Kamis, 16 Desember 2021

SU’UL KHATIMAH DAN TANDA-TANDANYA



A. Pengertian Suul Khatimah

Suul khatimah yaitu akhir kehidupan manusia yang diliputi dan didominasi oleh perasaan was-was (ragu) terhadap keimanan atau ketergantungan terhadap kehidupan dunia yang memperdayanya. 

Manusia dalam perjalanan hidupnya kadang terjebah oleh jerat-jerat kehidupan yang nista. Ia terlena dalam buaian perhiasan duniawi. Waktu yang diamanahkan kepadanya digunakan untuk bermaksiat kepada Allah SWT . Bila kondisi yang demikian ini berlanjut hingga akhir kehidupnnya, maka ia tergolong orang-orang  yang merugi. Sebab ia akan kehilangan masa depanya yang panjang di akhirat, dan diadzab oleh Allah dengan adzab yang pedih. Inilah akhir kehidupan yang jelek ( suul khatimah).

B. Sebab sebab Suul Khatimah

Penyebab utama dari su’ul khatimah adalah kerusakan aqidah. Di antara penyebabnya juga adalah, rakus terhadap dunia, mencarinya dengan cara-cara haram, berpaling dari jalan kebaikan, serta terus-menerus melakukan perbuatan maksiat.

Tidak ada yang ingin mengalami su'ul khatimah semoga Allah melindungi kita darinya. Pada orang yang suci lahir dan batinnya pada Allah dan juga benar dalam segala ucapan dan perbuatannya maka belum pernah terjadi hal yang demikian itu pada mereka. Su'ul khatimah hanya akan dialami oleh orang yang rusak keyakinan batinnya, rusak amalannya, yang berani melakukan dosa besar dan kejahatan, sehingga bisa jadi hal itu semua akan lebih dominan padanya sampai ajal menjemputnya sebelum ia sempat bertaubat.

Untuk menghindari su’ul khatimah perlu diketahui sebab-sebab yang dapat mengantarkan manusia kepada kondisi tersebut, diantaranya :

1. Menunda Taubat.

Diantara tipu daya iblis kepada manusia adalah bisikan untuk menunda-nunda taubat kepada Allah SWT. Iblis menggodanya dengan berargumentasi “Untuk apa engkau melakukan taubat bila ngkau masih memiliki umur yang panjang”. Dan iblis akan terus melakukan propagandanya. 

2. Memperpanjang Angan-Angan.

Faktor ini merupakan penyebab manusia jatuh ke lembah kebinasaan. Dan tidak lepas dari bisikan setan yang menggodanya dengan argumentasi “engkau dapat membangun keinginan-keinginan dan membina cita-cita besar untuk menghadapi tahun-tahun mendatang, bukankah di hadapanmu masih terbentang usia yang panjang”. Sehingga dengan propaganda ini manusia tenggelam untuk memenuhi kebutuhan pribadinya , entah tercapai atau tidak, akan tetapi betapa ruginya manusia yang telah melalaikan akhiratnya demi dunianya yang hanya sebentar saja. Oleh karena itu walaupun kita mengejar kesuksesan dunia atau kegemerlapan dunia entah nanti akan tercapai atau tidak agar tidak menyesal kemudian tetaplah berpegang teguh pada tali Allah. Sehingga ia tidak terlalu mencintai dan mengutamakan dunia lebih daripada akhirat. Karenda kehidupan akhirat jauh-jauh lebih panjang dari pada kehidupan dunia, untuk menepis bisikan bisikan setan, bahwa hidup adalah waktu yang panjang untuk mengejar kesuksesan dunia saja. 

3. Senang Membiasakan Maksiat.

Pernahkah kalian lihat orang yang sudah dekat dengan ajal, ia di talkin ucapan “La ilaaha illallah” mengucapkan kalimat syahadat, akan tetapi yang keluar dari mulutnya adalah kata kata kotor, atau menyanyi, atau syair syair tertentu yang tidak ada hubungan nya dengan agama. Bahwasanya jika seseorang terbiasa melakukan maksiat atau dunia terlalu dijadikan pedoman olehnya maka setan akan selalu menguasai hati dan pikirannya bahkan sampai detik-detik akhir hayatnya. Na’udzubillah himindzalik. 

4. Bunuh Diri.

Jika seseorang terkena musibah atau hal-hal yang tidak ia inginkan terjadi padanya, kemudian ia bersabar dan mengharap pahala dari Allah, maka ia akan memperoleh pahala yang besar. Namun jika ia salah langkah dengan mengeluh dan mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri, maka sebenarnya ia telah memilih kemaksiatan dan kerugian yang sebesar-besarnya, yang mana mempercepat kemarahan Allah SWT.

Rasullullan bersabda “Orang yang mencekik dirinya berarti ia mencekik dirinya di neraka. Dan orang yang menusuk dirinya berarti menusuk dirinya di neraka.” (H.R. Bukhari).

Mudah-mudahan 4 hal diatas dapat membentengi dirikita dari bisikan bisikan syetan yang menyesatkan dan dapat mengakhri hidup kita dengan khusnul khatimah. Amiin. 

C. Tanda-tanda Su’ul Khatimah

Ada beberapa sebab Suul Khatimah yang wajib diketahui oleh setiap mukmin sehingga dapat berhati-hati darinya. Yang paling dominan adalah sibuk dengan urusan dunia, selain itu tidak istiqamah, lemah iman, rusaknya akidah, dan terus menerus dalam kemaksiatan. Karena orang yang bergelimang dalam maksiat dan umurnya panjang dalam kejahiliyaan, maka hatinya akan akrab dengan maksiat. Segala aktivitas yang dilakukan dan disukai oleh seseorang di masa hidupnya, akan hadir dalam ingatannya di saat datangnya ajal. Jika yang lebih disukainya adalah perkara ketaatan, maka ketika datangnya kematian ia akan ingat ketaatan, sebaliknya, jika ia lebih condong pada kemaksiatan, maka itulah yang akan lebih banyak muncul ketika datangnya kematian.

Hati merasa takut untuk berpisah dengan apa yang disukainya dan apa yang sudah menjadi kebiasaannya, terlebih lagi di saat genting dan terjadinya musibah. Apabila hati telah yakin akan berpisah dengan apa yang disukainya tadi, maka ia akan teringat dengannya ketika hidupnya akan berlalu. Berkata Ibnul Qayyim: "Oleh karena itu – Wallahu a'lam – sering kali orang yang akan meninggal mengucapkan apa yang disukainya dan banyak ia sebut, dan bahkan mungkin rohnya keluar dalam keadaan ia mengucapkan kalimat tadi. Banyak orang yang hobinya main catur di saat sakaratul maut mereka mengatakan "Rajanya mati", dan sebagian yang lain mendendangkan syair sampai ia meninggal, karena dahulunya ia adalah penyanyi. 

Ada seseorang yang mengabarkan kepadaku bahwa salah satu kerabatnya adalah seorang pedagang kain, di saat ajal datang mengatakan: "Kain ini bagus, sesuai untukmu, barang ini murah, menyamai ini dan itu", sampai ia meninggal dunia.

Mujahid berkata, "Tidak ada seorangpun yang akan meninggal dunia, kecuali akan akan diperlihatkan padanya teman-teman yang biasa duduk bersamanya, baik itu mereka yang hobi bermain, maupun yang gemar dzikir.

Ada orang yang hobi main catur, ketika sakaratul maut, dikatakan padanya: "Ucapkanlah Laa ilaaha illallah, maka ia mengatakan: "Rajamu", kemudian ia meninggal. Ia mengucapkan kalimat yang biasa ia katakan ketika bermain (catur) semasa hidupnya, sehingga ia mengganti kalimat tauhid dengan (Rajamu). Keadaannya tidak berbeda dengan orang yang biasa duduk dengan pecandu minuman keras, ketika ajal datang, dan ada orang yang mentalqinnya untuk mengucap syahadat, tetapi ia malah mengatakan: "Minum dan berilah aku minum), lalu iapun meninggal. Laa haula walaa quwwata illaa billaahil 'Aliyyil 'Adziim.

Demikianlah keadaan orang yang bertambah umurnya, tetapi dalam waktu yang sama bertambah keburukannya. Sehingga dalam umurnya yang dewasa keburukannya lebih banyak dibanding ketika masa kecilnya. Orang semacam ini biasanya sulit untuk bertaubat, dan tidak mendapat taufiq untuk beramal sholeh yang bisa menghapus apa yang telah ia lakukan dahulu. Dikhawatirkan ia akan mengalami su'ul khatimah sebagaimana yang terjadi pada banyak orang, yang meninggal dengan membawa kotoran. Mereka belum bersuci darinya sebelum meninggalkan dunia. Ini adalah tipu daya setan pada manusia di saat datangnya ajal, saat setan memerangi seorang hamba pada kali terakhirnya.

Dari Sa'id bin Musayyab dari ayahnya berkata: ketika Abu Thalib mendekati ajalnya, Rasulullah SAW mendatanginya, sementara di dekat Abu Thalib ada Abu Jahal bin Hisyam dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah, maka Rasulullah saw bersabda: "Wahai pamaku, ucapkanlah Laa ilaaha illallah, satu kalimat yang akan aku jadikan saksi di hadapan Allah". Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata: "Wahai Abu Thalib, apakah engkau berpaling dari ajaran Abdul Muthalib? Rasulullah tiada henti-hentinya menasehati pamannya, begitupula Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata seperti tadi, sampai pada akhirnya Abu Thalib mengucapkan bahwa ia mengikuti ajaran Abdul Muthalib dan enggan untuk mengucapkan Laa ilaaha illallah.

Diriwayatkan bahwa setan hadir di saat anak Adam sedang mengalami sakaratul maut dan ruhnya keluar, kemudian ia menawarkan padanya semua agama selain Islam. (Ia datang) dengan rupa orang yang memberi nasehat dan terpercaya seperti seorang ayah, ibu, saudara, atau teman setia, lalu berkata: "Matilah dalam keadaan Yahudi, karena ia adalah agama yang diterima di sisi Allah". Atau ia berkata: "Matilah dalam keadaan nasrani yang merupakan agama Al-Masih dan diterima di sisi Allah Ta'ala. Setan tidak henti-hentinya menyebutkan keyakinan agama yang lain dengan harapan orang tadi meninggal dengan memeluk selain Islam. Inilah tujuannya, semoga Allah melaknatnya.

Berkata Abdullah bin Ahmad bin Hambal, "Aku menghadiri saat wafatnya ayahku, Ahmad dan tanganku memegang secercah kain untuk memegang janggutnya. Beliau tidak sadar kemudian terbangun dan mengatakan dengan isyarat tangannya: "Tidak, masih belum". Beliau melakukannya berkali-kali. Maka aku katakan padanya: "Wahai ayahku, apa yang nampak olehmu ? Ayah menjawab, "Setan berdiri sambil menggigit terompahku dan mengatakan, "Wahai Ahmad, engkau telah selamat dariku", maka aku mengatakan, "Tidak, masih belum sampai aku meninggal dunia".

Al-Qurtubi berkata: "Aku mendengar guru kami Imam Abul 'Abbas Ahmad bin Umar Al-Qurtubi berkata: Aku menyaksikan saat menjelang wafatnya saudara guru kami Abu Ja'far Ahmad bin Muhammad Al-Qurtubi di Qurtubah. Dikatakan kepadanya Laa ilaaha illallah, tetapi ia mengucapkan: Tidak, tidak. Setelah ia sadar, kami mengingatkan hal tersebut padanya, maka ia menceritakan bahwa ada dua setan yang ada di sebelah kanan dan kirinya mengatakan salah satu dari keduanya membisiki: Matilah dalam keadaan yahudi, karena ia adalah sebaik-baik agama. Dan setan yang satunya berkata: Matilah dalam keadaan Nasrani, karena ia adalah sebaik-baik agama. Maka aku mengatakan pada keduanya: tidak, tidak, apakah kepadaku kalian menawarkan hal ini?"

Berkata Ibnul Jauzi, "Aku melihat sebagian orang yang beribadah dalam masa tertentu lalu berhenti, maka ada yang menyampaikan padaku bahwa orang tersebut berkata, "Aku telah beribadah pada Allah dengan ibadah yang tidak pernah dilakukan oleh siapapun juga.”

Ibnu Katsir berkata, "Maksudnya bahwa dosa, maksiat dan syahwat menghinakan pelakunya di saat kematian di tambah pelecehan setan padanya, sehingga berkumpul padanya kehinaan dan lemahnya keimanan, sehingga ia mengalami su'ul khatimah. Allah berfirman:



"Dan adalah syaithan itu tidak mau menolong manusia" (Q.S Al-Furqaan 29). 

Maka, orang yang dilalaikan hatinya dari mengingat Allah, (selalu) memperturutkan nafsunya dan melampaui batas, bagaimana mungkin diberi petunjuk agar husnul khatimah? Orang yang hatinya jauh dari Allah Azza wa Jalla, lalai dariNya, mengagungkan nafsunya, menyerahkan kepada syahwatnya, lisannya kering dari dzikir, serta anggota badannya terhalang dari ketaatan dan sibuk dengan maksiat, maka mustahil diberi petunjuk agar akhir kehidupannya baik (khusnul khatimah).

D. Tingkatan Su’ul Khatimah

1. Tingkatan terbesar dan terjelek.

Yaitu orang yang hatinya penuh dengan keraguan dan penentangan saat sakaratul maut, kemudian ia mati dalam keadaan seperti ini, Maka, hal ini akan menjadi penghalang antara dia dan Allah.

2. Tingkatan yang lebih rendah. 

Yaitu orang yang hatinya cenderung kepada urusan dunia atau keinginan syahwatnya, lalu keinginan ini tergambar di dalam hatinya saat sakaratul maut. Biasanya, seseorang meninggal dalam kondisi yang biasa ia lakoni pada kehidupan nyatanya. Jika jelek, maka akhirnya juga jelek. Semoga Allah melindungi kita dari keduanya. 

E. Menangkal Suul Khatimah

Ada beberapa hal yang menjadikan seseorang tergelincir ke dalam jerat suul khatimah.Berikut disajikan cara menangkalnya :

1. Menyegerakan taubat

Taubat artinya kembali ke jalan Allah SET dengan tekad tidak mengulangi lagi perbuatan dosanya. Taubat merupakan kewajiban setiap muslim, sebagaimana diperintahkan Allah. Rasullullah juga menjelaskan jika kita bertaubat kepada Allah maka diibaratkan sebagai bayi yag tak punya dosa(H.R. Ibnu Majah)

2. Menyederhanakan angan-angan.

Seseorang yang tidak melambungkan angan-anganya, akan bergegas beramal shalih dan mengisi usianya dengan kebajikan. Hari yang telah lewat tidak akan pernah kembali, sementara bebanpun bertambah banyak.

Rasullullah mengingatkan kita tentang 7 perkara yang dapat membentengi diri kita :

Berpaculah kamu dalam beramal shalih dengan senantiasa waspada terhadap tujuh perkara, yaitu” Apakah kamu tidak memperhatikan

• Kefaqiran yang mencelakakan

• Kekayaan yang melalaikan

• Penyakit yang merusak

• Pikun yang menghancurkan

• Mati yang disiapkan

• Dajjal seburuk-buruk makhluk ghoib yang menunggu, atau

• Kiamat yang lebih dahsyat dan mengerikan?

Adapun upaya untuk menjauhi sikap memperpanjang angan-angan adalah sebagai berikut :

a. Dzikrul maut (senantiasa ingat mati)

Senantiasa mengingat mati ini dapat menumbuhkan sikap zuhud terdahap dunia dan mendorong untuk cinta akhirat. Sehingga tidak mudah tergelincir dari hal-hal yang menyesatkan. Dari Ibnu Umar ra, ia berkata bahwa seorang laki laki dari sahabat Anshor berkata : “Siapakah orang yang paling cerdik dan paling mulia wahai Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab : “Adalah orang yang banyak mengingat mati dan menyiapkan bekal untuk itu. Itulah orang yang cerdik. Mereka pergi dengan kemuliaan dunia dan keutamaan akhirat.” (H.R. Ibnu Majah)

Dzikrul maut adalah berfikir tentang kematian atau orang orang yang telah mati. Sehingga kita akan dapat melihat bahwa orang yang kuat, memiliki harta, dapat memerintah di saat mati mereka adalah jasad yang dikuasai cacing-cacing dan mikroba, setelah kita merenungi kematian yang bisa datang kapan saja maka mempersiapkan bekal dengan menyongsong masa depan di akhirat adalah lebih utama dari pada kepentingan duniawi yaitu dengan memperbanyak amal shalih.

b. Menziarahi kubur

Ziarah kubur berfungsi sebagai peringatan langsung kepada manusia guna melunakkan dan menundukkan hatinya. Ziarah kubur dapat mengingatkan mati bagi kita seperti sabda rasul.

c. Memandikan orang mati dan mengantarkan jenazah.

d. Menziarahi orang-orang shalih

Menziarahi orang-orang shalih bukan untuk melakukan kemusrikan dengan meminta-minta di kuburan mereka, akan tetapi dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat untuk meneladani kesungguhan dan ketaatannya dalam beribadah kepada Allah.

Apakah Anda merasa khawatir atau takut membaca artikel di atas, Hasan pernah ditanya, hai Aba Sa’id, Bagaimana sebaiknya kita berbuat apakah duduk bersahabat dengan orang-orang yang suka menakut-nakuti kami, sehingga hati kami jadi melayang? Hasan menjawab : “Demi Allah, sesungguhnya kamu bertemu dengan orang-orang yang menakut-nakuti kamu sehingga kamu merasa aman, hal itu lebih baik daripada kamu bergaul dengan orang yang aman-aman saja sementara dirimu berada dalam kekhawatiran.

Setelah kita merenungkan hakikat kehidupan ini dan kita sadari bahwa hidup ini hanyalah sarana menuju kehidupan yang abadi di akhirat kelak, maka sebagai orang yang cerdas menurut rasullulah sudah seharusnyalah kita senantiasa memikirkan kehidupan setelah mati, dengan melakukan hal-hal yang terbaik, dengan tidak melupakan hal yang telah diwajibkan kepada kita. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar