Minggu, 26 Desember 2021

Perkembangan Kepribadian Manusia


Kepribadian manusia akan berubah dan berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Tahapan perkembangan kepribadian menurut Erikson dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2005 meliputi 8 tahap, yaitu masa bayi, kanak-kanak awal, pra sekolah, sekolah, remaja, dewasa awal, dewasa tengah, dan usia senja.

1. Masa bayi

Masa bayi atau infancy (usia 0-1 tahun) ditandai dengan adanya kecenderungan trust-mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Pada usia tersebut, seorang bayi sepenuhnya mempercayai orang tuanya dan dia tidak akan mempercayai orang-orang yang dianggapnya asing. Bayi bukan saja tidak percaya kepada orang-orang asing, tetapi juga pada kondisi, keadaan, dan benda yang asing.

2. Masa kanak-kanak awal

Masa kanak-kanak awal atau early childhood (usia 1-3 tahun) ditandai dengan adanya otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu. Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri, duduk, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di lain pihak dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali meminta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.

3. Masa pra sekolah

Masa pra sekolah atau preschool age (usia 4-5 tahun) adalah masa dimana anak mulai memiliki beberapa kecakapan yang dapat mendorong anak tersebut untuk melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena pada usia tersebut masih ada keterbatasan, maka ada kalanya anak tersebut mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan anak tersebut memiliki perasaan bersalah dan hal ini membuatnya enggan untuk berinisiatif atau berbuat. Namun hal ini akan berlangsung hanya sementara.

4. Masa sekolah (school age) 

Masa sekolah atau school age (usia 6-11 tahun) adalah masa dimana anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Namun, karena adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya terkadang membuat dia menghadapi kesukaran, hambatan, bahkan kegagalan. Berbagai hambatan dan kegagalan tersebut dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.

5. Masa remaja (adolescence) 

Masa remaja atau adolescence (usia 12-20 tahun) ditandai dengan identitas vs kekacauan identitas. Pada masa ini merupakan masa persiapan ke arah kedewasaan yang didukung pula oleh kemampuan dari kecakapan untuk berusaha membentuk dan memperlihatan identitas diri dan ciri-ciri yang khas dari dirinya.

6. Masa dewasa awal (young adulthood)

Masa dewasa awal atau young adulthood (usia 21-30 tahun) ditandai dengan keintiman vs isolasi. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif dalam memilih dan mulai membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu.

7. Masa dewasa tengah (adulthood)

Masa dewasa tengah atau adulthood (usia 31-60 tahun) ditandai dengan adanya kecenderungan generativity-stagnation. Pada masa ini merupakan puncak pencapaian dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas dan kecakapannya cukup banyak sehingga perkembangan individu sangat pesat. 

8. Masa usia senja

Masa usia senja (usia > 60 tahun) ditandai dengan integritas vs keputusasaan. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau integritas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalami telah menjadi milik pribadinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar