Jumat, 12 November 2021

Persiapan Psikologis Calon Ibu

  



A. Menjaga Kestabilan Psikis dan Mental

Saat hamil, kondisi psikologis wanita tidak menentu. Perhatian khusus dari pasangan dan keluarga membantu Anda melewati masa kelahiran dengan sempurna. Kehamilan merupakan episode perubahan kondisi fisik dan psikologis yang kompleks bagi seorang wanita yang pernah mengalaminya. Untuk itu, wanita yang sedang mengalami fase kehamilan perlu “adaptasi” terhadap penyesuaian pola makan dengan proses kehamilan yang terjadi. 

Menurut psikologi ternama, Dr Rose Mini AP MPsi, tugas ibu pada masa kehamilan memang tidak sedikit. Ibu harus menerima kehamilannya, membina hubungan dengan janin, menyesuaikan perubahan fisik, menyesuaikan perubahan hubungan suami istri, dan melakukan persiapan melahirkan menjadi orang tua.

Ada banyak hal yang harus dipahami oleh seorang calon ibu untuk memelihara kesehatan tubuh dan janinnya. Ada beberapa persiapan juga yang harus dilakukan untuk menjaga kehamilan sesuai harapan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain sebagai berikut:

Pada trimester awal kehamilan hendaknya calon ibu mengetahui beberapa masalah kesehatan yang akan terjadi dan berusaha mencari tahu solusi yang tepat tanpa rasa panik yang terlalu berlebihan. Wanita hamil harus menyadari bahwa trimester awal kehamilan adalah saat-saat paling rawan keguguran sehingga sangat riskan bagi wanita untuk mengalami stress.

Pada trimester pertama, ibu hamil harus menjaga asupan makanan untuk menjaga janin dari cacat lahir. Konsumsi asam folat 400 mg setiap hari selama 12 minggu sangat penting untuk diterapkan untuk menjaga kesehatan bayi.

Wanita yang merokok dan atau mengonsumsi minuman keras hendaknya berhenti segera setelah mengetahui bahwa mereka sedang mengandung. Resiko rokok dan alkohol pada bayi sangat buruk sehingga penting untuk menjauhkan bayi dari kedua hal tersebut.

Pada trimester pertama, wanita akan rentan mengalami mual. Hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak menkonsumsi makanan sama sekali. Perut yang kosong dapat memperparah keluhan mual dan dapat menurunkan kesehatan ibu hamil yang akan berbahaya bagi janin mereka. Hendaknya mereka mengonsumsi pisang untuk mengisi perut dan mulai mencari makanan dengan aroma segar seperti biskuit jahe, the, salad, jus jeruk, atau mint.

Pada trimester pertama, wanita hamil harus memiliki kekuatan psikologi tinggi yang dapat menaklukkan segala kesulitan awal kehamilan yang biasanya tidak mudah dihadapi khususnya bagi wanita yang baru pertama melewati masa kehamilan dalam hidupnya.

Wanita yang sedang hamil biasanya sering mengalami kantuk. Hendaknya wanita hamil tidak menunda-nunda untuk tidur ketika mereka mulai mengantuk. Hal ini penting untuk menjaga stamina dan menyimpan energi untuk selalu siap menghadapi masalah kehamilan. Tubuh yang kuat akan dapat mengatasi berbagai masalah dengan lebih baik.

Ibu hamil harus bekerja ekstra keras dalam menjaga kesehatan. Oleh karena itu, asupan makanan harus dijaga dengan ketat. Makanan yang banyak mengandung vitamin A hendaknya dihindari. Sedangkan makanan yang mengandung zat besi harus banyak dikonsumsi untuk mencegah anemia. Sinar UV juga harus dihindari untuk mencegah masalah kulit yang sering terjadi pada wanita hamil.

Memasuki trimester kedua, ibu hamil harus mulai memperbanyak olah raga untuk mempersiapkan kelahiran. Selain itu, olah raga juga sangat baik untuk mengatasi masalah kesehatan wanita hamil seperti perut kembung dan badan lemas. Berenang, jogging, pilates, dan yoga sangat dianjurkan untuk mengisi trimester kedua.

Wanita hamil disarankan juga untuk menjaga kestabilan emosi pada trimester kedua dengan melakukan aktivitas berlibur.

Pada trimester terakhir, ibu hamil harus tenang dan rileks untuk mempersiapkan diri menjelang kelahiran. Segala sesuatu yang penting untuk persiapan kelahiran seperti senam hamil dan lain-lain harus dilaksanakan dengan disiplin. 

Tanamkan rasa percaya diri. Tanamkan rasa percaya diri dan pikiran positif dalam menjalani kehamilan. Jangan biarkan pikiran negatif dan kekhawatiran yang berlebihan magnesia, karena akan berpengaruh negatif juga pada janin.

Pusatkan perhatian pada janin yang Anda kandung. Saat Anda mencurahkan perhatian pada perkembangan si kecil dalam kandungan, Anda akan menemukan keajaiban yang terjadi ketika melihat perkembangan si kecil yang kian hari terasa ada denyut kehidupannya di dalam kandungan Anda. Saat itu Anda akan lebih tenang dan tak risau dengan perubahan-perubahan tubuh yang terjadi saat hamil seperti tubuh yang melar yang begitu Anda takutkan sebelumnya.

Isi Kehamilan dengan aktivitas yang menenangkan. Hal-hal yang menenangkan seperti yoga, meditasi dan mendengarkan alunan musik lembut akan membuat suasana menenangkan yang membuat Anda lebih tenang menghadapi proses kehamilan dan proses persalinan. Jika Anda tenang, Anda juga akan lebih tenang dan bijak menyusun rencana persiapan kelahiran.

 

B. Rileks dan Hindari Stres

  1. Kehamilan bagi calon ibu adalah keajaiban yang sungguh luar biasa. Kehamilan memang sering menyebabkan berbagai persoalan kesehatan dan masalah kejiwaan seperti emosi dan stress. 
  2. Masa-masa kehamilan menjadi moment yang ditunggu-tunggu oleh semua calon ibu. Ada wanita yang harus menunggu selama bertahun-tahun untuk hamil, ada pula yang segera dikaruniai tidak lama setelah menikah. Semuanya akan meninggalkan kenangan yang tidak terlupakan bagi wanita. Wanita harus memiliki banyak pengetahuan sebagai bekal untuk menjalani proses kehamilan yang sama sekali tidak mudah. Apa lagi bagi ibu hamil yang ditinggal pergi suaminya. Maka, ibu tersebut akan menerima beban yang relatif lebih berat. Contoh: ditinggal pergi karena tugas belajar ke luar negeri, panggilan tugas sebagai abdi negara atau malah pergi untuk menghilang. 
  3. Ada banyak hal yang perlu diketahui oleh seorang wanita untuk memelihara kesehatan tubuh dan janinnya. Ada banyak pula persiapan yang harus dilakukan para ibu hamil yang ditinggal suami, antara lain sebagai berikut:
  4. Tulis surat/email. Komunikasi tetap bisa terjalin meski suami istri tinggal di tempat yang terpisah jauh, baik melalui surat maupun email. Buat kesepakatan bersama untuk saling berkirim surat seminggu atau dua minggu sekali. Bahkan dengan email, hambatan waktu dan jarak makin tak berarti. Ceritakan perkembangan janin, masalah yang dihadapi, keluh-kesah dan sebagainya. Jangan hanya menceritakan hal-hal yang menggembirakan saja, sedangkan masalah yang muncul dipendam sendiri semata-mata agar tidak membebani pikiran suami di tempat tugas. Justru dengan menceritakan masalah yang dihadapi, beban akan berkurang karena ditanggung bersama dan beban kehamilan dirasakan akan lebih ringan.
  5. Chatting. Chatting adalah ngobrol versi virtual. Dengan biaya yang relatif murah, keduanya dapat bercerita apa saja secara real time. Misalnya ketika janin menendang perut, istri bisa langsung mengirimkan berita tersebut pada suaminya. Dengan demikian kebahagiaan ataupun keluhan dapat dirasakan berdua di saat yang sama. Supaya sama-sama nyaman, buatlah kesepakatan mengenai waktu chatting. Dengan begitu setiap pesan yang dikirim bisa langsung mendapat respons.
  6. Menulis catatan harian. Bila perlu istri bisa membuat catatan harian tentang aktivitasnya sehari-hari. Misalnya hari ini muntah jam berapa, makan apa saja, bagaimana perasaannya, dan adakah kejadian yang menyenangkan/menjengkelkan. Simpan catatan tersebut untuk diberikan kepada suami saat kembali. Hal ini memberi manfaat pada suami karena ikut mengetahui detail perkembangan buah hatinya. Sementara istri bisa membacanya berulang-ulang sebagai hiburan tersendiri. Paling tidak ia memiliki catatan mengenai apa saja yang sudah dialaminya selama menjalani kehamilan sekaligus bagaimana caranya menyelesaikan masalah yang muncul.
  7. Fokus pada janin. Fokuskan perhatian dan pikiran pada kehamilan. Binalah kebiasaan makan yang sehat, cukup istirahat, jalani kontrol kehamilan ke dokter atau bidan secara teratur, sempatkan mengikuti kelas senam hamil dan aktivitas yang mendukung lainnya agar persalinan lancar. Setidaknya, jadikan semua aktivitas positif tersebut sebagai hadiah indah yang akan diberikan kepada suami sekembali dari tugas nanti.
  8. Ditemani saudara. Bila memungkinkan tak ada salahnya meminta orang tua, saudara, kakak, adik atau sepupu untuk menemani hari-hari menjelang persalinan. Adanya orang lain yang menjaga, membuat si ibu hamil merasa lebih aman. Selain itu, kalau ada kejadian mendadak yang tak diharapkan pun bisa segera dimintai bantuan.
  9. Cuti agak awal. Kalau umumnya wanita bekerja lebih senang mengajukan cuti mepet dengan tanggal perkiraan persalinan supaya sisa cuti untuk merawat anak jadi lebih banyak, tidak demikian halnya dengan single mom. Sebaiknya cuti diajukan lebih awal. Selain antisipasi perkiraan kelahiran akan maju, kelonggaran waktu ini akan membuatnya lebih rileks menjalani persalinan. Selain itu, bila ada kondisi darurat, ada waktu untuk mengantisipasinya.
  10. Bijak memilih tempat melahirkan. Pemilihan RS/klinik/bidan untuk melahirkan pun sebaiknya dipertimbangkan masak-masak. Kalau memang ada orang tua/saudara yang menemani, tidak masalah meski tempat persalinan agak jauh dari rumah. Tapi kalau benar-benar sendirian, sebaiknya pilih tempat bersalin yang mudah dijangkau, baik dari segi jarak maupun sarana transportasi. Bermalam di hotel yang lokasinya di sekitar tempat bersalin pun bisa menjadi alternatif solusi bila memang dirasa perlu dan memungkinkan demikian.
  11. Bersikap pasrah. Detik-detik persalinan adalah momen yang sangat berharga sekaligus paling mendebarkan bagi pasangan suami istri. Namun kalau terpaksa harus menjalaninya sendirian, pasrahkan segala sesuatunya pada Tuhan. Fokuskan pada proses persalinan dan keselamatan bayi. Ibu harus yakin, “perjuangan” yang dilakukan selama ini setimpal dengan kesempatan emas untuk mendengar suara tangisan pertamanya.
  12. Berhenti meratapi diri. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah berhenti meratapi diri. Buang segala pikiran negatif tentang “nasib buruk” yang menimpa. Abaikan suara-suara negatif seputar kondisi Anda. Sebisa mungkin anggap saja sebagai angin lalu. Jangan malah terhanyut oleh pergunjingan orang lain. Fokuskan bahwa 9 bulan setelah ini, Anda akan menerima “kado” yang sangat istimewa.
  13. Percaya diri dan optimis. Meskipun tanpa suami, ibu hamil harus tetap percaya diri dan optimis bahwa kehamilannya akan berjalan lancar. Seperti sudah disebut di atas, perasaan si ibu selama menjalani kehamilan akan berpengaruh langsung pada janin. Tanamkan dalam diri, kalau perempuan lain bisa menjalaninya, mengapa saya tidak?
  14. Terima sebagai anugerah. Terimalah kehamilan ini sebagai anugerah yang harus dijaga dan dipelihara sebaik-baiknya. Hindari hal-hal negatif yang akan mengganggu perkembangan janin, semisal melarikan diri dari kesedihan dengan merokok atau minum minuman beralkohol. Selain tidak akan menyelesaikan masalah, gangguan yang ditimbulkan pada janin akibat kebiasaan buruk tersebut akan menambah masalah baru kelak.
  15. Buatlah daftar kegiatan yang menyenangkan. Susun strategi bagaimana menjalani kehamilan dengan membuat daftar kegiatan yang menyenangkan. Jadikan acara kontrol rutin ke dokter, belanja keperluan si kecil, ikut kelas senam hamil sebagai kegiatan yang menggembirakan. Pendek kata, lakukan semua hal terbaik demi si kecil.
  16. Cari “teman senasib.” Tak ada salahnya sharing bila bertemu dengan “teman senasib.” Biasanya di ruang tunggu dokter, ibu-ibu hamil akan berbagi cerita untuk mengusir kebosanan. Bila dirasa ada kecocokan, sama-sama bisa melihat sisi positif dari masalah yang sedang dihadapi, mengapa tidak mencoba saling berbagi.
  17. Persiapkan jauh-jauh hari. Persiapkan dana persalinan jauh-jauh hari. Bila memang butuh waktu untuk mengurus tunjangan dari suami, misalnya, jangan tunda lagi. Segera urus dari sekarang, sehingga sedikit mengurangi beban pikiran di hari-hari terakhir menjelang persalinan.
  18. Siapkan dana liquid. Menjelang persalinan, dana yang dipersiapkan harus mudah dicairkan. Artinya, sudah ditransfer ke rekening dengan fasilitas ATM, sehingga bisa digunakan setiap saat.
  19. Pikirkan kemungkinan terburuk. Kemungkinan terburuk pun sebaiknya sudah diantisipasi sejak awal. Misalnya kalau ada tindakan operasi dan sebagainya yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
  20. Asuransi bila memungkinkan. Memang tidak ada asuransi yang khusus menanggung kehamilan. Akan tetapi bukan tak mungkin melengkapi fasilitas asuransi kesehatan yang dimiliki dengan polis maternity. Ini sangat bermanfaat untuk meringankan beban biaya persalinan yang harus dipersiapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar