Senin, 25 April 2022

Berkat tahajud datanglah orang dengan sekeranjang apel dan makanan.



Ialah Ubaidillah Sya’ban, S.PdI yang dilahirkan 31 tahun yang lalu di kampung Pulomerak. Masyarakat lingkungannya telah membentuknya menjadi seorang yang senantiasa kental dengan nuansa keagamaan. Mereka terbiasa melakukan kewajiban setiap hari dan tidak melalaikannya. Begitupun Ubay, panggilan akrabnya, ia juga akhirnya menjadi seorang pemuda yang shalih. 

Selain dari lingkungan yang membentuknya, yang utama adalah berasal dari kedua orangtuanya yang mengidam-idamkan memiliki keturunan yang taat dalam beribadah kepada Allah swt. Rupanya doa dan harapan orangtuanya terwujud dengan rajin dan intensnya ustadz Ubay dalam menjalankan segala kewajibannya sebagai seorang muslim. Betapa orangtuanya sangat bahagia cita-cita mereka telah terwujud.

Ia merasakan perjalanan hidupnya sesuai dengan rencana kedua orangtuanya dan rencananya. Namun, semua itu tak bisa terlepas dari campur tangan Allah. Ia senantiasa belajar dengan rajin dan doa-doa ia panjatkan tanpa henti untuk mencapai keinginan tersebut. Barangkali itulah yang menjadika kehidupannya sesuai dengan rencananya. Ia terbiasa rajin beribadah sunnah sejak SMP. 

Setiap malam ia bangun jam 03.00 dini harui untuk shalat tahajud dan dzikir malam. Sampai kini ia telah memiliki seorang anak yang mungil dan istri yang shalihah, ibadah tersebut tak ia tinggalkan. Dan ia menganggap karunia terbesar yang diberikan Allah swt kepadanya adalah memiliki keluarga yang bahagia. 

Beberapa kisah yang beliau ceritakan berkat ibadah malam diantaranya adalah dulu ia pernah punya keinginan untuk membeli tanah. Tanah yang diincar tersebut sangat strategis, tentunya harganya juga sangat mahal sehingga tidak mungkin ia mendapatkannya. Namun, berkat usahanya yang gigih dan doa-doa malamnya yang rajin akhirnya ia mendapatkan tanah tersebut. 

Ada juga kisah lain yang diceritakannya, yaitu saat keadaannya sedang pailit, mau membeli makanan saja sangat sulit dan berat karena tidak memiliki uang sama sekali. Ia sangat bingung mau mengadu kemana dan kepada siapa. Ia pasrahkan semuanya kepada Allah swt. Ia telah berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi hal tersebut. Ia kuatkan ibadah sunnah, doa-doanya, dzikir malamnya. Tak lupa di setiap tahajudnya ia selalu memohon kepada Allah swt untuk dicukupkan kebutuhannya dan dimudahkan langkah kehidupannya. Rupanya Allah swt mengetahui kondisi hambanya yang selalu setia dengan doa dan tahajudnya tersebut. Akhirnya tanpa diduga, datanglah seseorang kepadanya dengan mengantarkan sekeranjang apel dan makanan lainnya. Padahal ia sendiri tidak mengenal orang tersebut. Hal ini jelas mustahil terjadi tanpa campur tangan Allah swt. 

Pesan beliau adalah, “Segala yang ada di muka bumi ini adalah milik Allah. Tidak pantas kalau kita jauh dari-Nya. Karena kalau kita berusaha lebih dekat denganNya, maka Diapun akan berusaha lebih dekat lagi dengan kita.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar