Kamis, 31 Maret 2022

6 Tahapan Syaitan Dalam Mengajak Manusia Menjadi Pengikutnya


Syaitan memiliki tahapan dalam mengajak manusia menjadi pengikut setianya. Perlahan tapi pasti dia merekrut manusia sebanyak-banyaknya agar bernasib sama dengannya. Berikut ini tahapan syaitan dalam menggoda manusia.

a. Waswasah.

Tahap pertama adalah al-waswasah atau bisikan. Dalam bahasa Arab, waswas itu juga memiliki arti suara gemericik emas dan perak. Artinya, bisikan syaitan itu disenangi manusia karena terlihat indah dan nikmat.

“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.” (An-Nas: 5)

Cara membedakan antara bisikan syaitan dan bisikan yang lain sangatlah mudah. Caranya dengan mengukur apakah bisikan itu mengajak untuk melanggar ketentuan Allah atau tidak. Walau terlihat indah, jika bisikan itu mengajak kita melewati batas larangan Allah maka itu pasti bisikan syaitan.

Waswas yang dimaksud bukanlah penyakit yang menimpa orang peragu. Yang menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berwudlu. Yang ketakutan dengan najis hingga membasuh berulang kali. Walau sebenarnya keraguan ini murni ulah syaitan.

b. Hamazah.

Tahap kedua ini mirip dengan yang pertama. Masih berupa bisikan untuk menggoda dan merayu manusia.

“Dan katakanlah, “Ya Tuhan-ku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.”” (Al-Mukminun: 97)

c. An-Nasghuh.

Dalam bahasa arah nasghoh adalah masuk diantara 2 sesuatu untuk merusaknya. Ini adalah tahapan selanjutnya setelah bisikan-bisikan kejahatan.

Mungkin kita memiliki teman akrab yang sering kita temui. Tapi suatu saat ada perasaan buruk bahwa selama ini teman itu pura-pura baik. Dia sebenarnya tidak suka kepada kita dan bermacam perasaan buruk lainnya.

Al-Qur’an mencontohkan kisah Nabi Yusuf as, ketika beliau menceritakan apa yang dilakukan saudaranya kepadanya.

“Setelah syaitan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku.” (Yusuf: 100)

Terkadang kita sering suudzon dengan teman kita. Ketika kita mengucapkan salam dan dia tidak menjawab kita langsung berprasangka buruk. Mungkin saja dia sedang ada masalah atau tidak mendengar salam kita. Jika prasangka itu mulai muncul maka cepatlah berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang kita membuat kita saling bermusuhan.

“Dan jika syaitan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah.” (Al-A’raf: 200)

d. Iztizlal.

Setelah melalui beberapa tahap di atas syaitan mulai menjadikan manusia tergelincir dari jalan kebenaran. Allah berfirman,

“Sesungguhnya mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat (pada masa lampau).” (Ali Imran: 155)

e. Al-Ghowiyah.

Tahapan selanjutnya adalah penyesatan. Coba perhatikan, dia tidak langsung menyesatkan manusia. Dia melalui berbagai tahapan. Perlahan tapi pasti, manusia yang terlepas dari Allah pasti akan terjerat dalam rayuan syaitan.

(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah Menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.” (Al-A’raf: 16)

f. Al-Muqoronah (menjadi teman).

Setelah disesatkan, hubungan antara manusia ini dengan syaitan akan semakin akrab. Syaitan mulai menjadi temannya. Bisikan-bisikan syaitan semakin mudah merasukinya. Hal-hal yang buruk ditampilkan seakan menjadi baik dan indah.

“Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman (syaitan) yang memuji-muji apa saja yang ada di hadapan dan di belakang mereka.” (Fussilat: 25)

Allah swt berfirman mengenai mereka yang berteman dengan syaitan,

“Barangsiapa menjadikan syaitan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (syaitan itu) adalah teman yang sangat jahat.” (An-Nisaa’: 38)

Kapan manusia menjadi teman syaitan?

Ketika kita mulai melupakan Allah swt. Bukankah Allah berfirman,

“Dan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan syaitan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya.” (Az-Zukhruf: 36)

Mungkin manusia merasakan berbagai kenikmatan dunia ketika berteman dengan syaitan. Namun ketika di akhirat dia akan benar-benar menyesal, tapi tak ada waktu lagi untuk merubah keadaan. Tugas syaitan telah selesai.

Tahapan selanjutnya adalah menjadi anggota partai syaitan. Tak cukup menjadi teman, syaitan juga memiliki partai. Pendirinya adalah syaitan dan anggotanya adalah orang-orang yang mau diajak bekerja sama untuk merusak anak Adam. Dan tujuan partai ini hanya satu, yaitu menyesatkan anak Adam sampai akhir masa. 

Allah berfirman,

“Mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa golongan syaitan itulah golongan yang rugi.” (Al-Mujadalah: 19)

Setelah dijadikan teman oleh syaitan, direkrut dalam partainya, kini ia menjadikan manusia yang mulai tergoda ini sebagai saudara.

Jangan pernah meremehkan perbuatan mubadzir atau menghambur-hamburkan harta yang bukan pada tempatnya karena akibatnya adalah menjadi saudara syaitan.

Setelah manusia menjadi saudara syaitan, manusia akan masuk dalam cengkeraman syaitan. Saat seorang telah masuk dalam cengkeraman syaitan, sangatlah sulit untuk lepas darinya. Karena syaitan telah menguasai jiwanya.

“Syaitan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah.” (Al-Mujadalah: 19)

Nabi Musa as pernah bertemu dengan Iblis, ia bertanya, “Hai Iblis, beritahukan kepadaku tentang dosa yang jika dilakukan oleh anak Adam maka engkau telah menguasainya?”

Iblis menjawab, “Ketika dia bangga diri, merasa banyak amal baiknya dan merasa sedikit dosa-dosanya.”

Dalam Hadits Qudsi, Allah swt pernah berfirman kepada Nabi Daud as,

“Wahai Daud, berilah kabar gembira kepada para pendosa dan berilah peringatan kepada orang-orang yang taat!”

Daud bertanya, “Ya Allah, bagaimana aku harus memberi kabar gembira kepada pendosa dan memberi peringatan kepada orang yang taat?”

Allah menjawab, “Wahai Daud, berilah kabar gembira kepada para pendosa karena aku akan mengabulkan taubat mereka. Dan berilah peringatan kepada orang yang taat karena aku tidak akan mentolerir kecongkakkan dan merasa sudah beramal di hadapan-Ku.”

Setelah syaitan menguasai jiwa seseorang, dia akan menjadi wali baginya. Dalam bahasa Arab, kata wala’ (sumber dari kata wali) adalah taat dan cinta. Karena itu, para auliya’ Allah adalah mereka yang taat dan mencintai Allah.

Sementara Allah swt berfirman untuk para auliya’ syaitan,

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Al-Baqarah: 27)

Setelah syaitan menjadi pemimpin para pengikutinya, dia menggunakan manusia-manusia ini untuk menyesatkan saudaranya yang lain. Syaitan tidak akan berhenti sampai mereka menyesatkan mereka dengan kesesatan yang jauh sehingga mereka tidak bisa kembali lagi.

Dan tahap terakhir pada serangkaian tahap di atas adalah menjadikan manusia menyembah syaitan dan tidak boleh menyembah selainnya. Jika telah sampai pada tahap ini, maka tugas syaitan telah berhasil.

“Bukankah Aku telah Memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah syaitan? Sungguh, syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu.” (Yaasin: 60)

Itulah step-step syaitan untuk menggiring manusia menjadi hambanya. Dari sini maka hendaklah laki-laki dan perempuan bersemangat untuk melakukan berbagai kebaikan. Tidak sepantasnya melarang wanita di masa haid dan nifasnya dari berbagai kebaikan lainnya karena ini merupakan tipu daya syaitan. Mereka hanya terlarang melakukan shalat, puasa, dan thawaf, sedangkan yang lainnya mereka boleh menyibukkan diri dengannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar