Minggu, 06 Maret 2022

Kriteria Air yang Sehat


 



Air yang baik adalah air yang tidak berbau serta tidak mengandung polutan seperti logam berat dan zat kimia seperti kaporit atau tawas. Kriteria tersebut terdapat pada air minum dalam kemasan, tapi harus berhati-hati juga, karena tidak semua air minum dalam kemasan steril dari berbagai bakteri dan virus. Oleh karena itu, kenalilah air yang kita konsumsi.

Rumus kimia dari air putih adalah H2O. Begitu juga dengan air lainnya. Dari sisi kimiawi, air putih dan air lainnya memang memiliki rumus yang sama, namun pada kenyataannya, air putih jauh berbeda dengan air lainnya. 

Berikut adalah enam jenis air yang tidak bisa dikonsumsi karena dampak negatif yang ditimbulkannya.

• Air mentah. 

Menurut pemberitaan Network Health Channel, di dalam air mentah banyak terkandung bakteri, virus, serta parasit, yang dapat membahayakan tubuh manusia. Mengonsumsi air mentah akan sangat mudah terjangkit radang usus akut, radang viral hepatitis, typus, diare, dan infeksi parasitis. Terutama di sungai besar dan kecil, sumur, maupun waduk yang saat ini, telah terkontaminasi dengan limbah pabrik industri, limbah rumah tangga maupun pestisida, sehingga meminum air mentah akan memudahkan tubuh terserang penyakit. 

Air adalah sumber kehidupan. Mengonsumsi air putih sangat penting. Dengan tepat mengonsumsinya setiap hari tidak hanya dapat menjaga kesehatan, juga dapat mengobati penyakit.

• Air bekas kukus. 

Yang dimaksud air bekas kukus adalah sisa air yang digunakan untuk mengukus bakpao, mantau, dan lain-lain. Terutama air bekas kukus yang telah digunakan untuk mengukus berulang kali, karena kandungan Nitrat di dalamnya sangat tinggi. Jika sering mengonsumsi air seperti ini atau sisa air yang digunakan untuk memasak bubur, akan mudah keracunan Nitrat. 

Selain itu, kerak endapan pada air bekas kukus sering kali ikut masuk ke dalam tubuh, yang dapat mengakibatkan komplikasi pada pencernaan, syaraf, gangguan saluran seni, gangguan produksi sel darah, sirkulasi darah, dan lain-lain sehingga menyebabkan penuaan dini. Hal ini disebabkan karena kerak endapan air bekas kukus mengandung zat berbahaya seperti kadmium, raksa, arsenikum, aluminium, dan lain-lain.

• Air yang tidak mendidih. 

Air PDAM yang diminum adalah hasil dari proses sterilisasi dengan menggunakan klorinasi. Setelah melalui proses klorinasipun, air masih mengandung 13 substansi berbahaya, diantaranya hidrokarbon yang terhalogenasi serta khloroform yang dapat mengakibatkan kanker danatogenik (kelainan/abnormal). 

Saat suhu air dipanaskan hingga 90°C, kandungan hidrokarbon yang terhalogenasi akan meningkat dari 53 mikrogram menjadi 177 mikrogram, atau lebih dari 2 kali lipat dari standard kesehatan air minum nasional. Pakar menuturkan bahwa meminum air yang tidak mendidih dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker prostat dan kanker rectum (bagian akhir dari usus besar) 21%-38% lebih tinggi. Jika suhu air mencapai 100°C maka kedua zat berbahaya ini akan menguap mengikuti uap air dan kandungan dalam air akan berkurang drastis, jika air dibiarkan mendidih terus menerus selama 3 menit, akan lebih aman untuk dikonsumsi.

• Air matang yang dimasak kembali. 

Ada orang yang memiliki kebiasaan memasak kembali air matang yang tersisa di dalam termos, dipanaskan kembali lalu diminum, agar hemat air, hemat energi, dan hemat waktu. Tapi “penghematan” seperti ini nampaknya tidak layak dilakukan. Karena air matang yang dimasak kembali akan membuat kadar air menguap kembali, sehingga kandungan Nitrat akan meningkat, dan sering mengonsumsi air seperti ini akan meningkatkan endapan Nitrat di dalam tubuh yang mengakibatkan keracunan.

• Air minum kemasan yang beraneka ragam. 

Setelah mengetahui jenis-jenis air yang tidak boleh dikonsumsi, lalu bagaimana kita harus mengonsumsi air kemasan yang banyak beredar di pasaran? Simak penjelasan berikut! 

Air dari mata air pegunungan, air murni, air mineral, air basa lemah, mana yang sebaiknya kita minum? Dewasa ini air basa lemah menjadi semacam tren, ada semacam argumen yang mengatakan bahwa meminum air basa lemah dapat meningkatkan vitalitas pria. Bagi para dokter hal ini bukanlah akar permasalahannya, “Konsumsi air yang bertujuan untuk menjaga kadar air dalam tubuh, cukup dengan air putih.” Sementara kebutuhan akan mineral maupun nutrisi dapat diperoleh dari konsumsi bahan makanan lainnya. “Justru masalah seperti kerak endapan yang timbul di dispenser air, kerak endapan akibat memasak air berkali-kali, adalah hal-hal penting yang harus diperhatikan.” Saat ini masih terjadi perbedaan pendapat di kalangan pakar menanggapi efek manjur dari air basa lemah tersebut. Tubuh manusia memang bersifat basa lemah, namun di dalam tubuh manusia juga terdapat kemampuan biologis yang dapat mengatur keseimbangan asam dan basa, sehingga nilai pH dalam tubuh akan selalu stabil, karenanya tidak dibutuhkan penambahan air yang bersifat basa untuk menyeimbangkannya. Mengenai meningkatkan probabilitas mendapatkan anak laki-laki, sampai saat ini tidak ada dasar ilmiahnya sama sekali.

• Dalam meminum air minuman kemasan sebaiknya “teliti sebelum mengonsumsi”. 

Jenis minuman yang beredar di pasaran sangat beraneka ragam, dan banyak diantaranya yang diberi zat aditif, mineral, atau gula, dan boleh dikonsumsi sesuai dengan selera masing-masing, namun tidak semua orang bisa mengonsumsinya. Minuman susu dan jus buah murni mengandung nutrisi serta zat yang berguna dalam kadar tertentu, jika dikonsumsi dengan benar dapat dimanfaatkan sebagai tambahan dalam menu makanan sehari-hari.

Beberapa jenis minuman diberi tambahan mineral dan vitamin, yang cocok untuk dikonsumsi untuk kegiatan outdoor dan olahraga. Sementara minuman berkarbonat yang mengandung kadar gula dan pewarna dalam jumlah besar sebaiknya dikurangi.

Air di dalam tubuh memiliki peran dan fungsi penting. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa tidak sembarang air layak kita konsumsi? Ternyata air yang jernih sekali pun bukan jaminan bahwa air itu besih. Bukan hanya harus bersih, tetapi juga tidak berbau, tidak terasa asin atau payau, dan juga tidak mengandung kuman maupun senyawa yang membahayakan bagi tubuh manusia. 

Untuk mengetahui layak tidaknya air yang akan kita konsumsi, ada beberapa parameter yang harus kita perhatikan baik-baik. 

Berikut ini beberapa parameter bagi air yang layak untuk diminum.

• Parameter fisik

Air yang layak diminum tidak berbau, tidak berwarna atau jernih, tidak berasa, dan tidak panas. 

• Parameter mikrobiologis

Dalam parameter ini hanya dicantumkan coli tinja (bakteri coli yang terdapat dalam tinja) dan total coliform. Air yang mengandung coli tinja berarti telah tercemar tinja. Tinja dari seseorang penderita suatu penyakit sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air. Sementara, air yang tercemar coliform dapat mengakibatkan penyakit-penyakit pada saluran pernapasan.

• Parameter kimia

Air yang layak diminum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia seperti air raksa (Hg), arsenik (As), barium (Ba), besi (Fe), fluorida (F), kadmium (Cd), kesadahan (Ca dan CO3), klorida (Cl), kromium valensi 6, mangan (Mn), perak (Ag), pH tidak netral, selenium (Se), sianida (Cn), sulfat (SO4), sulfida (H2S), tembaga (Cu), dan timbal (Pb). Jika air tercemar oleh unsur-unsur tersebut, maka kandungan tersebut harus dalam batas yang telah ditetapkan SNI (Standar Nasional Indonesia)

• Parameter radioaktif

Zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar serta mengakibatkan kematian sel atau perubahan komposisi genetik. Sel yang rusak dapat diperbarui apabila mampu meregenerasi dan tidak mati seluruhnya. Perubahan genetis dapat menimbulkan penyakit seperti kanker dan mutasi gen. Radioaktif terdiri dari sinar alpha, beta, dan gamma yang berbeda kemampuannya dalam menembus jaringan tubuh. Sinar alpha sulit menembus kulit, beta dapat menembus kulit, dan gamma dapat menembus jaringan yang sangat dalam. Kerusakan yang terjadi ditentukan oleh intensitas sinar serta frekuensi, dan luasnya pemaparan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar