Senin, 27 September 2021

Detox Diet


Ada beberapa buku tentang detox diet di pasaran. Umumnya diet ini berteori kalau bahan-bahan kimia yang ditemukan dalam makanan dapat meracuni sistem tubuh. Hal itu membuat tubuh sulit mengontrol berat badan. Dalam buku The Detox Diet, Dr. Paula Baillie Hamilton mengatakan bahwa zat-zat kimia mempengaruhi metabolisme tubuh kita yang dianalogikannya seperti sapi yang digemukkan di peternakan. Zat-zat kimia tersebut juga merusak selera serta kemampuan tubuh untuk membakar makanan.

Karena itu, mengurangi zat kimia yang masuk ke dalam tubuh akan membuat tubuh bekerja lebih baik. Anda akan menjadi lebih sehat dan tubuh Anda tidak akan menumpuk lemak. Caranya adalah dengan mengonsumsi makanan organik dan kurangi konsumsi makanan yang telah diproses, terutama yang mengandung zat-zat berbahaya, seperti lemak jenuh serta zat pewarna. Nyans serupa dengan Baillie, ’penganut’ Detox Diet lainnya, Carol Vorderman menyarankan untuk mengonsumsi sayur, buah, kacang-kacangan dan herbal selama sebulan penuh. la tidak memperbolehkan konsumsi daging, ikan, karbohidrat sederhana, dairy product, garam maupun katem.


1. Langkah Keunggulan Detox Diet

Dr. Bailie Hamilton maupun Carol Vorderman mengajak Anda untuk mengurangi kelebihan tubuh akan kalori yang berasal dari bahan-bahan kimia, serta membangun sistem penurunan berat badan yang alami, sekaligus membersihkan tubuh dari penumpukan racun-racun kimia. 

Detox Diet kemungkinan besar akan dapat membantu Anda menurunkan berat badan karena membuat Anda mengurangi asupan kalori.


2 Kekurangan Detox Diet

Detox diet umumnya sangat rendah kalori, sehingga Anda akan mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis dalam waktu singkat. Risikonya Anda akan kekurangan nutrisi karena jumlah kalori yang dikurangi terlalu dramatis. Wendy maupun Dympna Pearson, konsultan diet dan kepala Dieticians Working in Obesity Management, UK, mengatakan, “Kemungkinan besar diet ini juga sangat rendah kalsium karena hampir 50% kalsium didapatkan dari dairy product, yang dilarang dalam diet ini. Hal itu berbahaya bagi kesehatan tulang.” la pun yakin kalau tidak ada bukti yang mengatakan kalau suplemen herbal tertentu atau teh dapat mengeliminir racun dalam tubuh.


3. Langkah Sukses Detox Diet

Perbanyak minum air dan makan buah serta sayuran. Pilihlah sayuran organik bila memungkinkan. Jangan lupa untuk berolahraga secara teratur saat detoksifikasi. Tidak perlu membiarkan diri Anda kelaparan, karena diet ini bukanlah diet yang mengharuskan Anda merasa lapar. Boleh juga menambahkan suplemen seperti misalnya Detoxil, yang mengandung nutrisi untuk membantu hati (liver) membersihkan racun dan melindungi sistem imunitas Anda. Sebaiknya hindari detox diet yang ekstrim. Lakukan diet ini secara perlahan-lahan. Kemungkinan juga Anda akan mengalami rasa sakit kepala, sakit perut, sembelit atau lelah saat tubuh mengeluarkan racun.

Pastinya ada yang salah, kalau upaya penurunan berat badan yang Anda lakukan tidak juga membawa hasil. Kesalahan tersebut tentunya bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Contohnya, menurut polling yang dilakukan oleh Weight Wathcer International Inc dan American Dietetic Association, 90% wanita di Amerika Serikat berpikir mereka telah melakukan diet yang sehat. Padahal, dalam kenyataannya, hanya 1% saja yang telah melakukannya dengan betul.

Inilah beberapa alasan mengapa upaya menurunkan berat badan yang tidak kunjung berhasil, berikut solusinya:

1. Konsumsi lemak berlebihan

Memang, makanan yang mengandung lemak rasanya lebih lezat. Tak heran bila Anda sulit membatasi konsumsi lemak hingga 30% saja dari total lemak yang dibutuhkan setiap hari. Kebanyakan orang mengonsumsi lemak sesuai dengan kebutuhan tubuh setiap harinya, bahkan lebih. Padahal, penelitian membuktikan bahwa semakin banyak lemak yang dikonsumsi, semakin sedikit Anda menyerap nutrisi lainnya. Akibatnya dapat mendorong Anda untuk kelebihan berat badan.

Solusi: 

Secara umum, semakin sedikit Anda memproses makanan, semakin rendah kandungan lemak di dalamnya. Pertimbangkan makan kentang yang dipanggang daripada kentang goreng atau keripik kentang misalnya. Atau lebih baik makan roti whole wheat daripada croissant. Jika Anda suka makan salad, gunakan mayonaise atau salad dressing lainnya yang rendah lemak. Atau bila Anda penggemar gado-gado, jangan terlalu banyak mencampur sayur dengan bumbu kacang. Batasi konsumsi makanan manis-manis yang kaya lemak, sekali saja dalam seminggu. Baca label nutrisi dengan hati-hati. Ketika Anda membeli makanan kalengan, pilih yang kandungan lemaknya tidak lebih dari 3 gram per 100 kalori.


2. Tidak pernah atau jarang sarapan

Kalau Anda menghindari sarapan karena takut gemuk atau ingin menurunkan berat badan, berarti Anda salah strategi. Sarapan justru dapat menurunkan berat badan. Alasannya, kalau Anda sarapan, maka Anda tidak akan mencuri-curi makan saat berdiet. Lagi pula, melewatkan sarapan sama saja telah membuat tubuh kelaparan. Akibatnya, saat makan siang atau sore, nafsu makan Anda semakin besar. Lebih berbahaya lagi kalau makanan yang nantinya dikonsumsi adalah yang tinggi kandungan lemaknya. Selain membuat timbangan Anda berkurang, dengan sarapan Anda bisa lebih konsentrasi saat bekerja. Sebuah penelitian di University Wales, Inggris, menunjukkan kalau orang yang sarapan sereal setiap pagi, tak hanya memiliki otak yang lebih tokcer, tapi juga lebih bertingkah laku positif.

Solusi: 

Biasakan sarapan. Bekerja dengan perut kosong akan menyulitkan Anda untuk berkonsentrasi. Tapi hindari makanan yang manis-manis. Makanan jenis ini memang bisa membuat Anda merasa kenyang. Namun, dapat membuat Anda mengantuk. Untuk mengontrol selera makan, pilihlah sarapan dengan komposisi karbohidrat seimbang. Sedangkan makanan yang kaya serat seperti sayur, buah dan sereal dapat menstabilkan gula darah. Sehingga menimbulkan rasa kenyang.


3. Tidak pernah mencatat

Mungkin sebagian besar tidak terlalu menganggap penting mencatat setiap makanan yang dikonsumsinya serta kapan saja mereka makan. Baik jumlah makanan sehat seperti buah dan sayuran, maupun makanan yang jauh dari predikat sehat. Padahal, umumnya orang akan makan lebih banyak jika disuguhi dessert atau snack yang banyak mengandung gula serta lemak.

Solusi: 

Buatlah sebuah diary diet, yaitu catatan tentang konsumsi makanan Anda sehari-hari. Dengan diary diet Anda akan lebih berhati-hati setiap kali ingin memasukkan suatu makanan ke mulut Anda. Soalnya Anda harus menuliskannya di catatan Anda. Diary tersebut juga akan membantu Anda menunjuk dengan tepat situasi yang mencetuskan Anda untuk makan berlebihan. Hal tersebut dapat menuntun Anda membedakan antara makan dengan kesadaran dan makan karena nafsu.


4. Kecanduan gula

Hampir semua orang menyukai gula, karena rasanya yang manis. Itulah mengapa gula tak pernah absen dari meja makan atau dapur setiap rumah tangga di Indonesia. Minum teh atau kopi pun rasanya kurang sedap tanpa kehadiran gula di dalamnya. Nyatanya, rasa manis merupakan parameter penting yang mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk tak jarang, makanan sehat seperti yoghurt, oatmeal aneka rasa ternyata juga mengandung banyak gula.

Solusi: 

Jangan biasakan makan kue-kue manis sebagai dessert setiap kali sehabis makan. Jadikan penganan tersebut sebagai makanan istimewa yang hanya ada di akhir minggu. Baca label nutrisi untuk membatasi makanan yang mencantumkan gula sebagai salah satu bahan utama produknya. Begitu juga dengan makanan yang mengandung beberapa jenis gula seperti sukrosa, sirup jagung atau glukosa. Kurangi mengonsumsi makanan yang mengaku makanan sehat yang sebenarnya mengandung banyak gula. Serta kurangi atau bahkan sebaiknya hindari minuman bersoda, atau ganti dengan minuman bersoda yang sugar free.


5. Kurang makan kacang-kacangan dan polong-polongan

Polongan-polongan seperti misalnya kacang kedelai, kacang merah, buncis, dan lentil adalah jenis makanan yang rendah lemak, mengenyangkan, kaya akan serat, protein dan karbohidrat. Begitu juga kacang-kacangan, seperti misalnya kacang tanah dan kacang mete. Makanan ini mengandung banyak nutrisi yang sangat baik bagi wanita. Tapi sayangnya banyak dari kita yang hanya mengonsumsi polong-polongan dalam jumlah kecil.

Solusi: 

Tambahkan porsi Anda mengonsumsi polong-polongan dan kacang-kacangan. Lakukan perlahan-lahan, kurang lebih selama seminggu, untuk memberi kesempatan pada tubuh untuk menyesuaikan diri dengan perubahan penambahan serat pada diet Anda. Kalau Anda agak malas memasak, Anda bisa membeli kacang-kacangan yang siap santap. Hal yang penting adalah, perhatikan kadar sodium, garam serta cara pengolahan makanan tersebut. Supaya tidak bosan. Anda bisa meraciknya menjadi berbagai macam makanan, misalnya salad, sop, atau gado-gado, atau bubur kacang,


6. Kurang serat

Dibandingkan makan buah-buahan, sayuran atau produk-produk gandum yang kaya akan serat, karbohidrat, vitamin dan mineral, Anda mungkin lebih suka mengonsumsi cake, kue kering, dan donat yang dibuat dengan menambahkan lemak, gula, garam dan bahan additif. Padahal, makanan-makanan yang berasal dari tepung terigu ini merupakan salah satu sumber lemak jenuh terbanyak dalam diet kita.

Solusi: 

Anda bisa mengganti roti putih, mie atau cake dengan roti whole grain, sereal atau pasta. Agar rasanya lebih lezat, Anda bisa mencampurkan sereal dengan buah-buahan segar, atau roti whole wheat dengan irisan daging ayam dada dan sayuran. Kalau Anda suka ngemil, cobalah ganti camilan-camilan manis dengan buah-buahan segar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar