliti mencoba mendefinisikan faktor-faktor yang mengendalikan aliran darah ke dan dari ruang antar vilus. Detil-detil fisiologis yang terdapat pada sirkulasi placenta ibu adalah sebagai berikut : darah ibu masuk melalui lempeng basal dan terdorong ke atas lempeng korion oleh puncak tekanan arteri ibu sebelum terjadi dispersi ke lateral. Setelah membasahi permukaan mikrovilus eksterna vilus korion, darah ibu mengalir kembali melalui lubang-lubang vena dilempeng basal dan masuk ke vena-vena uterus. 

Dengan demikian, darah ibu melintasi placenta secara acak tanpa melalui saluran-saluran yang sudah ada. Secara umum arteri spiralis berjalan tegak lurus, tetapi vena berjalan sejajar terhadap dinding uterus membentuk suatu tatan yang mempermudah vena menutup saat uterus berkontraksi dan mencegah terperasnya darah ibu ke ruang antar vilus.


Waspadai Placenta Previa

Jangan anggap enteng placenta previa. Menurut dokter, kondisi ibu hamil dengan letak plasenta menutupi jalan lahir termasuk kehamilan berisiko tinggi. Kehamilan pada setiap orang memang berbeda. Ada calon ibu yang memiliki banyak keluhan, ada juga yang merasa tidak punya masalah sedikit pun. 

Tapi kadangkala, meski tidak menunjukkan gejala apa pun bukan berarti bebas dari masalah, karena hampir 80% ibu hamil yang menderita plasenta previa justru mengira kehamilannya aman-aman saja. 

Plasenta previa merupakan komplikasi umum pada kehamilan yang berisiko tinggi, dimana plasenta melekat dekat atau menutupi leher rahim (pembukaan rahim). Kondisi ini dapat mengakibatkan pendarahan yang berlebihan atau pendarahan di bagian bawah rahim atau area plasenta yang menutupi leher rahim. Faktor risiko lain yang terlibat adalah abnormal implantasi dari plasenta, memperlambat pertumbuhan janin, kelahiran prematur, cacat lahir dan infeksi selama kehamilan.

Plasenta previa biasanya terjadi pada kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga dan juga pada wanita yang telah berusia lebih dari 30 tahun. 

Ada empat jenis plasenta previa yang dikenal, yaitu :
1.  Plasenta previa totalis : plasenta yang menutupi seluruh jalan lahir
2.  Plasenta previa parsial : plasenta yang hanya menutupi sebagian jalan lahir
3.  Plasenta previa marginal : plasenta yang hanya sedikit menyentuh mulut rahim
4.  Plasenta letak rendah : plasenta yang terletak di bawah dan tidak sampai menyentuh mulut rahim

Pada umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kearah korion. Letak plasenta umumnya berada di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. 

Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. 

Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast.

Terjadinya plasenta previa, biasanya ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :
1.  Pendarahan tanpa nyeri
2.  Pendarahan berulang
3.  Warna pendarahan merah segar
4.  Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5.  Timbulnya perlahan-lahan
6.  Waktu terjadinya saat hamil
7.  His biasanya tidak ada
8.  Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9.  Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
10.  Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
11.  Presentasi mungkin abnormal


Penyebab

Penyebab pasti plasenta previa belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang memungkinkan menyebabkan mengalami plasenta previa, seperti keguguran yang berkali-kali, hamil di usia muda, kelahiran dengan operasi caesar sebelumnya, abortus, dan mungkin juga karena merokok.

 Plasenta previa diawali dengan implantasi embrio (embryonic plate) pada bagian bawah (kauda) uterus. Dengan melekatnya dan bertumbuhnya plasenta, plasenta yang telah berkembang bisa menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vaskularisasi desidua yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.


Gejala

Gejala-gejala klinis plasenta previa adalah pendarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III). Sifat pendarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent). Pendarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-kadang pendarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Pendarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.


Pengobatan

Pemeriksaan fisik dalam menangani plasenta previa adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan luar

a. Inspeksi (penglihatan).
  • Dapat dilihat pendarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku dan sebagainya.
  • Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis (pucat).

b.  Palpasi.
  • Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
  • Sering dijumpai kesalahan letak janin.
  • Bagian terbawah janin belum turun. Letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul
  • Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.

2.  Pemeriksaan dengan alat

a. Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum.
b. Pemeriksaan USG.
  • Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100 % identifikasi plasenta previa.
  • Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %.
  • MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta, inkreta, dan plasenta perkreta.
  • Ada beberapa hal yang perlu diketahui apabila Anda mengalami atau mendapatkan diagnosa plasenta previa:

  1. Jika Anda terdiagnosa plasenta previa atau plasenta letak rendah di pertengahan kehamilan (trimester kedua), Anda sebaiknya melakukan USG lagi di akhir trimester kedua atau di usia kehamilan 32 minggu untuk memastikan dan memeriksa apakah posisi plasenta telah bergerak dan bergeser ke atas mengikuti perkembangan dan peregangan rahim.
  2. Jika plasenta Anda tidak menutupi leher rahim seluruhnya (plasenta previa lateralis maupun plasenta letak rendah) dan Anda tidak mengalami pendarahan selama kehamilan Anda, ulangi USG pada usia kehamilan 36 minggu. Namun, USG ulangan dianjurkan pada usia kehamilan 32 minggu jika Anda terdiagnosa plasenta previa di usia kehamilan 20 minggu

Perawatan tambahan akan diberikan berdasarkan keadaan pribadi Anda. Jika Anda memiliki atau mengalami plasenta previa totalis, Anda mungkin akan ditawarkan masuk ke rumah sakit setelah usia kehamilan 34 minggu. Bahkan jika Anda tidak memiliki gejala sebelumnya, karena ada risiko Anda bisa tiba-tiba berdarah dan kondisinya parah, yang mungkin berarti bahwa Anda memerlukan operasi caesar mendesak. Anda harus selalu menghubungi rumah sakit jika Anda pendarahan, kontraksi atau nyeri. 

Dalam beberapa kasus, transfusi darah sangat penting untuk menyelamatkan hidup Anda dan kehidupan bayi Anda. Jika Anda merasa bahwa Anda tidak pernah bisa menerima transfusi darah, maka Anda harus menjelaskan hal ini kepada dokter kandungan dan bidan sedini mungkin. Anda kemudian dapat membahas keberatan atau pertanyaan tertentu yang mungkin Anda miliki.


Apa yang Akan Terjadi pada Saat Kelahiran?

Operasi caesar pada kehamilan dengan kondisi plasenta previa relatif aman, namun ada beberapa situasi pada ibu yang membuat operasi jadi berisiko, yaitu : faktor umur, merupakan kehamilan kedua dengan plasenta previa dan telah mempunyai banyak anak. 

Prinsip utama dalam melakukan operasi caesar adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.

Tujuan operasi caesar dalam kondisi seperti ini adalah sebagai berikut :
  1. Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan pendarahan. Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber pendarahan karena adanya vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri.
  2. Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika janin dilahirkan pervaginam.

Kecuali ada pendarahan parah atau indikasi lain, persalinan dengan operasi caesar harus dilakukan setelah usia kehamilan 38 minggu. Anda biasanya akan mendapatkan program pemberian kortikosteroid antenatal untuk membantu bayi Anda untuk mengurangi komplikasi dari lahir prematur.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan memutuskan operasi caesar :
  • Anestesi Anda akan mendiskusikan pilihan untuk anestesi jika Anda membutuhkan operasi caesar. Anda mungkin harus memiliki anestesi umum, terutama dalam situasi darurat.
  • Jika Anda terdiagnosa plasenta previa, Anda lebih mungkin membutuhkan transfusi darah. Pasokan darah harus tersedia, jika perlu, untuk keadaan pribadi Anda.
  • Dalam kasus ekstrim, jika pendarahan terus dan tidak dapat dikendalikan, histerektomi (pengangkatan rahim) mungkin satu-satunya cara untuk mengendalikan pendarahan.
  • Jika ada pendarahan sebelum tanggal perkiraan lahir (HPL) Anda, bayi Anda mungkin harus dilahirkan lebih awal dari yang direncanakan.


Apakah Ada Hal Lain yang Anda Harus Tahu?

Beberapa hal yang perlu Anda ketahui sehubungan dengan plasenta previa sebagai berikut :
  1. Anda mungkin disarankan untuk menghindari hubungan seksual selama kehamilan, terutama jika Anda telah mengalami pendarahan.
  2. Anda mungkin akan ditawarkan pemeriksaan dengan spekulum (plastik atau alat besi digunakan untuk memisahkan dinding vagina) untuk melihat berapa banyak dan dimana pendarahan Anda berasal. Ini adalah pemeriksaan yang aman (tetapi harus dilakukan oleh dokter spesialis)
  3. Apabila Anda terdiagnosa plasenta previa ataupun plasenta letak rendah, Anda harus makan makanan yang sehat kaya akan zat besi untuk mengurangi risiko anemia.

Bagi para calon ibu yang sedang hamil, yang penting adalah tahu kapan harus pergi ke dokter. Terutama jika terjadi pendarahan yang tidak disertai rasa nyeri. Plasenta previa sebaiknya diwaspadai, meskipun Anda mungkin tidak merasakannya dan masih bisa beraktivitas seperti biasa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar