Kamis, 12 Mei 2022

Waspadai Anemia Saat Hamil



Anemia pada kehamilan adalah kondisi dimana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. Selama kehamilan, volume darah seorang wanita meningkat hampir sebesar 50 persen dan konsentrasi sel darah merah bisa diencerkan.

Janin berkembang bergantung pada darah ibu. tapi jika ibu menderita anemia atau kekurangan zat besi lebih berisiko mengalami pendarahan saat melahirkan. Selain itu, mereka juga berisiko melahirkan bayi prematur dan bayi berstatus gizi kurang. Saat ini, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Waspada, Anemia Saat Hamil

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia ternyata sangat tinggi. Padahal, kondisi tersebut sangat berisiko karena membuat bayi lahir prematur, berat lahir rendah, bahkan kematian. Bagaimana mencegahnya?

Kondisi kesehatan ibu hamil adalah hal yang amat penting karena memengaruhi kondisi bayi yang akan dilahirkan. Salah satu yang mesti diwaspadai adalah terjadinya anemia atau kekurangan sel darah merah. Itu karena umumnya gejala anemia ini ringan dan sering kali ibu hamil menganggap itu hal yang sepele. Padahal, dampak anemia pada ibu hamil sangat berbahaya. 

Risikonya mulai dari bayi lahir prematur, lahir dengan berat badan rendah, hingga yang paling parah adalah kematian.

Tidak hanya kematian pada bayi, juga meningkatkan risiko kematian pada ibu dalam proses persalinan (pada kasus anemia berat). Karena itu, seyogianya agar ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sebanyak 90 butir selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia. Program suplementasi TTD ini sebenarnya sudah diberlakukan oleh pemerintah sejak 1970-an.

Namun, pada kenyataannya, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih tinggi. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada 2001 menyebut bahwa prevalensi (jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu) anemia pada wanita usia subur sebesar 40%. 

Sementara, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2010 menunjukkan 80,7% perempuan usia 10-59 tahun telah mendapatkan TTD, namun hanya 18% di antaranya yang mengonsumsi sebanyak 90 tablet. Data terbaru bahkan menyebutkan bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Itu artinya 5 dari 10 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. 

Penyebab

Kekurangan vitamin dan mineral seperti vitamin B12, asam folat, zat besi, kehilangan darah karena haemorrhoids dan lainnya dapat menyebabkan anemia pada kehamilan. Namun, kondisi ini biasanya tidak dianggap berat, kecuali pada tingkat yang terlalu rendah.

Gejala

Anemia pada ibu hamil tidak bisa dianggap sepele. Karena beresiko sekali untuk ibu-ibu hamil. Antara lain keguguran, persalinan yang lama, pendarahan pasca melahirkan, bayi lahir prematur, bahkan ada kemungkinan bayi lahir dengan cacat bawaan.
Gejala yang terasa biasanya adalah cepat lelah, kulit pucat, sering gemetar, badan sering terasa lesu dan kurang bergairah, mudah mengantuk, mata berkunang-kunang, kepala sering pusing bahkan sering merasa limbung rasanya ingin pingsan. Jika sudah tergolong anemia berat (kurang dari 6 gr/desiliter darah) merasakan nyeri dada dan pusing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar