Kamis, 02 Juni 2022

Shalat istikharah.



Shalat istikharah ialah shalat sunnah dua raka’at untuk memohon kepada Allah untuk menentukan pilihan yang lebih baik di antara dua hal yang belum ditentukan baik buruknya. Yakni bila seseorang berhajat dan bercita-cita mengerjakan sesuatu maksud, sedang ia ragu-ragu dalam pekerjaan atau maksud tersebut, apakah dilakukan atau tidak, maka untuk memilih salah satunya untuk diteruskan atau tidak, disunahkan shalat istikharah.

Shalat istkharah dan shalat hajat dilakukan lebih utama, jika dikerjakan seperti shalat tahajud yakni di malam hari, dan dikerjakan pada waktu shalat biasa, sesudah shalat sesuai dengan sempurna kemudian terus berdo’a dan beristikaharah dan sesudah berdo’a hendaklah memilih dalam hati, mana yang cenderung dipilih hati dari dual hal itu.

Ada hadits nabi yang dikutip dari Jabir bin ‘Abdillah ra dimana beliau berkata yang artinya: 

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara atau urusan yang kami hadapi, sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Qur’an. Beliau berkata, “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdo’alah…” HR. Al-Bukhari

Hadits di atas adalah hadits yang penting. Di dalamnya Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengembalikan urusan kepada Allah jika menemui perkara atau permasalahan. Caranya adalah dengan shalat istikharah. Mengenai tata caranya, tidak berbeda dengan shalat yang lain, hanya pada niatnya yang berbeda. 

Rasulullah mengajarkan shalat istikharah dalam setiap perkara atau urusan. Jadi adalah tidak benar bahwa ada anggapan bahwa shalat istikharah hanya dilakukan ketika ada urusan yang meragukan saja.

Cara shalat istikharah: 

  1. Membaca niat shalat istikharah.
  2. Pada rakaat pertama shalat istikharah, setelah surah al-Fatihah membaca surah al-Kafirun. Dan rakaat kedua setelah al-Fatihah membaca surah al-Ikhlas. Lalu salam dan membaca do’a shalat istikharah.
  3. Do’a shalat istikharah :

Allahumma inniy astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadhlikal ‘azhim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa ‘Abdullah’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amru khairul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aaqibati amriy.

Atau:

‘Aajili amriy wa aajilihi faqdurhu liy wa yassirhu liy tsumma baarik liy fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amru syarrul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aaqibati amriy” aw qaola; fiy ‘aajili amriy wa aajilihi fashrifhu ‘anniy washrifniy ‘anhu waqdurliyl khaira haitsu kaana tsummar dhiniy.

“Ya Allah aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon karunia-Mu yang Agung. Karena Engkau Maha Mampu sedang aku tidak mampu, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti- maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti- maka jauhkanlah urusan dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja dimanapun adanya kemudian jadikanlah aku ridha dengan ketetapan-Mu itu.” Beliau bersabda: “Dia sebutkan urusan yang sedang diminta pilihannya itu.”” (HR. Al-Bukhari no. 1162)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar