Rabu, 15 Desember 2021

Aku Bicara Perihal Cinta - Kahlil Gibran

  




Aku Bicara Perihal Cinta


Apabila cinta memberi isyarat kepadamu,
ikutilah dia,
walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang yang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya
bisa melukaimu.

Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu
bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau,
demikian pula dia
kan menyalibmu.
Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu,
demikian pula dia ada untuk pemangkasanmu.
Sebagaimana dia mendaki ke puncakmu,
dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut
yang bergetar dalam cahaya matahari.

Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu,
dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka
kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau
pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau
dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh sang cinta,
supaya bisa kaupahami rahasia hatimu,
dan di dalam pemahaman dia
menjadi sekeping hati kehidupan.

Namun pabila dalam ketakutanmu,
kau hanya akan mencari kedamaian
dan kenikmatan cinta.
Maka lebih baiklah bagimu,
kalau kau tutupi ketelanjanganmu,
dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa,
tapi tak seluruh gelak tawamu,
dan menangis,
tapi tak sehabis semua airmatamu.

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri,
dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki,
pun tiada ingin dimiliki;
karena cinta telah cukup bagi cinta.

Pabila kau mencintai kau takkan berkata,
tuhan ada di dalam hatiku,
tapi sebaliknya,
“aku berada di dalam hati tuhan”.
Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya cinta,
sebab cinta,
pabila dia menilaimu memang pantas,
mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain
kecuali memenuhi dirinya.
Namun pabila kau mencintai dan terpaksa
memiliki berbagai keinginan,
biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:
meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali,
yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.
Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tentang cinta;
dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan,
dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;
istirahat di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta
yang meluap-luap;
kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu,
dan sebuah gita puji pada bibirmu

--<<*>>--


Hapus Air Matamu

Hapus air matamu
Aku tak ingin kau menangis lagi sayang
Yakin kan hati
Diriku tak akan memilih meninggalkanmu
Sekian waktu bersama
Tak bisa menepis kenyataan
Kita berbeda jalani keyakinan
Tapi kau yang kuinginkan dari segalanya

Setiap rinduku hanya memanggilmu
Ku yakin kaupun mengerti
Ku tak ingin menanggalkan hati
Yang telah satu untuk dirimu

Sayangku dengarkan aku
Tak mungkin ku melepasmu
Kan kupertahankan. Kau cintaku
Dan semua air matamu kan berarti di hidupku

Bawalah cintaku bersamamu
Karena ku tetap milikmu selamanya
Dan menikahlah denganku
Bahagialah sampai batas waktu 
Tak terhenti
Ku hanya ingin kau jadi istriku
Untukmu satu cinta dihati

--<<*>>--


Kata Selembar Kertas Seputih Salju

Kata selembar kertas seputih salju,
“Aku tercipta secara murni,
karena itu aku akan tetap murni selamanya.
Lebih baik aku dibakar
dan kembali menjadi abu putih
daripada menderita karena tersentuh kegelapan
atau didekati oleh sesuatu yang kotor.”

Tinta botol mendengar kata kertas itu.
Ia tertawa dalam hatinya yang hitam,
tapi tak berani mendekatinya.
Pensil-pensil beraneka warna pun mendengarnya,
dan mereka pun tak pernah mendekatinya.
Dan selembar kertas yang seputih salju itu
tetap suci dan murni
selamanya -suci dan murni- dan kosong.

--<<*>>--



Ku Ingin Tahu Siapa

Dia yang memikat hati
Entah bagaimana caranya
Aku bisa tergoda

Ku curi-curi waktuku
Tuk mengusik hatinya
Banyak cara kucoba
Demi untuk mendapatkan hatinya

Mungkin kau tahu
Tuk mendapatkannya
Tuhan tolonglah aku
Ingin kumenangkan hatinya tuk kumiliki
Jika mungkin kutahu apa yang bisa menaklukannya
Belah dadaku tuk butikan cintaku
Mungkin Engkau tahu aku cinta dia
Ingin ku menangkan hatinya tuk kumiliki
L
Cinta
Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan?
Itu karena hal terindah di dunia tidak terlihat

Ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba. karena merekalah 
yang bisa menghargai betapa pentingnya orang 
yang telah menyentuh kehidupan mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
“aku turut berbahagia untukmu “

Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembali ke alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, 
tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, 
melainkan mereka yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, 
entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup
yang telah kau buat.

Teman sejati, 
mengerti ketika kamu berkata “aku lupa...”
menunggu selamanya ketika kamu berkata “tunggu sebentar”
tetap tinggal ketika kamu berkata “tinggalkan aku sendiri”
membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata “bolehkah saya masuk?”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.

Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa
yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.

Kadangkala, 
orang yang paling mencintaimu 
adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta kepadamu, 
karena takut kau berpaling dan memberi jarak, 
dan bila suatu saat pergi, 
kau akan menyadari bahwa dia 
adalah cinta yang tak kau sadari

--<<*>>--


Cinta (I)

Lalu berkatalah Almitra, 
bicaralah pada kami perihal Cinta.

Dan dia mengangkat kepalanya dan memandang 
ke arah kumpulan manusia itu, 
dan keheningan menguasai mereka. 
Dan dengan suara lantang dia berkata:
Pabila cinta menggamitmu, ikutlah ia
Walaupun jalan-jalannya sukar dan curam
Pabila ia mengepakkan sayapnya,
Engkau serahkanlah dirimu kepadanya
Walaupun pedang yang tersisip pada sayapnya
akan melukaimu.

Pabila ia berkata-kata
Engkau percayalah kepadanya
walaupun suaranya akan menghancurkan mimpimu
seperti angin utara yang memusnahkan taman-taman
karena sekalipun cinta memahkotai kamu
Ia juga akan mengorbankan kamu
walaupun ia menyuburkan dahan-dahanmu
ia juga akan mematahkan ranting-rantingmu
walaupun ia memanjat dahanmu yang tinggi
dan mengusap ranting-rantingmu yang gementar
dalam remang cahaya matahari ia juga turun ke akar-akarmu
dan menggoncangkannya dari perut bumi

Seperti seberkas jagung
ia akan mengumpulmu untuk dirinya
membantingmu sehingga engkau telanjang
mengayakmu sehingga terpisah kamu dari kulitmu
mengisarmu sehingga engkau menjadi putih bersih
mengulimu agar kamu mudah dibentuk
dan selepas itu membakarmu di atas bara api
agar kamu menjadi sebuku roti yang diberkati
untuk hidangan kenduri Tuhanmu yang suci
Semua ini akan cinta lakukan kepadamu
supaya engkau memahami rahasia hatinya
dan dengan itu menjadi wangi-wangian kehidupan
tetapi seandainya di dalam ketakutanmu
engkau hanya mencari kedamaian dan nikmat cinta
maka lebih baik engkau membalut dirimu
yang telanjang itu
dan beredarlah dari laman cinta yang penuh gelora
ke dunia gersang yang tidak bermusim
di sana engkau akan tertawa tetapi bukan tawamu
dan engkau akan menangis
tetapi bukan dengan air matamu

Cinta tidak memberikan apa-apa melainkan dirinya
dan tidak mengambil apa-apa melainkan dari dirinya
cinta tidak mengawal siapapun
dan cinta tidak boleh dikawal siapapun
karena cinta lengkap dengan sendirinya

Dan pabila engkau bercinta
engkau tidak seharusnya berkata
“kejadian adalah hatiku, 
“sebaliknya berkatalah:
“aku adalah kejadian”

Dan janganlah engkau berpikir
engkau boleh menentukan arus cinta
karena seandainya cinta memberkatimu
ia akan menentukan arah perjalananmu

Cinta tiada nafsu melainkan dirinya
tetapi seandainya kamu bercinta
dan ada nafsu pada cintamu itu
maka biarlah yang berikut ini menjadi nafsumu;
menjadi air batu yang cair
membentuk anak-anak sungai
yang menyanyikan melodi cinta
pada malam yang gelap gelita
untuk mengenal betapa pedihnya kemesraan
untuk merasa luka karena engkau kini mengenali cinta
dan rela serta gembira melihat darah dari lukanya
untuk bangun pada waktu fajar dengan hati yang lega
dan bersyukur untuk satu hari lagi yang terisi cinta
untuk beristirahat ketika matahari remang
untuk mengingati kemanisan dalam tidurmu berdoalah 
untuk kekasihmu
yang bersemadi di dalam hatimu
dengan lagu syukur pada bibirmu

--<<*>>--


Cinta (II)

Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Di mana singa melepas dahaga

Mereka berkata tentang elang dan hering
Menghujam paruhnya ke dalam bangkai yang sama
Dan berdamai –di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai-bangkai mati itu
Oh... Cinta, yang tangan lembutnya
mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
akan maruah dan kebanggaan,
Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini

Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku,
Biarkan aku mati dan binasa,
Sebelum kuangkat tanganku
Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati

--<<*>>--


Cinta (III)

Kemarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang 
sebuah rumah ibadat dan bertanya kepada manusia 
yang lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri, 
tubuhnya rapuh wajahnya gelap. 
Sambil mengeluh dia berkata, 
“Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, 
aku mewarisinya dari Manusia Pertama.”

Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri. 
Dengan suara bagai bernyanyi dia berkata, 
“Cinta adalah sebuah ketetapan hati 
yang ditumbuhkan dariku, 
yang rnenghubungkan masa sekarang 
dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan datang.’

Seorang wanita dengan wajah melankolis 
menghampiri dan sambil mendesah, dia berkata, 
‘Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa 
yang menderita di neraka, terbang melayang dan 
berputar-putar menembus langit sampai ia jatuh tertutup embun, 
ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. 
Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, 
diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.’

Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri 
dan dengan tersenyum dia berkata, 
‘Cinta itu laksana air pancuran yang
 digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalam roh 
orang-orang yang kuat membuat mereka bangkit dalam doa 
di antara bintang-bintang di malam hari
dan senandung pujian di depan matahari di siang hari.’

Setelah itu seorang lelaki menghampiri. 
Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut, 
dia berkata, ‘Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. 
la bermula dari ujung masa muda 
dan berakhir pada pangkal masa muda.’

Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar 
dan dengan bahagia berkata, ‘Cinta adalah pengetahuan 
syurgawi yang menyalakan mata kita. Ia menunjukkan 
segala sesuatu kepada kita 
seperti para dewa melihatnya.’

Seorang bermata buta menghampiri, 
sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah 
dan dia kemudian berkata sambil menangis, 
‘Cinta adalah kabut tebal 
yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau 
yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya 
yang berkelanadi antara batu karang, 
tuli terhadap suara-suara  dari tangisnya sendiri 
yang bergema di lembah-lembah.’

Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar 
menghampiri dan menyanyi, ‘Cinta adalah cahaya ghaib 
yang bersinar dari kedalaman kehidupan 
yang peka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. 
Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah 
arak-arakan yang berjalan melewati padang rumput hijau. 
Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat 
dari kesadaran dan kesadaran.’

Seorang lelaki dengan badan bongkok 
dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan kain menghampiri. 
Dengan suara bergetar, dia berkata, 
‘Cinta adalah istirahat panjang bagi raga di dalam 
kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam 
kedalaman keabadian.’

Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri
dan sambil tertawa dia berkata, 
‘Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. 
Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta.’

Waktu terus berjalan. 
Manusia terus-menerus melewati rumah ibadat. 
Masing-masing mempunyai pandangannya tersendiri 
tentang cinta. 
Semua menyatakan harapan-harapannya 
dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya.

--<<*>>--


Cinta Setubuh Padas

Cinta setubuh padas!
Bergelang waktu menggoda
sesal anak rahim di kandung celaka.
Mengunci tabir di buih-buih selaksa doa.
Mungkin karunia itu berakhir patah, atau
sekedar mengusap lempeng cumbu
bertahta angin! Dan cinta kian
menitik air mata di seanyam arang,
mantra hati menyusut di susuk semangat.

“Kembalikanlah amarahku; oh, cermin sangga!”

Lembut suara angannya mengelus padas,
agar memeluk kerat penguak duri
percintaan bersanding ajal.
Keadilan Cinta
ketika hati melangkah, ketika hasrat menggema
ketika rasa bergetar, saat itu daya tak kuasa
menemukan kekasih hati

Dimanakah posisi cinta
dikala hati menginginkannya
apakah cinta hanya sebuah pelampiasan
dari hasrat diri
dimanakah rasa dikala posisi cinta bergeser

Cinta,
adakah cinta untukku
apakah cinta bisa berbuat adil
Entahlah... dayaku tak kuasa lagi 
untuk menemukan cinta

--<<*>>--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar