Minggu, 20 Februari 2022

Pempek dan Siomay, Sejarah dan Penyebarannya


 


Pempek dan siomay, dua jajanan khas yang mengenyangkan. Pempek dikenal sebagai makanan khas Palembang sedangkan siomay dikenal sebagai makanan khas Bandung. Keduanya memiliki beberapa kesamaan, antara lain: adonannya terbuat dari ikan dan tepung sagu, memiliki beberapa jenis/varian, dan dijajakan mulai dari pedagang kaki lima sampai rumah makan ternama. Sedangkan perbedaan pempek dan siomay terletak pada komposisi adonan serta saus yang digunakan sebagai teman makan jajanan tersebut. Pempek menggunakan saus cuko yang agak cair, berasa manis, asam, dan sedikit pedas. Sedangkan siomay menggunakan saus kacang atau saus tomat dan saus sambal. Varian siomay memang lebih beragam, ada siomay yang dikenal sebagai jajanan khas Bandung dan ada siomay ala dimsum. Siomay ala dimsum memiliki ciri khas sendiri ala masakan Tionghoa serta disajikan dalam klakat bambu bersama beberapa jenis dimsum lainnya, seperti hakau, bakpao, ataupun cakar masak tausi.

Menilik dari sejarah asal mula kedua jenis jajanan, baik pempek maupun siomay tak bisa dilepaskan dari pengaruh kuliner Tionghoa. Pempek diperkirakan telah ada di Palembang semenjak abad ke 16 dimana banyak perantau dari Cina datang ke Palembang. Saat itu penguasa Palembang adalah Sultan Mahmud Badaruddin II. Sejarah dikenalnya pempek sendiri ada dua versi. Versi pertama adalah pempek berasal dari kata “apek” yaitu sebutan bagi laki-laki tua keturunan Tionghoa. Dahulu banyak lelaki keturunan Tionghoa yang merantau di Palembang merasa perlu mengolah ikan yang berlimpah hasilnya. Mereka kemudian mencampur ikan dengan tepung sagu dan menjualnya keliling kota. Panggilan para penduduk yang membeli dagangan si apek, “pek-pek... beli” maka selanjutnya makanan yang dijual disebut dengan pempek. Versi kedua adalah pempek berasal dari makanan tradisional Tionghoa yang disajikan saat upacara adat tertentu. Pada tahun 1916 barulah makanan tersebut dijual oleh seseorang bernama Sipek sehingga disebut dengan pempek. Akhirnya sampai sekarang kita mengenal pempek yang terbuat dari daging ikan giling dicampur tepung sagu.

Berbeda dengan pempek, siomay merupakan produk kuliner asli Tionghoa yang diadaptasi oleh masyarakat Bandung dengan modifikasi sausnya. Siomay yang biasanya disajikan sebagai salah satu dimsum, dengan saus kecap asin yang diberi potongan cabe atau dengan saus sambal menjadi siomay dengan saus kacang. Siomay awalnya juga dibawa oleh pedagang Tionghoa dan dikenalkan sebagai dimsum (makan pagi) dan yam cha (teman minum teh). Siomay asli Tionghoa merupakan jajanan yang terbuat dari kulit pangsit yang di dalamya diisi daging babi cincang. Pada perkembangan selanjutnya, siomay di Indonesia memiliki isian sendiri yang sesuai dengan lidah dan halal yaitu daging ikan, ayam, atau sapi. Siomay Bandung yang bersaus kacang sendiri mulai dikenal sekitar tahun 1980-an dimana saat itu ada seorang ibu keturunan Tionghoa yang menang lomba membuat siomay. Siomay bikinan ibu dari Bandung tersebut bukan hanya diisikan pada kulit pangsit, tetapi juga diisikan pada pare/paria, kol/kubis, kentang, dan telur. Selanjutnya siomay berkembang menjadi batagor dimana cara memasaknya digoreng bukan dikukus.

Demikianlah sejarah adanya jajanan pempek dan siomay, keduanya sama-sama lezat dan saat ini banyak ditemui di kota-kota besar seluruh Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar