Kamis, 23 Desember 2021

Mengubah Musuh di Dunia Bisnis menjadi Rekan Bisnis

 




Suasana lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif tentunya berpengaruh pada kinerja seseorang. Sedangkan lingkungan kerja yang penuh konflik dan tidak kondusif dapat membuat seseorang menjadi kurang nyaman dan fokus dalam bekerja. 

Anda mungkin pernah mengalami ketika semua yang dilakukan seolah disabotase oleh seseorang. Hal ini bisa terjadi berulang-ulang sehingga Anda berkesimpulan bahwa orang tersebut menjadikan diri Anda sebagai musuh. Tentu suasana kerja akan sangat tidak nyaman jika demikian adanya. 

Ada beberapa hal mengapa hal ini bisa terjadi, tetapi secara umum bisa dikarenakan orang tersebut berkeyakinan bahwa Anda tidak menyukainya. Persepsi ini demikian melekat di pikirannya, bisa jadi karena tindakan Anda mungkin tanpa disadari telah menyinggungnya. Atau, bisa juga karena sifat negatif dalam dirinya, seperti terlalu sensitif atau negative thingking, sehingga perkataan maupun perilaku Anda yang sebetulnya tidak memiliki tendensi apa-apa, diartikan berbeda, dan dia sakit hati karenanya. 

Menjaga agar penyabotase tidak menghancurkan apa pun lebih gampang daripada yang Anda bayangkan. Berikut ini beberapa tips untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Membangun rasa suka yang tulus
Pernahkan mengalami, ketika Anda membenci seseorang namun orang tersebut malah menyukai dan menghormati Anda? Bagaimana perasaan Anda setelah mengetahui hal tersebut? Ya, itulah yang harus Anda lakukan! Memang sangat sulit untuk tidak meyukai seseorang yang tidak hanya menyukai Anda tetapi juga menghormati Anda, meskipun orang tersebut sangat Anda benci. Anda tiba-tiba dipaksa untuk mengevaluasi ulang perasaan Anda terhadapnya. Seolah-olah, Anda melihatnya sebagai seseorang yang lebih menyenangkan daripada sebelumnya. 

Lagi pula, Anda tidak ingin percaya bahwa dia bersikap bodoh karena menyukai dan menghormati Anda, sebab dia sangat memandang tinggi Anda! Tidak, Anda lebih suka untuk mengubah pemikiran kita mengenai orang lain itu dan menyimpulkan bahwa dia memang bukan orang yang buruk. Ini disebut afeksi resiprokal, yang secara sederhana bahwa kita cenderung menyukai, mengagumi, dan menghormati seseorang begitu kita tahu bahwa mereka menyukai, mengagumi, dan menghormati kita.

Untuk menegaskan hukum ini, ceritakan kepada pihak ketiga (mungkin seorang kawan bersama) apa yang sesungguhnya Anda sukai dan hargai mengenai penyabotase Anda. Mungkin Anda ingin mengungkapkan kekaguman yang tulus atas sesuatu yang telah dicapainya atau sesuatu yang diperjuangkannya. Begitu komentar Anda sampai kepada orang tersebut, Anda bisa rileks dan menunggu apa yang terjadi kemudian. Begitulah cara menghadapi orang yang Anda anggap sebagai musuh, yaitu dengan memperlihatkan rasa suka dan hormat yang tulus kepadanya, dan untuk ini Anda hanya perlu memandang sisi positif orang itu. Niscaya rasa tak suka orang itu kepada Anda akan hilang seketika.

Anda akan takjub dengan betapa cepatnya dia akan berubah menjadi seorang sekutu Anda. Entah dia adalah rekan kerja, bos, atau asisten di lingkungan kerja Anda. Ingat: setiap orang perlu merasa bahwa dirinya dihargai.

Kini, Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa tidak saya sampaikan sendiri hal itu kepadanya? Anda bisa saja melakukannya, tetapi Anda berisiko dia curigai sebagai orang yang tidak tulus atau sekedar berusaha memanipulasi dia agar menyukai Anda. Rahasia di balik keefektifan taktik ini adalah bahwa ketika kita mendengar sesuatu dari pihak ketiga, kita jarang mempertanyakan kebenaran dari cerita yang dikisahkan kepada kita, khususnya bila sesuatu itu adalah hal yang memang ingin kita dengar.

Seni mendengarkan
Mendengarkan dengan seksama perkataan orang yang Anda tidak sukai memanglah tidak mudah, karena tentu saja selalu ditutupi dengan perasaan curiga. Namun, Anda harus mencoba mendengarkan apa yang dia katakan dengan baik. Meskipun harus diakui, 'benar-benar' mendengarkan bukanlah perkara mudah, karena untuk dapat berbuat seperti ini Anda butuh empati yang tinggi terhadap orang lain. Lakukan praktek sederhana ini : jika ketika Anda sedang mengobrol dengan seseorang tiba-tiba telepon genggam Anda berdering, Anda boleh melirik sedikit ke ponsel, lalu meneruskan dialog dengannya. 

Umumnya, lawan bicara akan mempersilahkan Anda mengangkatnya, dan kalaupun Anda mematuhi sarannya, itu hal yang lumrah. Tapi, bayangkan reaksi teman bicara Anda jika Anda justru mengatakan begini : “Ah, panggilan ini tidaklah penting. Saya lebih tertarik berdiskusi dengan Anda.” Bisakah Anda bayangkan bagaimana perasaannya? Inilah kehebatan seni mendengarkan yang membuat lawan bicara Anda begitu tersanjung dan akhirnya akan lebih menghargai Anda.

Tunjukkan antusiasme yang tulus ketika Anda menyapa seseorang
Seulas senyuman bisa mendatangkan keajaiban, khususnya dengan seorang tukang sabotase. Setiap kali Anda menyapa, tunjukkan bahwa senyuman yang Anda lemparkan setulus yang Anda bisa berikan kepadanya. Ini mengirimkan pesan bahwa Anda senang berjumpa dengannya dan membuatnya merasa lebih baik mengenai dirinya sendiri, dan Anda. Serupa dengannya, senyuman yang akan membuatnya lebih sulit untuk merasa terancam oleh Anda, apalagi berpikir bahwa Anda tidak menyukainya.

Bersikaplah suportif
Ketika Anda mengetahui bahwa tukang sabotase Anda telah mebuat kesalahan, yakinkan dia bahwa kekeliruan semacam itu dapat terjadi pada setiap orang, dan katakan kepadanya untuk tidak terlalu menyesali diri. Apa pun yang Anda lakukan, jangan mengkritik atau mengutuk. Dalam kasus dimana dia berselisih denga orang lain (yang kiranya sering terjadi), belalah dia jika Anda yakin ada kebenaran dari argumen yang dikemukakannya. 

Ketika Anda berdua berselisih paham, cobalah untuk mengingatkan bahwa tidak ada gunanya keluar sebagai pihak yang benar dan membuktikan bahwa Anda lebih cerdas daripada dia. Anda mengakui bahwa dia telah menyampaikan poin yang baik, benar, atau menarik- bahkan jika Anda tidak menyetujuinya –Anda memenangkan sesuatu.

Buat tukang sabotase Anda merasakan keraguan
Jika Anda mengharapkan yang terburuk dari tukang sabotase Anda, Anda akan mendapatkannya. Tepat seperti dia melihat Anda melalui lensa yang terdistorsi, demikianlah Anda akan memandangnya. Apabila dia melakukan sesuatu yang kelihatannnya mencerminkan kurangnya respek kepada Anda, beri dia kesempatan untuk melakukannya. 

Jika dia meminjam sesuatu tanpa permisi atau keluar lebih dulu dari pertemuan yang Anda pimpin tanpa penjelasan, biarkan asumsi pertama Anda adalah bahwa dia punya alasan yang baik untuk itu. Ketika Anda meminta penjelasan mengenai kejadian tersebut, jangan mengiterogasi. Jangan menuduh atau bersifat argumentatif. Bahkan bila motivasinya tidak begitu murni, reaksi Anda saat ini dapat mengubah tindakannya di masa yang akan datang.

Dalam dunia kerja, sudah menjadi hal yang umum terjadi ketika Anda menduduki posisi di atas atau jabatan penting, Anda merasa memiliki banyak musuh dan sedikit teman kerja sejati. Musuh-musuh ini sering membuat Anda berada dalam masalah. Mereka tak segan-segan menyepelekan prestasi Anda. Lepas dari itu, musuh-musuh yang iri hati alias sirik ini dapat menjadi penghambat besar laju karier Anda. Bahkan diam-diam, mereka menyusun siasat untuk menjatuhkan Anda.

Mempunyai rekan kerja yang sangat iri hati tentu dapat menghambat karier kerja Anda. Namun jangan khawatir, karena hal itu dengan mudah dapat dikenali karena dia akan selalu berkompetisi dalam segala hal yang Anda lakukan. Musuh dalam selimut akan menunggu kesempatan yang tepat untuk membeberkan kejelekan, kegagalan serta kesalahan yang Anda lakukan. Yang jelas, musuh tipe ini merupakan musuh yang paling berbahaya.

Untuk menghadapi rekan kerja yang iri hati/sirik, ada dua hal yang dapat Anda lakukan yaitu menjinakkan perasaan iri hatinya atau memberi perlawanan terhadap usaha mereka. Untuk diri sendiri, cobalah untuk melakukan instropeksi diri. Tanyakan pada diri sendiri apakah Anda telah melakukan sesuatu yang membuat mereka iri hati, atau mungkin Anda telah meremehkan rekan kerja dan menyombongkan keberhasilan Anda. 

Apabila Anda sudah menyadari kekurangan Anda, usahakan untuk segera mengubahnya. Bersikaplah rendah hati dan berbaiklah kepada semua rekan kerja Anda. Bangun rasa percaya diri rekan sekerja dengan menceritakan pengalaman keberhasilan Anda dan ajarkan mereka cara mencapai suatu keberhasilan.

Untuk menjinakkan rasa iri rekan kerja Anda, segera ubah sikap arogan Anda dan cobalah untuk berdamai dengan musuh-musuh Anda. Perlihatkan perubahan yang tulus. Demi karier, reputasi, dan kesehatan jiwa, Anda harus menghindari pertengkaran atau perasaan yang tidak sehat di lingkungan kerja.

Apabila Anda melakukannya karena takut menghadapi perlakuan rekan sekerja terhadap karier Anda, hal ini dapat langsung mereka kenali. Alhasil, mereka akan menyusun rencana untuk segera menjatuhkan Anda. Jadi, coba lakukan perubahan dengan tulus karena hal ini merupakan sikap yang profesional. Dengan kata lain, perubahan sikap yang Anda lakukan bukan karena merasa takut terhadap mereka, melainkan demi terciptanya iklim kerja yang lebih nyaman.
Berikut ini beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk menciptakan iklim kerja yang lebih nyaman.

Berperilaku baik agar rekan kerja menghargai Anda
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, cobalah untuk segera memperbaikinya. Tidak ada kata-kata terlambat untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. 

Luangkan waktu
Luangkan waktu untuk menyempatkan diri memberikan selamat kepada rekan sekerja atas keberhasilan yang mereka capai. Anda sendiri harus berusaha untuk tidak iri hati karena perasaan iri hati sangat mudah terlihat oleh orang lain. Bila Anda memiliki perasaan iri hati atau memperlihatkan perilaku yang negatif, Anda akan mendapatkan respons yang serupa.

Selalu utamakan tim kerja/anak buah
Utamakan selalu tim kerja Anda, berikan perhatian serta dukungan kepada orang-orang di sekitar Anda. Mencoba menjauhkan diri dari rekan yang iri hati, justru akan membuatnya semakin iri dan semakin membenci Anda.

Cegah perasaan iri hati
Bila dapat mengenali rekan sekerja atau bawahan yang tidak puas dan dapat merasakan bahwa kemungkinan dia akan membenci Anda, Anda dapat mencegah perasaan iri hatinya. Sekali-sekali berikan pujian. Bersikaplah rendah hati, kenali ciri-ciri perasaan iri hatinya, dan lakukan antisipasi.

Melakukan perlawanan
Bila Anda tidak sanggup menjinakkan perasaan iri hati dari rekan sekerja, Anda harus melakukan sesuatu demi reputasi Anda. Bila Anda difitnah, Anda harus dapat membuktikan bahwa apa yang dikatakan orang mengenai diri Anda tidak betul. 

Jangan balas fitnahan dengan fitnahan karena hal ini hanya memperburuk keadaan. Jangan berhenti memberikan pujian kepada rekan sekerja atas prestasinya, selalu tersenyum dan bersemangat, kerja keras dan hindari gosip dan bergosip. 

Berhadapan dengan rekan sekerja yang iri hati memang sering membuat kita berada dalam situasi yang sulit untuk menghindarinya. Berusahalah untuk menjadi anggota tim yang baik dan kurangi perasaan iri hati mereka sebelum timbul masalah. Antisipasi segala sesuatu yang bersifat negatif sedini mungkin. 

Untuk menghadapi rekan kerja yang sirik/iri hati, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil sebagai berikut.

Dukungan pimpinan
Salah satu yang harus dilakukan bila akan membela diri adalah mencari dukungan pimpinan karena hal ini dapat membuat rekan sekerja yang iri hati kepada Anda menjadi segan dan tidak berani membuat masalah. Tentu saja tak asal cari dukungan demi menyelamatkan karier. Anda harus benar-benar yakin berada di pihak yang benar.

Catat setiap perselisihan yang terjadi
Catat setiap masalah yang terjadiantara Anda dan rekan sekerja yang iri hati untuk menjadi bukti bila diperlukan. Usahakan bersikap profesional. Bila dia bersikap kasar, jangan terpengaruh dan kendalikan diri Anda. Soalnya, bila terpancing melakukan suatu tindakan yang tidak terpuji, hal ini justru merugikan karier Anda.

Jangan mengancam
Hindari sikap mengancam ataupun sikap yang membuat musuh Anda tak berdaya. Anda perlu ingat bahwa Anda mencoba menghindari pertengkaran besar oleh karena itu beri kesempatan kepada musuh Anda untuk mundur. 

Jangan perlihatkan sikap lemah dan rapuh
Bicarakan permasalahan yang dihadapi dengan atasan di ruang tertutup, dengan cara yang resmi. Utarakan kekhawatiran Anda dan selalu sampaikan setiap kemajuan yang Anda rasakan.

Beri kesempatan mundur
Hindari sikap mengancam ataupun sikap yang membuat musuh Anda tak berdaya. Perlu diingat, Anda mencoba menghindari pertengkaran besar, oleh karena itu beri kesempatan kepada musuh untuk mundur. Beri kelonggaran agar hubungan tetap baik. 

Bila tiba-tiba musuh bersikap manis dan ramah, Anda tidak perlu curiga. Mungkin dia berusaha untuk minta maaf dengan caranya sendiri, tanpa mengorbankan harga dirinya. Sebaiknya terima usahanya tersebut agar perselisihan Anda tidak meruncing.

Pekerjaan yang mengharuskan kita bekerja secara tim sangat membutuhkan kecocokan dan saling pengertian antar rekan kerja. Bekerja dengan rekan satu tim tidak selalu menyenangkan. Secocok apa pun Anda dengan rekan kerja Anda, selalu ada masa ketika pendapat setiap orang bisa berbeda. Ada juga kalanya salah seorang dari rekan Anda sedang mengalami masalah, sehingga kinerjanya menurun. Agar pekerjaan bisa selesai dan hubungan tetap baik setiap hari Anda perlu menjaga irama kerja bersama-sama.

Berikut ini beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk membangun kerja tim yang solid.

Komitmen
Agar misi pekerjaan dapat tercapai secara maksimal, diperlukan komitmen yang sama diantara anggota tim. Sejauh mana Anda memandang kontribusi Anda terhadap perusahaan dan juga demi kemajuan diri sendiri? Pertanyaan ini juga perlu selalu diajukan ke setiap anggota tim lainnya.

Kompetensi
Setiap anggota tim sebaiknya memiliki kompetensi atau kemampuan tertentu sesuai yang dibutuhkan oleh pekerjaan. Apabila setelah Anda dan teman-teman menjadi satu tim ternyata belum ada perkembangan, sebaiknya perlu dilakukan kembali training SDM.

Ekspektasi
Ekspektasi terhadap pekerjaan dan hasilnya perlu dipahami oleh setiap anggota tim. Setiap anggota perlu memahami mengapa mereka ditempatkan di dalam satu tim dan apa tujuannya. Apakah ini adalah tim tetap atau untuk suatu proyek saja? Apa misi dari pekerjaan yang Anda emban? Sejauh mana pembagian waktu dan peran masing-masing anggota tim, itu juga perlu selalu diingat.

Alur kerja
Sejauh mana alur kerja yang dijalani sekarang sudah efektif dan memberikan hasil yang baik? Untuk memastikannya, perlu dilihat apakah Anda dan teman-teman sudah memahami peran dan tanggung jawab masing-masing, sesuai dengan peran dalam tim. Jika terjadi sesuatu secara mendadak yang mengganggu alur kerja, berdiskusilah bersama untuk mengantisipasinya. Jangan tunggu sampai terjadi masalah.

Komunikasi
Tim Anda tidak akan bisa bekerja optimal jika tidak ada komunikasi yang baik. Untuk itu, Anda perlu memastikan bahwa hubungan Anda dengan rekan-rekan didasari oleh komunikasi yang tulus dan jujur. Begitu juga dengan atasan dan perusahaan. Pastikan hasil kerja tim selalu mendapatkan umpan balik dari atasan dan perusahaan. Karena, jika tidak ada saran atau kritik, bagaimana Anda tahu bahwa semua sudah berjalan sesuai jalurnya?

Konsekuensi
Selalu pikirkan konsekuensi dari setiap tindakan terhadap diri sendiri, tim, dan juga perusahaan. Apakah keputusan yang Anda alami dapat berpengaruh pada teman-teman lainnya? Bagaimana jika tim Anda tidak berhasil memenuhi target yang diberikan? Selalu pikirkan hal ini dan bicarakan dengan rekan tim Anda.

Reaksi terhadap perubahan
Sejalan dengan waktu, Anda dan tim dapat mengalami berbagai perubahan. Itu bisa datang dari anggota tim, interaksi dengan pihak luar, dan kebijakan perusahaan. Sejauh mana tim Anda dapat menghadapi perubahan ini? Hal ini perlu dibicarakan dengan serius bersama-sama.

Untuk mengukur seberapa baik sukses karir/usaha kita berdasarkan hubungan kerja kita dan perilaku yang kita lakukan dimanapun kita berada. Sebaik apapun pendidikan kita, pengalaman kita atau gelar yang kita punyai, semua tidak bermanfaat jika kita tidak bisa membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Kita tidak akan pernah menyelesaikan tujuan hidup yang kita inginkan. 

Hubungan kerja yang sehat merupakan landasan untuk sukses dan kepuasan kerja dan karir kita. Seberapa pentingnya hubungan kerja yang sehat? 

Hubungan kerja yang efektif membentuk dasar untuk promosi, kenaikan gaji, pemenuhan tujuan dan kepuasan dalam bekerja. Menurut penelitian salah satu indikator dari 12 hal yang menjadi kunci kepuasan dalam bekerja adalah apakah kita memiliki teman terbaik di tempat kita bekerja? Intinya kita harus menjalin hubungan dengan baik terhadap rekan kerja agar tercipta suasana kerja yang menyenangkan.

Seorang supervisor akan cepat mendapatkan reputasi buruk atau hubungan yang tidak sehat dengan rekan kerja dikarenakan dia hanya mengumpulkan data dan menemukan kesalahan-kesalahan rekan kerjanya. Dia menikmati saat menemukan kesalahan yang dilakukan oleh rekan kerjanya tapi jarang menyarankan solusi. Dia selalu laporan kepada atasanya secara berkala dengan tujuan untuk mendapatkan nama dan kenaikan pangkat. 

Hindari menjadi supervisor seperti itu mari menjadi karyawan yang berbasis pada solusi. Menjadi seorang supervisor yang berdasarkan solusi akan membuat kita menjadi supervisor yang seimbang. Tetap bisa mengontrol hasil kerja dan menemukan kesalahan tetapi mempunyai hubungan yang sehat dengan rekan kerja. Jadi mari kita jadikan solusi sebagai dasar kita bertindak dan hindari untuk saling menyalahkan.

Berikut ini ada beberapa tips/cara yang dapat ditempuh untuk membentuk hubungan kerja yang sehat dengan rekan kerja, atasan, maupun bawahan. Cara ini bermanfaat untuk membentuk dasar hubungan yang sehat, memberdayakan berpikir solusi dan membentuk likungan kerja yang penuh motivasi bagi manusia.

Solusi sebagai fokus utama
Beberapa karyawan menghabiskan banyak waktu untuk menemukenali/mengindentifikasi masalah dalam bekerja. Sejujurnya, menemukan masalah adalah hal yang mudah. Yang sulit adalah mencari solusi yang bijaksana. Jika kita mampu memberika solusi yang bijaksana maka kita kan mendapatkan rasa hormat dari rekan kerja maupun atasan kita.

Saling percaya antar rekan kerja
Kita tidak bisa membentuk hubungan yang sehat saat kita tidak percaya pada orang. Tanpa hubungan yang sehat kita tidak akan pernah mencapai tujuan yang paling penting. Saat rekan kita membuat kesalahan langsung diskusikan dengan rekan kerja Anda bagaimana cara terbaik untuk mengatasinya. 

Saat diskusi Anda belum menyelesaikan masalah bisa kita bahas di forum pertemuan rutin mingguan untuk mencari solusi bersama. Tidak disarankan untuk mengorbankan rekan kita dengan langsung melaporkan kesalahanya kepada atasan tanpa memikirkan solusinya. 

Menjaga komitmen
Dalam sebuah organisasi, pekerjaan kita saling berhubungan. Jika kita gagal memenuhi target dan komitmen, Anda mempengaruhi kerja dari karyawan lain. Selalu menjaga komitmen, dan jika Anda tidak bisa, pastikan semua karyawan lain tahu apa yang terjadi. Segera tebus kesalahan kita dengan membuat target yang baru dan berusaha optimal untuk mencapainya sesuai target baru yang kita buat.
Seperti setiap awal bulan setiap target penjualan telah dibagi ke masing-masing kanvaser dengan komitmen masing-masing. Mari jaga komitmen itu agar target perusahaan tercapai. Saat target kita tidak tercapai akan berdampak bagi rekan-rekan kerja kita yang sudah tercapai targetnya. Rekan-rekan kerja kita yang lain harus mengejar target kita agar target perusahaan tercapai. Seberapa tinggikah kita menjaga komitmen kita? Semakin tinggi komitmen maka hubungan kita dengan rekan kerja akan semakin tinggi.

Bantu rekan kerja lain dalam meraih prestasi
Setiap karyawan dalam organisasi kita memiliki bakat, keterampilan, dan pengalaman. Jika Anda dapat membantu sesama karyawan memanfaatkan kemampuan terbaik mereka, Anda mendapatkan keuntungan besar dalam organisasi. 

Pertumbuhan karyawan individu menguntungkan keseluruhan. Pujian, mengakui, pujian, dan kontribusi pemberitahuan. Anda tidak harus menjadi manajer untuk membantu menciptakan lingkungan yang positif memotivasi karyawan. Dalam lingkungan ini, karyawan yang menemukan dan memberikan kontribusi kebesaran mereka.

Jika kita secara teratur melaksanakan tujuh tindakan, kita akan hidup dengan baik dengan orang lain dan mengembangkan hubungan kerja yang efektif. Rekan kerja akan menghargai Anda sebagai kolega. Atasan akan percaya Anda bermain di tim yang tepat. Anda akan mencapai tujuan pekerjaan Anda, dan Anda bahkan mungkin mengalami kesenangan, pengakuan, dan motivasi pribadi. Kerja tidak bisa lebih baik dari itu.

Hindari menyalahkan orang lain
Kita memerlukan sekutu di dalam pekerjaan. Jangan mencari musuh dengan menyalahkan orang lain saat kita gagal. Saat kita menyalahkan rekan kerja, supervisor atau staf keuangan maka kita akan menjadikan mereka musuh. Ya memang kita perlu untuk mengindentifikasi siapa yang terlibat masalah, Anda juga bisa menyalahkan sistem kerja yang menyebabkan karyawan gagal. Tapi jangan menyalahkan mereka, mari merangkul mereka menjadi sekutu kita. Lebih mudah merubah seorang teman daripada mengubah seorang musuh.

Hindari berteriak
Jika kita berbicara ke seorang karyawan dengan nada kasar maka seluruh karyawan akan menganggap kita sebagai orang yang kasar dan patut dijauhi. Ya semua karyawan, kenapa hal ini bisa terjadi? Karena seluruh karyawan mempunyai radar yang mampu membaca lingkungan dan berita-berita di lingkungan kerja. Hati-hati dengan perkataan Anda karena dinding di ruang kerja pun mempunyai telinga.

Kadang seorang manajer berkata “Saya tahu berteriak keras pada karyawan saya adalah hal yang salah, tetapi kadang-kadang mereka membuat saya sangat marah.” Sebenarnya kapankah kita harus berkata kasar pada karyawan? 

Jawabanya? Tidak pernah. Tentu saja kita harus menghormati orang lain. Mari kita jadikan menghormati orang adalah ciri organisasi kita

Penghargaan atau terima kasih
Meluangkan waktu dan mengeluarkan energi untuk berterima kasih, penghargaan, mengenali dan menentukan kontribusi orang-orang yang membantu kita sukses. Hal ini adalah pendekatan yang berhasil dalam membangun hubungan kerja yang sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar