Kamis, 11 November 2021

Puisi Kahlil Gibran Tentang Pernikahan

 




Pernikahan


Pernikahan adalah bersatunya dua keilahian
agar yang ketiga boleh lahir di bumi.

Pernikahan adalah bersatunya jiwa
dalam kasih yang kuat
untuk menghapuskan keterpisahan.

Pernikahan adalah kesatuan yang lebih tinggi,
yang memadukan kesatuan-kesatuan yang terpisah
di dalam dua roh.

Pernikahan adalah mata rantai emas
dalam sebuah rantai yang awalnya adalah pandangan,
dan yang akhirannya adalah kekekalan

Pernikahan adalah hujan murni yang jatuh dari langit
yang tak bernoda untuk menyuburkan
dan memberkati ladang-ladang Alam yang ilahi.

---

Berpasangan engkau telah di ciptakan,
dan selamanya engkau akan berpasanagan,
bersamalah dikau tatkala sang maut merenggut umurmu...

Ya, bahkan bersama pula kalian,
dalam ingatan sunyi Tuhan.
namun biarkanlah ada ruang antara kebersamaan itu,
tempat angin surga menari-nari di antaramu.

Berkasih-kasihlah, namun jangan membelenggu cinta
biarkanlah cinta itu bergerak senantiasa
seperti aliran sungai yang mengalir lincah
di antara kedua belahan jiwa

Saling isilah piala minumanmu,
tapi jangan saling minum dari satu piala,
saling bagilah rotimu,
tapi jangan makan dari pinggan yang sama

Bernyanyi dan menarilah bersama,
dalam segala suka cita
hanya biarkanlah masing-masing
menghayati ketunggalannya,

Tali rebana masing-masing punya hidup sendiri,
walau lagu yang sama sedang menggetarkanya
biarkanlah hatimu,
namun jangan saling menguasakannya,

Sebab hanya Tuhan kehidupan
yang mampu menggapainya
tegaklah berjajar, namun janganlah terlalu dekat
bukankah tiang-tiang candi tidak di bangun terlalu rapat?
dan pohon jati dan pohon cemara,
tidak tumbuh dalam bayangan satu dengan yang lainnya.





Kan Ku Abaikan Segala Hasratku

Kan kuabaikan segala hasratku
Agar kau tenang kan hatimu
Kupertaruhakan semua ragaku
Demi dirimu bintangku

Biarkan ku menggapaimu
Biarkan ku memanjakanmu
Dengan segala rasa yang kumiliki
Dan tak untuk menyakiti

Begitu indah rasa hasratku
Untuk memilikimu
Karena semua hanya khayalku
Apakah kan jadi milikku

Hidup ini indah
Walau takdir kadang tak ramah
Kuharus terus berlari
Sebelum nafasku berhenti
Tuk wujudkan semua mimpi
Menjelang masa depan yang kuingini

Kuingin suatu hari nanti
Bila semua mimpi hati telah kuraih
Ku ingin menghampiri dirimu lagi
Tuk memintamu menjadi pendamping diri menjadi istriku
Di hatimu akan ku labuhkan cinta terakhirku






Suami

Apakah engkau suami 
yang menganggap kesalahan-kesalahan 
yang diperbuatnya 
sebagai sah-sah saja, 
tetapi kesalahan-kesalahan 
yang diperbuat istrinya 
sebagai tidak sah?

Kalau ya, 
engkau adalah seperti orang-orang biadab 
yang sudah punah itu, yang hidup di dalam goa-goa 
dan menutupi ketelanjangan mereka 
dengan kulit binatang.

Atau apakah engkau pasangan yang setia, 
yang istrinya selalu berada di sampingnya, 
yang membagi setiap pemikiran, 
setiap pengangkatan dan setiap kemenangannya 
dengan isterinya?

Kalau ya,
engkau adalah seperti seseorang 
yang di waktu fajar berjalan di depan sebuah bangsa 
menuju tengah hari 
di mana terdapat keadilan, 
nalar, 
dan hikmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar