Senin, 08 November 2021

BEBERAPA MANFAAT DAN KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD



Qiyamul lail atau yang biasa disebut juga Sholat Tahajud atau Sholat Malam adalah salah satu ibadah yang agung dan mulia  yang disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ibadah nafilah atau ibadah sunnah. Akan tetapi bila seorang hamba mengamalkannya dengan penuh kesungguhan, maka ia memiliki banyak keutamaan. Berat memang, karena memang tidak setiap muslim sanggup melakukannya.

Banyak nash dalam Alquran dan Assunnah yang menerangkan keutamaan ibadah ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Barangsiapa menunaikannya, berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya.

Sebagaimana dalam firman-Nya: “Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79)

Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagai ibadah tathowwu’ (sunnah) bagi umat beliau.” (lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: 

“Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam).” (Muttafaqun ‘alaih)

2. Qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan calon penghuni surga.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat: 15-18).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam.” (HR Muslim No. 2478 dan 2479). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.” (HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185).

3. Siapa yang menunaikan qiyamul lail itu, dia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya.

Sebaliknya, siapa yang meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di pagi hari dalam keadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholeh.

Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan:  “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)

4. Di malam hari itu ada satu waktu dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah akan memberi sesuatu bagi orang yang meminta kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya bila ia memohon ampunan kepada-Nya.

Hal itu sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR Muslim No. 757). Dalam riwayat lain juga disebutkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26). Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu Katsir 3/54)

5. Disejukkan pandangan matanya.

Keutamaan tersebut sebagaimana dalam firman Allah swt  berikut : 

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya[1193] dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai Balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS.As-Sajdah : 16-17)

[1193] Maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur untuk mengerjakan shalat malam.

6. Mendapat derajat yang mulia.

Mereka yang mengerjakan shalat tahajud kelak di akhirat akan memperoleh tempat yang terpuji. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Israa’ ayat 79,

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.”

7. Mendapat pahala seperti pahala sedekah secara sembunyi-sembunyi.

Sebagaimana pendapat sahabat Abdullah Ibnu Mas’ud, beliau berkata, “Keutamaan shalat sunnah di waktu malam dibandingkan dengan shalat sunnah di siang hari adalah seperti sedekah secara sembunyi-sembunyi dan sedekah yang terang-terangan.”(HR.Thabrani)

Sedangkan menurut para ulama sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi lebih utama dibandingkan sedekah secara terang-terangan. Hal ini sebab sebaik-baik sedekah adalah ketika seseorang yang bersedekah tersebut tidak merasa sombong atau sedekar pamer. Dan hal itu sangat berpengaruh pada niat hatinya, sedekah tidak bernilai pahala jika niatnya adalah untuk menyombongkan diri atau pamer. Sebaliknya jika bersedekah secara sembunyi-sembunyi maka lebih aman dari sifat-sifat dan niat yang tidak baik. 

Sedekah secara sembunyi-sembunyi memiliki beberapa keutamaan diantaranya :

  • Mencegah kemarahan Allah swt. (HR. Thabrani)
  • Mendapatkan naungan oleh Allah swt yang saat itu tidak ada naungan kecuali dari Allah swt. (HR.Baihaqi) 

8. Bukti kemenangan melawan setan.

Menurut hadits riwayat Bukhari bahwa manusa tidur diikat oleh setan dengan tiga tali. Dan pada setiap talinya diikat dengan mantra setan, “Malam masih panjang, maka tidurlah.” Namun jika seseorang telah bangun mengingat Allah swt, maka tali tersebut terlepas satu. Dan bila ia berdiri kemudian mengambil air wudhu maka tali kedua lepas. Dan pada saat shalat tahajud semua tali lepas dan orang tersebut dalam kondisi segar bugar hingga hilanglah rasa malas dalam dirinya.

9. Shalat sunnah yang paling utama setelah shalat fardhu.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw, dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersadba, “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa sunnah di bulan Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat sunnah di malam hari (tahajud dan witir)”.(HR.At-Turmudzi)

10. Mendapat kamar surga yang istimewa.

Para ahli tahajud akan mendapatkan kamar khusus di surga, yaitu sebuah kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari luar. Kamar tersebut khusus bagi orang yang suka memberi makan (orang miskin), menyebarkan salam dan shalat malam saat manusia sedang tertidur. 

Hal ini dijelaskan dalam hadits riwayat Ahmad berikut, “Sesungguhnya di surga, kelak terdapat kamar yang di dalamnya terlihat dari luar dan dari dalam tampak ke luar (transparan), kemudian Abu Musa al-Asy’ari bertanya untuk siapa kamar tersebut wahai Rasulullah saw? Beliau menjawab, untuk orang yang lembut dalam bicaranya (tidak menyakiti orang lain), yang suka memberi makan orang miskin, dan bagi orang yang bangun beribadah pada Allah swt saat manusia sedang terlelap di pembaringan.” 

11. Wajahnya terlihat tampan.

Mereka yang sering melakukan shalat tahajud di malam hari wajahnya akan mempesona di siang hari dan terlihat tampan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh hadits Rasul berikut, dari Jabir berkata, Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang banyak menunaikan shalat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan di siang hari.” (HR.Ibnu Majah) 

12. Pada setiap malam terdapat waktu mustajab.

Menurut hadits Rasul, dari Jabir berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari terdapat satu waktu, tidak ada seorang Muslim yang memohon suatu kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah swt, kecuali Allah swt akan mengabulkan permohonannya. Dan itu berlangsung setiap malam.” (HR.Muslim) 

Hal ini juga sesuai dengan perintah Allah swt dalam QS.Al-baqarah ayat 45 bahwa kita dperintah Allah swt untuk memohon pertolongan kepadanya dengan sabar dan shalat.

13. Allah swt kagum padanya. 

Rasulullah saw bersabda, “Tuhan kita kagum terhadap dua orang, terhadap seorang suami yang bangun meninggalkan ranjang dan selimutnya dari pelukan istrinya untuk menunaikan shalat malam, kemudian Tuhan kita berseru,’Wahai malaikat-malaikatKu lihatlah kalian semua pada hambaKu ia beranjak dari tempat tidurnya dan dari peluka istrinya untuk menunaikan shalat (tahajud), karena ia berharap sesuatu yang Aku miliki dan mengharap belas kasihan dariKu. Juga terhadap seorang lelaki yang berperang di jalan Allah swt ketika pasukannya kalah dan kocar-kacir,, ia tidak tahu apakah ia bisa berlari, ia juga tidak tahu apakah ia bisa mundur. Tetapi ia terus maju melawan musuh sehingga tersayat bercucuran darah karena mengharap sesuatu dari Allah swt dan mengharap belas kasihan dariNya. Maka Allah swt berkata pada malaikat-malaikatNya,,’Lihatlah kalian pada hambaKu ia kembali maju ke medan perang karena mengharap sesuatu dariKu dan karena takut padaKu hingga ia bercucuran darah.” (HR.Ahmad)

14. Mendapat rahmat dari Allah swt.

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda, “Allah swt akan memberikan rahmat pada seorang suami yang bangun di malam hari untuk menunaikan shalat kemudian membangunkan istrinya, jika istri itu mengabaikan ia percikan air ke wajahnya. Dan Allah swt memberikan rahmat pada perempuan yang bangun di malam hari untuk menunaikan shalat malam, kemudian ia membangunkan suaminya, jika suaminya mengabaikan ia percikan air ke wajah suaminya dengan air.” (HR.Abu Daud)

15. Sebagai sarana penghapus dosa.

Dari Abu Umamah dar Rasulullah saw bersabda, “Tetaplah kalian untuk menunaikan shalat malam (tahajud) karena itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, dan itu merupakan cara yang paling bagus untuk mendekatkan diri pada Tuhan kalian, menghindarkan diri dari perbuatan keji, dan dapat mencegah perbuatan dosa.” (HR.at-Turmudzi)

16. Ditulis sebagai golongan yang ingat kepada Allah swt.

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah mereka berkata, Rasulullah bersabda, “Jika seorang suami membangunkan istrinya pada sutau malam dan mereka shalat malam berjama’ah walau hanya dua rakaat saja maka keduanya dicatat sebagai golongan orang-orang yang ingat pada Allah swt.” (HR.Abu Daud)

17. Dicintai Allah swt.

Dari Abdullah Ibnu Mas’ud dalam hadits marfu’nya berkata, “Tiga orang yang dicintai oleh Allah swt, seseorang yang shalat malam kemudian membaca Al-Quran dan seseorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, seolah-olah tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seorang lelaki yang berperang ketika teman-temannya berhamburan melarikan diri, ia maju menuju pertempuran.”(HR.atTurmudzi)

18. Waktu paling dekat dengan Rabbnya.

Dari Amru bin ‘Abasah ia mendengar Rasulullah saw bersabda. “Waktu yang paling dekat antara Tuhan dan hambaNya adalah pada pertengahan malam yang terakhir, jika kamu mampu untuk melakukan zikir mengingat Allah swt (dan sembahyang) pada saat itu maka lakukanlah.” (HR.at-Turmudzi)

19. Menunjukkan hamba yang bersyukur.

Dari Mughirah bin Syu’bah berkata, sesungguhnya dahulu aku melihat Rasulullah saw berdiri menunaikan shalat malam, hingga betis beliau terlihat bengkak kemudian seseorang berkata kepada beliau, wahai Rasulullah saw bukankah dosamu telah diampuni oleh Allah swt baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Kemudian beliau bersabda, “Bukankah aku harus menjadi hamba yang bersyukur.” (HR.Bukhari)

20. Memenuhi panggilan Allah swt.

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa orang-orang yang suka bertahajud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?” Beliau menjawab: “Karena mereka suka berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan cahaya-Nya.”

Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini.”

Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan sholat berjamaah.”

Al-Imam Hasan Al-Bashri juga pernah menegaskan: “Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam.” (Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid)

Inilah beberapa keutamaan dan keindahan qiyamul lail. Sungguh, akan merasakan keindahannya bagi orang yang memang hatinya telah diberi taufik oleh Allah Ta’ala, dan tidak akan merasakan keindahannya bagi siapa pun yang dijauhkan dari taufik-Nya. Mudah-mudahan, kita semua termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang diberi keutamaan menunaikan qiyamul lail secara istiqamah. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar